Aku bermimpi menjadi seorang dokter sejak kecil. Cita-citaku itu tak pernah pudar seiring berjalannya waktu. Menyaksikan keajaiban kesembuhan dan cinta kasih seorang dokter terhadap pasien begitu menginspirasi diriku.
Perjalanan menuju impian itu penuh perjuangan. Belajar ilmu kedokteran, menghadapi tantangan medis, dan menggenggam tanggung jawab besar menjadi bagian dari perjalanan ini.
Namun, aku tak pernah ragu. Dalam hati, aku tahu bahwa menjadi seorang dokter adalah panggilan jiwa. Aku ingin menyembuhkan luka, meredakan derita, dan menghadirkan senyuman di wajah setiap pasien.
Setiap hariku kini diisi dengan dedikasi dan pengabdian. Sebab, menjadi seorang dokter bukanlah pekerjaan semata, tapi sebuah jalan hidup yang dipenuhi dengan rasa syukur dan cinta untuk sesama.
Dan di akhir perjalanan, aku ingin melihat ke belakang dan berkata, "Dokter aku, aku bangga menjadi dirimu, karena engkau telah menjalani hidup dengan penuh makna dan memberi manfaat bagi banyak orang."
Aku bermimpi menjadi seorang dokter sejak kecil. Cita-citaku itu tak pernah pudar seiring berjalannya waktu. Menyaksikan keajaiban kesembuhan dan cinta kasih seorang dokter terhadap pasien begitu menginspirasi diriku.
Perjalanan menuju impian itu penuh perjuangan. Belajar ilmu kedokteran, menghadapi tantangan medis, dan menggenggam tanggung jawab besar menjadi bagian dari perjalanan ini.
Namun, aku tak pernah ragu. Dalam hati, aku tahu bahwa menjadi seorang dokter adalah panggilan jiwa. Aku ingin menyembuhkan luka, meredakan derita, dan menghadirkan senyuman di wajah setiap pasien.
Setiap hariku kini diisi dengan dedikasi dan pengabdian. Sebab, menjadi seorang dokter bukanlah pekerjaan semata, tapi sebuah jalan hidup yang dipenuhi dengan rasa syukur dan cinta untuk sesama.
Dan di akhir perjalanan, aku ingin melihat ke belakang dan berkata, "Dokter aku, aku bangga menjadi dirimu, karena engkau telah menjalani hidup dengan penuh makna dan memberi manfaat bagi banyak orang."