Hikayat adalah salah satu dari cerita rakyat yang berasal dari Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya
Pembahasan
Sinopsis adalah ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu. Sinopsis disebut juga dengan ringkasan atau abstraksi.
Kesimpulan
Ringkasan Hikayat Si Miskin
Pada zaman dahulu kala di negeri antah berantah yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Maharaja Indera Dewa, hiduplah sepasang suami istri yang sangat miskin. Si Miskin sebenarnya adalah seorang raja yang dikutuk oleh Batara Indera hingga seperti itu.
Pada suatu hari, raja-raja, menteri, hulubalang, dan rakyat sedang menghadap baginda raja. Si Miskin juga ingin datang menghadap. Sebelum menemui raja, orang-orang yang melihatnya tertawa dan melemparinya dengan batu dan kayu hingga badannya penuh darah. Baginda raja yang mendengarnya bertanya ada apa. Kemudian baginda raja memerintahkannya untuk diusir. Orang-orang pun mengusirnya hingga ke tepi hutan, tempat di mana ia bermalam akhirnya.
Ketika siang hari, si miskin pergi ke kampung untuk mencari rejeki. Tetapi sesampainya di kampung, orang-orang mengusirnya dengan kayu. Si miskin berlari ke pasar, tetapi di pasar, ia pun dilempari batu hingga tubuhnya penuh darah. Sepanjang jalan si miskin menangis dan kesakitan. Hingga akhirnya ia sampai di tempat pembuangan sampah dan menemukan sepotong ketupat yang sudah basi dan ruas tebu. Dimakanlah ketupat tersebut oleh sepasang suami istri tersebut dan sebagi penghilang dahaga, diminumlah ruas tebu tersebut.
Tak berapa lama, istri si miskin hamil tiga bulan. Sang istri ingin sekali makan buah tempelam (mangga) yang ditanam di taman raja. Segera si miskin menolaknya dan istrinya menangis karena menginginkan buah tersebut. Si miskin berjanji akan membawakan buah tersebut, dan istrinya pun berhenti menangis.
Si miskin pergi ke pasar dan menemui pedagang buah, meminta buah tempelam yang busuk untuk istrinya yang sedang hamil. Orang-orang yang biasanya mengusir dan memukulinya, merasa kasihan. Mereka tidak hanya memberikan buah tepelam, tetapi juga nasi, bahan pakaian, dan buah-buahan. Ketika sesampainya di rumah, ia menceritakan apa yang ia peroleh dari pasar.Istrinya menangis menolak semua pemberian itu. Istrinya hanya menginginkan buah tempelam yang ditanam di taman raja.
Karena tidak tahan dengan istrinya, si miskin nekat menghadap Maharaja Indera Dewa yang saat itu sedang mengadakan pertemuan. Si miskin meminta buah tempelam yang sudah jatuh untuk istrinya. Raja memberikannya setangkai. Ketika ia sampai di rumah, istrinya sangat senang.
Tiga bulan kemudian, sang istri menginginkan buah nangka yang ditanam di taman raja. Si miskin pun pergi menghadap baginda raja dan bersujud memohon buah nangka. Baginda raja pun memberikannya.
Hingga akhirnya sang istri melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Mereka memberinya nama Markaromah, yang artinya anak di dalam kesukaran.
Kemudian si miskin ingin membangun rumah untuk mereka bertiga. Ketika ia menggali tanah untuk menancapkan tiang, ia menemukan telaju yang berisi banyak emas.
Pelajari lebih lanjut
Sinopsis Hikayat Bunga Kemuning, dapat dilihat di:
Verified answer
Ringkasan Hikayat Si Miskin
Jawaban
Pendahuluan
Hikayat adalah salah satu dari cerita rakyat yang berasal dari Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya
Pembahasan
Sinopsis adalah ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu. Sinopsis disebut juga dengan ringkasan atau abstraksi.
Kesimpulan
Ringkasan Hikayat Si Miskin
Pada zaman dahulu kala di negeri antah berantah yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Maharaja Indera Dewa, hiduplah sepasang suami istri yang sangat miskin. Si Miskin sebenarnya adalah seorang raja yang dikutuk oleh Batara Indera hingga seperti itu.
Pada suatu hari, raja-raja, menteri, hulubalang, dan rakyat sedang menghadap baginda raja. Si Miskin juga ingin datang menghadap. Sebelum menemui raja, orang-orang yang melihatnya tertawa dan melemparinya dengan batu dan kayu hingga badannya penuh darah. Baginda raja yang mendengarnya bertanya ada apa. Kemudian baginda raja memerintahkannya untuk diusir. Orang-orang pun mengusirnya hingga ke tepi hutan, tempat di mana ia bermalam akhirnya.
Ketika siang hari, si miskin pergi ke kampung untuk mencari rejeki. Tetapi sesampainya di kampung, orang-orang mengusirnya dengan kayu. Si miskin berlari ke pasar, tetapi di pasar, ia pun dilempari batu hingga tubuhnya penuh darah. Sepanjang jalan si miskin menangis dan kesakitan. Hingga akhirnya ia sampai di tempat pembuangan sampah dan menemukan sepotong ketupat yang sudah basi dan ruas tebu. Dimakanlah ketupat tersebut oleh sepasang suami istri tersebut dan sebagi penghilang dahaga, diminumlah ruas tebu tersebut.
Tak berapa lama, istri si miskin hamil tiga bulan. Sang istri ingin sekali makan buah tempelam (mangga) yang ditanam di taman raja. Segera si miskin menolaknya dan istrinya menangis karena menginginkan buah tersebut. Si miskin berjanji akan membawakan buah tersebut, dan istrinya pun berhenti menangis.
Si miskin pergi ke pasar dan menemui pedagang buah, meminta buah tempelam yang busuk untuk istrinya yang sedang hamil. Orang-orang yang biasanya mengusir dan memukulinya, merasa kasihan. Mereka tidak hanya memberikan buah tepelam, tetapi juga nasi, bahan pakaian, dan buah-buahan. Ketika sesampainya di rumah, ia menceritakan apa yang ia peroleh dari pasar.Istrinya menangis menolak semua pemberian itu. Istrinya hanya menginginkan buah tempelam yang ditanam di taman raja.
Karena tidak tahan dengan istrinya, si miskin nekat menghadap Maharaja Indera Dewa yang saat itu sedang mengadakan pertemuan. Si miskin meminta buah tempelam yang sudah jatuh untuk istrinya. Raja memberikannya setangkai. Ketika ia sampai di rumah, istrinya sangat senang.
Tiga bulan kemudian, sang istri menginginkan buah nangka yang ditanam di taman raja. Si miskin pun pergi menghadap baginda raja dan bersujud memohon buah nangka. Baginda raja pun memberikannya.
Hingga akhirnya sang istri melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Mereka memberinya nama Markaromah, yang artinya anak di dalam kesukaran.
Kemudian si miskin ingin membangun rumah untuk mereka bertiga. Ketika ia menggali tanah untuk menancapkan tiang, ia menemukan telaju yang berisi banyak emas.
Pelajari lebih lanjut
Sinopsis Hikayat Bunga Kemuning, dapat dilihat di:
brainly.co.id/tugas/8984014
Ciri-ciri hikayat, dapat dilihat di:
brainly.co.id/tugas/2021111
Karakteristik hikayat, dapat dilihat di:
brainly.co.id/tugas/8488762
-----------------------------
Detil Jawaban
Kelas: X
Mapel: Bahasa Indonesia
Bab: Melestarikan Nilai Kearifan Lokal Melalui Cerita Rakyat (Bab 4)
Kode: 10.1.4
Kata Kunci: Cerita rakyat, hikayat, Hikayat Si Miskin, ringkasan Hikayat Si Miskin
Catatan: Bila kurang ringkas, silahkan diringkas sendiri tanpa mengurangi poin-poin penting dari hikayat tersebut.