"Selamat, Kay!" Aku tersenyum sambil membalas jabatan tangan saudara kembarku, Kayla.
"Terima kasih, Kay," balasku. Kayla hanya tersenyum lebar.
"Jadi, apa yang kau dapatkan dari jerih payahmu 3 jam belakangan?" Kayla dengan penasaran mencoba mengintip isi kotak yang sedang kupegang. Aku dengan cepat menjauhkan kotak itu dari mata jelalatan Kayla.
"Oh, ayolah Kayra..." rengeknya. Aku menggeleng kuat-kuat.
"Yang menang lomba aku atau kau?" tanyaku setengah jengkel. Kayla makin menekuk wajahnya. Aku menghela nafas melihat kelakuan Kayla yang kekanak-kanakkan.
"Kau sungguh ingin tahu apa isinya?" tanyaku akhirnya. Dan seketika mata Kayla berbinar dan mengangguk semangat. "Kau janji tidak akan banyak tanya nanti kan?" Kini matanya memandangku heran. "Mari ikut aku."
Kayla mengikuti langkahku hingga 15 menit ke depan. Kini kami tiba di sebuah panti asuhan dengan tulisan "Panti Asuhan Kasih Sayang". Kayla makin memandangku heran. Bibirnya membuka namun aku langsung memberinya isyarat untuk masuk terlebih dahulu. Ia hanya mengangkat bahunya dan masuk ke dalam bangunan.
Tiba-tiba seorang anak kecil menyerbu Kayla di depanku. Ia memeluk Kayla dan melompat ke gendongannya. Untung Kayla cukup sigap menopang anak itu.
"Kak Kayra! Kakak lama sekali datangnya," ujar anak itu sambil menatap Kayla manja. Sementara Kayla hanya diam mematung. Aku terkekeh dan segera menghampiri mereka.
"Amanda, sini!" ujarku sambil melambaikan tangan. Amanda - anak kecil itu menghampiriku dengan wajah penuh tanda tanya. "Perkenalkan, dia kembaran kakak. Namanya Kak Kayla. Ayo berjabat tangan," ujarku sambil mengarahkan tangan mungil Amanda ke tangan Kayla. Kini bisa kulihat senyuman Kayla mulai terbit.
"Kakak ada perlu sebentar dengan Kak Kayla. Kamu bawa dulu ya cupcake ini untukmu dan teman-teman lain," perintahku sambil menyodorkan kotak tadi. Amanda mengangguk lalu berlari masuk.
"Kayra..." aku menoleh. Kudapati Kayla menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan. "Jadi..."
"Sekarang kamu sudah tahu, bukan?" tanyaku sambil tersenyum. "Seminggu yang lalu aku bertemu Amanda di jalan. Ia begitu pucat dan dingin waktu itu. Jadi aku memberinya bekal sekolahku dan ia mengajakku kesini," ceritaku sambil menatap langit. "Aku mulai sering kesini. Setiap pulang sekolah. Maaf aku berbohong padamu selama ini. Karena setahuku, kau tidak pernah mau peduli meskipun saat itu ada seorang pengemis kecil di pinggir jalan yang kau lewati. Jadi, Kayla, kuharap kau mau berubah dengan keputusanku membawamu kesini. mereka butuh seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesah mereka dan menemani hari-hari mereka." Aku menatap Kayla. menanti reaksinya.
"Kayra, maafkan aku," Kayla menyerbuku dengan pelukannya. "Mulai sekarang, aku akan mulai berusaha peduli dengan sesama dan mencontoh perbuatan muliamu. Terima kasih," ucapnya dengan air mata. Aku tersenyum dan kami berpelukan diiringi matahari yang tenggelam.
semoga membantu^^
1 votes Thanks 0
HagiaShoffiA
Suatu hari, Ifa dan Faza sedang jajan di kantin. Ifa merogoh sakunya untuk membayar. Tiba-tiba matanya membesar. Ifa lupa membawa uang saku. Faza menoleh, "Ada apa, Ifa? Apakah ada yang tidak beres?" Ifa memakan es krimnya. "Mm...aduh, aku lupa bawa uang saku, Za. Besok saja ya aku jajannya. Hehe..." kata Ifa sambil mngembalikan es krim vanilla-nya. "Nggak usah, Fa. Sini, aku bayarin. Nggak papa kok. Toh ya kita juga harus berbagi dengan sesama." Faza mengambil es krim yang tadi dikembalikan Ifa. "T..tapi.." "Sudah, aku ikhlas kok. Ayo, kita makan di kelas." kata Faza sambil membayar es krim vanilla Ifa. Ifa tersenyum, "Terimakasih Faza.." " Oke, sama-sama" Faza mengedipkan sebelah matanya.
Verified answer
Belajarlah Untuk Peduli"Selamat, Kay!" Aku tersenyum sambil membalas jabatan tangan saudara kembarku, Kayla.
"Terima kasih, Kay," balasku. Kayla hanya tersenyum lebar.
"Jadi, apa yang kau dapatkan dari jerih payahmu 3 jam belakangan?" Kayla dengan penasaran mencoba mengintip isi kotak yang sedang kupegang. Aku dengan cepat menjauhkan kotak itu dari mata jelalatan Kayla.
"Oh, ayolah Kayra..." rengeknya. Aku menggeleng kuat-kuat.
"Yang menang lomba aku atau kau?" tanyaku setengah jengkel. Kayla makin menekuk wajahnya. Aku menghela nafas melihat kelakuan Kayla yang kekanak-kanakkan.
"Kau sungguh ingin tahu apa isinya?" tanyaku akhirnya. Dan seketika mata Kayla berbinar dan mengangguk semangat. "Kau janji tidak akan banyak tanya nanti kan?" Kini matanya memandangku heran. "Mari ikut aku."
Kayla mengikuti langkahku hingga 15 menit ke depan. Kini kami tiba di sebuah panti asuhan dengan tulisan "Panti Asuhan Kasih Sayang". Kayla makin memandangku heran. Bibirnya membuka namun aku langsung memberinya isyarat untuk masuk terlebih dahulu. Ia hanya mengangkat bahunya dan masuk ke dalam bangunan.
Tiba-tiba seorang anak kecil menyerbu Kayla di depanku. Ia memeluk Kayla dan melompat ke gendongannya. Untung Kayla cukup sigap menopang anak itu.
"Kak Kayra! Kakak lama sekali datangnya," ujar anak itu sambil menatap Kayla manja. Sementara Kayla hanya diam mematung. Aku terkekeh dan segera menghampiri mereka.
"Amanda, sini!" ujarku sambil melambaikan tangan. Amanda - anak kecil itu menghampiriku dengan wajah penuh tanda tanya. "Perkenalkan, dia kembaran kakak. Namanya Kak Kayla. Ayo berjabat tangan," ujarku sambil mengarahkan tangan mungil Amanda ke tangan Kayla. Kini bisa kulihat senyuman Kayla mulai terbit.
"Kakak ada perlu sebentar dengan Kak Kayla. Kamu bawa dulu ya cupcake ini untukmu dan teman-teman lain," perintahku sambil menyodorkan kotak tadi. Amanda mengangguk lalu berlari masuk.
"Kayra..." aku menoleh. Kudapati Kayla menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan. "Jadi..."
"Sekarang kamu sudah tahu, bukan?" tanyaku sambil tersenyum. "Seminggu yang lalu aku bertemu Amanda di jalan. Ia begitu pucat dan dingin waktu itu. Jadi aku memberinya bekal sekolahku dan ia mengajakku kesini," ceritaku sambil menatap langit. "Aku mulai sering kesini. Setiap pulang sekolah. Maaf aku berbohong padamu selama ini. Karena setahuku, kau tidak pernah mau peduli meskipun saat itu ada seorang pengemis kecil di pinggir jalan yang kau lewati. Jadi, Kayla, kuharap kau mau berubah dengan keputusanku membawamu kesini. mereka butuh seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesah mereka dan menemani hari-hari mereka." Aku menatap Kayla. menanti reaksinya.
"Kayra, maafkan aku," Kayla menyerbuku dengan pelukannya. "Mulai sekarang, aku akan mulai berusaha peduli dengan sesama dan mencontoh perbuatan muliamu. Terima kasih," ucapnya dengan air mata. Aku tersenyum dan kami berpelukan diiringi matahari yang tenggelam.
semoga membantu^^
Ifa merogoh sakunya untuk membayar. Tiba-tiba matanya membesar. Ifa lupa membawa uang saku.
Faza menoleh, "Ada apa, Ifa? Apakah ada yang tidak beres?" Ifa memakan es krimnya.
"Mm...aduh, aku lupa bawa uang saku, Za. Besok saja ya aku jajannya. Hehe..." kata Ifa sambil mngembalikan es krim vanilla-nya.
"Nggak usah, Fa. Sini, aku bayarin. Nggak papa kok. Toh ya kita juga harus berbagi dengan sesama." Faza mengambil es krim yang tadi dikembalikan Ifa.
"T..tapi.."
"Sudah, aku ikhlas kok. Ayo, kita makan di kelas." kata Faza sambil membayar es krim vanilla Ifa.
Ifa tersenyum, "Terimakasih Faza.."
" Oke, sama-sama" Faza mengedipkan sebelah matanya.
Trims. Semoga membantu