Di saat istirahat ke2, Indra, Nicholas dan Miguel berkumpul bersama. Mereka membahas pendapat mereka untuk proyek Katolik tentang Natal. "Jadi, menurut kalian apa?" tanya Miguel serius. "Hmmmmm..." si Indra pura2 bingung. "Kado?Hahahahaha!" seru Nicholas tertawa. " Come on, Cho, kamu tuh Katolik! Kamu tahu Tuhan Yesus lebih dari Islam, Hindu atau Buddha!" seru Miguel marah. Dia memang sedang serius. Miguel memang gitu. Tidak ingin ketinggalan proyek. "Menurut aku, Natal itu spesial. Dosa kita diampuni oleh Yesus." seru Indra ikut serius. " Jadi, kesimpulannya???" pengejekan dari Nicholas terdengar lagi. "Natal bisa jadi pelajaran buat kita untuk melakukan yang benar dan bukan yang mengecewakan bagi kalangan masyarakat. Jika Tuhan Yesus meng-delete semua dosa kita, bukan berarti kita sesuka hati mengisinya lagi kan?Iya kan, Nicholas?" seru Indra mengikuti putaran otaknya. Masih ada waktu 10 menit lagi sebelum mereka segrup akan mempresentasikannya. "Kalo menurut aku, Natal itu spesial karena negatif kita dihapus lalu positif kita diisi dan diputar. Otomatis gak mungkin kita mengisinya pake yang udah dihapus lagi, kan?" seru Miguel fokus. " Nicho, ketiklah presentasinya! Dari tadi kok malah bengong?" marah Miguel. "Sudah, sudah. Aku isi seperti yang kalian bilang. Aku pembuka sama penutup, ya..." fokus Nicholas karena pusing mendengar kemarahan Indra dan Miguel. "Hei...." bisik Miguel tiba-tiba. "Kenapa lagi sih?" bingung Indra. "Ingat, pendapat kita ini jangan hanya kita bilang secara teori, tapi kita juga harus lakukan secara praktek. Tunjukkan ke Tuhan Yesus kalo presentasi kita ini gak sia-sia." seru Miguel. "Pasti. Ini kan sudah Deket Desember, pasti akan kita laksanakan." jawab Nicholas dan Indra. Bel tiba tiba berbunyi. "Toh udah bel. Ayo!" teriak Miguel. "Iya iya iya. Aduh, laptopnya berat, ribut lagi." Komplain Nicholas di hatinya.
Verified answer
Di saat istirahat ke2, Indra, Nicholas dan Miguel berkumpul bersama. Mereka membahas pendapat mereka untuk proyek Katolik tentang Natal."Jadi, menurut kalian apa?" tanya Miguel serius.
"Hmmmmm..." si Indra pura2 bingung.
"Kado?Hahahahaha!" seru Nicholas tertawa.
" Come on, Cho, kamu tuh Katolik! Kamu tahu Tuhan Yesus lebih dari Islam, Hindu atau Buddha!" seru Miguel marah. Dia memang sedang serius. Miguel memang gitu. Tidak ingin ketinggalan proyek.
"Menurut aku, Natal itu spesial. Dosa kita diampuni oleh Yesus." seru Indra ikut serius.
" Jadi, kesimpulannya???" pengejekan dari Nicholas terdengar lagi.
"Natal bisa jadi pelajaran buat kita untuk melakukan yang benar dan bukan yang mengecewakan bagi kalangan masyarakat. Jika Tuhan Yesus meng-delete semua dosa kita, bukan berarti kita sesuka hati mengisinya lagi kan?Iya kan, Nicholas?" seru Indra mengikuti putaran otaknya.
Masih ada waktu 10 menit lagi sebelum mereka segrup akan mempresentasikannya.
"Kalo menurut aku, Natal itu spesial karena negatif kita dihapus lalu positif kita diisi dan diputar. Otomatis gak mungkin kita mengisinya pake yang udah dihapus lagi, kan?" seru Miguel fokus. " Nicho, ketiklah presentasinya! Dari tadi kok malah bengong?" marah Miguel.
"Sudah, sudah. Aku isi seperti yang kalian bilang. Aku pembuka sama penutup, ya..." fokus Nicholas karena pusing mendengar kemarahan Indra dan Miguel.
"Hei...." bisik Miguel tiba-tiba.
"Kenapa lagi sih?" bingung Indra.
"Ingat, pendapat kita ini jangan hanya kita bilang secara teori, tapi kita juga harus lakukan secara praktek. Tunjukkan ke Tuhan Yesus kalo presentasi kita ini gak sia-sia." seru Miguel.
"Pasti. Ini kan sudah Deket Desember, pasti akan kita laksanakan." jawab Nicholas dan Indra.
Bel tiba tiba berbunyi.
"Toh udah bel. Ayo!" teriak Miguel.
"Iya iya iya. Aduh, laptopnya berat, ribut lagi." Komplain Nicholas di hatinya.