Cerita Pengalaman Mudik Lebaran ke Kampung Halaman
Mobil yang ku kendarai melaju di jalur Tol Cikampek yang cukup lenggang. Malam itu, beberapa hari sebelum lebaran kami sekeluarga mudik dari Jakarta menuju Purworejo kampung Ibuku. Ya, kami tahun ini mudik setelah tahun lalu absen mudik dan memutuskan berlebaran di Jakarta saja.
Rasanya ada yang hilang saat tahun lalu kami sekeluarga tidak mudik. Ada sebuah momen yang terlewatkan, seperti di mana semua anggota keluarga besar bisa berkumpul lengkap mulai dari eyang kakung, pakde, sampai cicit. Semuanya numplek saat hari yang fitri tiba, kami pergi salat Id bersama-sama dan pulangnya ikut keliling kampung ibuku untuk bermaaf-maafan dengan tetangga. Ada teman-teman sebaya ibu semasa sekolah yang masih tinggal di desa, ada pakde yang merawat sawah, juga eyang yang sudah renta tapi masih terlihat sehat di penghujung usianya.
Bagiku lebaran bukan sekadar kumpul dan maaf-maafan saja, kami juga bisa makan masakan eyang. Ketupat opor, semur daging, dan ada soto khas di kampung yang dimakan dengan potongan ketupat, tahu, tauge, lalu sambal dan kerupuk emping. Kapan lagi kan saat-saat seperti bisa ada? Hanya saat lebaran saja.
Bukan cuma makanannya yang pasti bikin kangen. Mudik saat lebaran adalah kesempatan untuk menikmati suasana pedesaan dengan hamparan sawah hijau di kanan dan kiri saat bersepeda. Aku juga bisa melihat kesibukan orang desa yang beternak ayam maupun kambing di dekat rumah eyang.
Ohya banyak yang beda dari lebaran tahun ini, terutama karena perjalananku mengendarai mobil terasa lebih singkat berkat adanya Tol Trans Jawa. Biasanya bisa belasan jam untuk mencapai Purworejo dari Jakarta saat mudik, belum lagi macet-macetan di jalur Pantura dan banyak membuang waktu berhenti untuk makan, salat dan sekalian membeli oleh-oleh.
Paragraf 1: Pada saat libur sekolah Idul Fitri kemarin saya dan keluarga saya pergi ke pantai. Kami ke selatan dengan menunggangi mobil pada pukul 7 pagi. Perjalanannya sangat cukup melelahkan lantaran jarak Pantai dan Rumah kami sekitar 25 km.
Paragraf 2: Angin di pantai berhembus membuat suasana sejuk meski terik matahari cukup panas saat itu. Rasa lelah pun hilang. Dan angin sepoi-sepoi membuat saya dan keluarga saya merasa gembira dan menikmati keindahaan alam tempat tersebut.
Paragraf 3: Saya sangat senang sekali bisa Piknik bersama keluarga saya di Pantai. Kami sangat menikmati melihat ombak menyerbu saat berdiri di bibir Pantai sambil melihat Sunseet yang indah.
Paragraf 4: Kami sengaja tidak membawa bekal saat Piknik, lantaran saya dan keluarga ingin sekali mencicipi masakan khas di pantai dimana tempat kami Piknik.
Jawaban:
Cerita Pengalaman Mudik Lebaran ke Kampung Halaman
Mobil yang ku kendarai melaju di jalur Tol Cikampek yang cukup lenggang. Malam itu, beberapa hari sebelum lebaran kami sekeluarga mudik dari Jakarta menuju Purworejo kampung Ibuku. Ya, kami tahun ini mudik setelah tahun lalu absen mudik dan memutuskan berlebaran di Jakarta saja.
Rasanya ada yang hilang saat tahun lalu kami sekeluarga tidak mudik. Ada sebuah momen yang terlewatkan, seperti di mana semua anggota keluarga besar bisa berkumpul lengkap mulai dari eyang kakung, pakde, sampai cicit. Semuanya numplek saat hari yang fitri tiba, kami pergi salat Id bersama-sama dan pulangnya ikut keliling kampung ibuku untuk bermaaf-maafan dengan tetangga. Ada teman-teman sebaya ibu semasa sekolah yang masih tinggal di desa, ada pakde yang merawat sawah, juga eyang yang sudah renta tapi masih terlihat sehat di penghujung usianya.
Bagiku lebaran bukan sekadar kumpul dan maaf-maafan saja, kami juga bisa makan masakan eyang. Ketupat opor, semur daging, dan ada soto khas di kampung yang dimakan dengan potongan ketupat, tahu, tauge, lalu sambal dan kerupuk emping. Kapan lagi kan saat-saat seperti bisa ada? Hanya saat lebaran saja.
Bukan cuma makanannya yang pasti bikin kangen. Mudik saat lebaran adalah kesempatan untuk menikmati suasana pedesaan dengan hamparan sawah hijau di kanan dan kiri saat bersepeda. Aku juga bisa melihat kesibukan orang desa yang beternak ayam maupun kambing di dekat rumah eyang.
Ohya banyak yang beda dari lebaran tahun ini, terutama karena perjalananku mengendarai mobil terasa lebih singkat berkat adanya Tol Trans Jawa. Biasanya bisa belasan jam untuk mencapai Purworejo dari Jakarta saat mudik, belum lagi macet-macetan di jalur Pantura dan banyak membuang waktu berhenti untuk makan, salat dan sekalian membeli oleh-oleh.
Penjelasan:
cuma itu semoga membantu
Jawaban:
Pergi Piknik Ke Pantai saat Mudik.
Paragraf 1: Pada saat libur sekolah Idul Fitri kemarin saya dan keluarga saya pergi ke pantai. Kami ke selatan dengan menunggangi mobil pada pukul 7 pagi. Perjalanannya sangat cukup melelahkan lantaran jarak Pantai dan Rumah kami sekitar 25 km.
Paragraf 2: Angin di pantai berhembus membuat suasana sejuk meski terik matahari cukup panas saat itu. Rasa lelah pun hilang. Dan angin sepoi-sepoi membuat saya dan keluarga saya merasa gembira dan menikmati keindahaan alam tempat tersebut.
Paragraf 3: Saya sangat senang sekali bisa Piknik bersama keluarga saya di Pantai. Kami sangat menikmati melihat ombak menyerbu saat berdiri di bibir Pantai sambil melihat Sunseet yang indah.
Paragraf 4: Kami sengaja tidak membawa bekal saat Piknik, lantaran saya dan keluarga ingin sekali mencicipi masakan khas di pantai dimana tempat kami Piknik.
semoga membantu!