Raden Inu : “ Terima kasih kek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.”
Kakek : “ Pergilah anak muda, hati-hati dalam perjalananmu.”
Raden Inu : “ Baiklah kek.”
Setelah berjalan berhari-hari sampailah Raden Inu di desa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dia bertemu dengan Candra Kirana. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu.
Raden Inu : “ Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat di
sana untuk sementara waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air.
Aku merasa lelah sekali setelah berjalan sejauh ini.”
( Menghampiri pondok itu) “ Permisi!!…”
Kirana : “ Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu : (Terkejut) “ Itukah kamu….Candra Kirana?”
Kirana : “ Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu : “ Ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku mencarimu. Sekarang ayo
kita pulang, ayahmu sudah menunggumu.”
Kirana : “ Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyelamatkanku.”
Dari dalam rumah terdengar suara nenek memanggil Kirana.
Nenek : “ Siapa, Kirana?”
Kirana : “ Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan
waktu itu. Dia menjemput Kirana untuk pulang. Tapi, Kirana tidak
tega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek : “ Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan
keluargamu.”
Raden Inu : “ Begini saja, Nenek akan kita bawa ke Istana dan hidup bersama kita
bila kita nanti menikah. Nenek, ayo kita pergi ke Kerajaan Daha.”
Akhirnya Raden Inu memboyong Candra Kirana beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.
Jawaban:
Raden Inu : “ Terima kasih kek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.”
Kakek : “ Pergilah anak muda, hati-hati dalam perjalananmu.”
Raden Inu : “ Baiklah kek.”
Setelah berjalan berhari-hari sampailah Raden Inu di desa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dia bertemu dengan Candra Kirana. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu.
Raden Inu : “ Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat di
sana untuk sementara waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air.
Aku merasa lelah sekali setelah berjalan sejauh ini.”
( Menghampiri pondok itu) “ Permisi!!…”
Kirana : “ Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu : (Terkejut) “ Itukah kamu….Candra Kirana?”
Kirana : “ Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu : “ Ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku mencarimu. Sekarang ayo
kita pulang, ayahmu sudah menunggumu.”
Kirana : “ Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyelamatkanku.”
Dari dalam rumah terdengar suara nenek memanggil Kirana.
Nenek : “ Siapa, Kirana?”
Kirana : “ Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan
waktu itu. Dia menjemput Kirana untuk pulang. Tapi, Kirana tidak
tega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek : “ Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan
keluargamu.”
Raden Inu : “ Begini saja, Nenek akan kita bawa ke Istana dan hidup bersama kita
bila kita nanti menikah. Nenek, ayo kita pergi ke Kerajaan Daha.”
Akhirnya Raden Inu memboyong Candra Kirana beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.