Buatlah sebuah cerita fabel karya mu sendiri minimal 1 setengah lembar hvs please.....
rivanyazahrashaumiMERAK YANG SOMBONG Seluruh penjuru hutan pasti mengenal Merak. Burung yang dikenal sombong akan keanggunannya, Merak memang suka menyombongkan kecantikan dan keanggunannya. Dia juga hanya ingin berteman dengan sesama Merak. Hal ini tentu saja membuat binatang lain kesal karena dianggap tidak penting. Pada hari yang ditunggu-tunggu, seekor hewan datang. Dia adalah tupai, dari hutan sebelah, dia ingin mengunjungi keluarganya di hutan ini karena sudah lama tidak berjumpa. Tupai bingung ketika melihat seekor burung dengan bulu yang indah sedang dikerumuni sekelompok harimau buas *kayak gangster aja._.* "Hei, ada apa ini? Hirimi, apa yang akan kamu lakukan terhadap burung itu?" tanya Tupai dengan polosnya. "Tupai, Merak itu telah mengata-ngatai harimau! Aku kesal, Tupai! Aku kesal! *yaoloh, udah kayak apaan aja._.*" jawab Hirimi, ketua kelompok itu. Bisa dilihat bahwa Hirimi sangat menghayati ceritanya itu. "Maka itu, sekarang biar dia yang kena batunya!" Hirimi menyeringai. "Tapi, apakah perlu dengan kekerasan?" tanya Tupai berusaha melerai. "Tentu Tupai, Merak sombong itu perlu diberi pelajaran berharga!" dari nadanya terdengar bahwa Hirimi kesal menanggapi pertanyaan Tupai. "Kamu, Tupai, berhentilah menanya-nanyai aku! Aku bosan menanggapi pertanyaanmu!" "Tidak, Hirimi. Masalah ini tidak perlu diselesaikan dengan kekerasan, biarkan Merak sadar sendiri," kata Tupai. "Orang sombong nantinya juga sabar akan sifat sombongnya," tambah Tupai. "Berisik!" gertak Hirimi. "Sudah, yuk, kawan-kawan!" Hirimi bersiap-siap menyerang Merak. Sementara Merak menampakkan tampang memelas, lalu menatap nyalang kepada Tupai. "Hei, hentikan Hirimi!" tiba-tiba Rusa datang. Kepala hutan itu melerai keributan ini. "Bagaimana hal ini bisa terjadi? Merak? Hirimi? Tupai?" tanya Rusa beruntun. "Begini, Rusa.. tadi ketika aku sedang berjalan-jalan, Hirimi dan kelompoknya mengepungku, lalu mengancamku," cerita Merak. Sekarang giliran Rusa menatap nyalang ke Hirimi, seakan minta diberi kebenaran atas cerita Merak. "Itu memang benar. Tapi, kemarin Merak mengata-ngatai keluargaku, aku jadi kesal dengannya. Dia juga menyombongkan dirinya, aku mengakui warnanya memang bagus, tetapi dia tidak perlu sombong. Sebab hal itu hanya akan membuat kami semua marah," aku Harimi. "Jadi.. Rusa.. sepertinya penjuru hutan kesal sekali dengan sifat Merak yang sombong. Minggu lalu keluargaku sudah mengadu kepadaku dan memintaku segera datang untuk menyadarkan Merak," jelas Tupai. Merak seperti tercekat, seakan tidak percaya dengan penjelasan Tupai. "Benarkah? Tapi aku tidak merasa aku menyombongkan diriku! Aku hanya menunjukkan bulu-bulu cantikku ini, kok," kilah Merak. Rusa mendelik tajam kepada Merak. "Baiklah, aku minta maaf. Aku berjanji tidak akan pamer lagi buluku, aku kira.. kalian tidak akan marah." Rusa tersenyum. "Nah, begitu, aku pegang janjimu Merak! Bila kamu melanggar, siap-siap mendapat hukuman. Hirimi, bagaimana?" Hirimi mengangguk setuju. Sementara mereka berdamai, Tupai pergi ke rumahnya untuk mengabarkan berita baik ini.
Seluruh penjuru hutan pasti mengenal Merak. Burung yang dikenal sombong akan keanggunannya, Merak memang suka menyombongkan kecantikan dan keanggunannya. Dia juga hanya ingin berteman dengan sesama Merak. Hal ini tentu saja membuat binatang lain kesal karena dianggap tidak penting.
Pada hari yang ditunggu-tunggu, seekor hewan datang. Dia adalah tupai, dari hutan sebelah, dia ingin mengunjungi keluarganya di hutan ini karena sudah lama tidak berjumpa. Tupai bingung ketika melihat seekor burung dengan bulu yang indah sedang dikerumuni sekelompok harimau buas *kayak gangster aja._.*
"Hei, ada apa ini? Hirimi, apa yang akan kamu lakukan terhadap burung itu?" tanya Tupai dengan polosnya.
"Tupai, Merak itu telah mengata-ngatai harimau! Aku kesal, Tupai! Aku kesal! *yaoloh, udah kayak apaan aja._.*" jawab Hirimi, ketua kelompok itu. Bisa dilihat bahwa Hirimi sangat menghayati ceritanya itu. "Maka itu, sekarang biar dia yang kena batunya!" Hirimi menyeringai.
"Tapi, apakah perlu dengan kekerasan?" tanya Tupai berusaha melerai.
"Tentu Tupai, Merak sombong itu perlu diberi pelajaran berharga!" dari nadanya terdengar bahwa Hirimi kesal menanggapi pertanyaan Tupai. "Kamu, Tupai, berhentilah menanya-nanyai aku! Aku bosan menanggapi pertanyaanmu!"
"Tidak, Hirimi. Masalah ini tidak perlu diselesaikan dengan kekerasan, biarkan Merak sadar sendiri," kata Tupai. "Orang sombong nantinya juga sabar akan sifat sombongnya," tambah Tupai.
"Berisik!" gertak Hirimi. "Sudah, yuk, kawan-kawan!" Hirimi bersiap-siap menyerang Merak. Sementara Merak menampakkan tampang memelas, lalu menatap nyalang kepada Tupai.
"Hei, hentikan Hirimi!" tiba-tiba Rusa datang. Kepala hutan itu melerai keributan ini. "Bagaimana hal ini bisa terjadi? Merak? Hirimi? Tupai?" tanya Rusa beruntun.
"Begini, Rusa.. tadi ketika aku sedang berjalan-jalan, Hirimi dan kelompoknya mengepungku, lalu mengancamku," cerita Merak.
Sekarang giliran Rusa menatap nyalang ke Hirimi, seakan minta diberi kebenaran atas cerita Merak. "Itu memang benar. Tapi, kemarin Merak mengata-ngatai keluargaku, aku jadi kesal dengannya. Dia juga menyombongkan dirinya, aku mengakui warnanya memang bagus, tetapi dia tidak perlu sombong. Sebab hal itu hanya akan membuat kami semua marah," aku Harimi.
"Jadi.. Rusa.. sepertinya penjuru hutan kesal sekali dengan sifat Merak yang sombong. Minggu lalu keluargaku sudah mengadu kepadaku dan memintaku segera datang untuk menyadarkan Merak," jelas Tupai.
Merak seperti tercekat, seakan tidak percaya dengan penjelasan Tupai. "Benarkah? Tapi aku tidak merasa aku menyombongkan diriku! Aku hanya menunjukkan bulu-bulu cantikku ini, kok," kilah Merak.
Rusa mendelik tajam kepada Merak.
"Baiklah, aku minta maaf. Aku berjanji tidak akan pamer lagi buluku, aku kira.. kalian tidak akan marah."
Rusa tersenyum. "Nah, begitu, aku pegang janjimu Merak! Bila kamu melanggar, siap-siap mendapat hukuman. Hirimi, bagaimana?" Hirimi mengangguk setuju.
Sementara mereka berdamai, Tupai pergi ke rumahnya untuk mengabarkan berita baik ini.