myrarahmadian
"Bencana Alam" Dalam Hangat pelukan mentari. Diri terbalut mendung keresahan. Resah bila bumi tak sudi lagi dipijak. Resah jika laut tak mampu lagi memikul airnya. Resah jika gunung tak sanggup lagi berdiri tegak.
Air mata ini belum lagi kering. Puing-puing derita masih tercicir disepanjang jalan. Terdengar lagi jeritan saudaraku disana. Terdengar lagi jeritan teman-temanku disana. Terdengar lagi jeritan para sahabat-sahabatku disana. Bencana, bencana dan bencana...
Tak henti-hentinya menggoreskan duka. Apakah ini suatu cobaan? Ataupun Peringatan? Ataukah azab Tuhan? Fikirkanlah.. Renungkan lah.. Dan bertaubatlah selagi mentari pagi masih memanancar sinarnya..
stephanhutasoit HUKUMAN TUHAN Jangan kau sangka air yang menyerang itu Adalah keputusan tuhan yang kejam Hingga kau salahkan Tuhan Saat bergelimang nyawa melayang membubung awan
Kala itu, kau telah lupa Alam mu adalah alam yang telah tercipta dari kekosongan Dicipta sebagai sahabat kehidupan Ketika itu kau pun lupa Tangan tangan jahilmu merenggut kelestariannya
Masihkah kau lupa pohon pohon yang kau tebang Hingga hutan berubah tandus dalam kegersangan Masihkah kau lupa tentang sampah yang terbuang Hingga sungaimu keruh dalam kotoran ingatlah wahai sahabat Untuk sadar tentang pentingnya lingkungan Tak perlu menunggu banjir menjemput Karena Cukuplah yang terjadi Menjadi peringatan dari TUhan
Dalam Hangat pelukan mentari.
Diri terbalut mendung keresahan.
Resah bila bumi tak sudi lagi dipijak.
Resah jika laut tak mampu lagi memikul airnya.
Resah jika gunung tak sanggup lagi berdiri tegak.
Air mata ini belum lagi kering.
Puing-puing derita masih tercicir disepanjang jalan.
Terdengar lagi jeritan saudaraku disana.
Terdengar lagi jeritan teman-temanku disana.
Terdengar lagi jeritan para sahabat-sahabatku disana.
Bencana, bencana dan bencana...
Tak henti-hentinya menggoreskan duka.
Apakah ini suatu cobaan?
Ataupun Peringatan?
Ataukah azab Tuhan?
Fikirkanlah..
Renungkan lah..
Dan bertaubatlah selagi mentari pagi masih memanancar sinarnya..
Maaf kalo jelek
Jangan kau sangka air yang menyerang itu
Adalah keputusan tuhan yang kejam
Hingga kau salahkan Tuhan
Saat bergelimang nyawa melayang membubung awan
Kala itu, kau telah lupa
Alam mu adalah alam yang telah tercipta dari kekosongan
Dicipta sebagai sahabat kehidupan
Ketika itu kau pun lupa
Tangan tangan jahilmu merenggut kelestariannya
Masihkah kau lupa pohon pohon yang kau tebang
Hingga hutan berubah tandus dalam kegersangan
Masihkah kau lupa tentang sampah yang terbuang
Hingga sungaimu keruh dalam kotoran
ingatlah wahai sahabat
Untuk sadar tentang pentingnya lingkungan
Tak perlu menunggu banjir menjemput
Karena Cukuplah yang terjadi
Menjadi peringatan dari TUhan