Buatlah deskripsi tentang kelas 1 halaman kertas folio
rheny10
Deskripsi ruamh kelas x.8 Pagi itu, pukul 06.30 langkah kakiku terhenti di pintu ruang kelas X-8, kubuka pintu perlahan-lahan. Terlihat lantai yang masih mengkilap. Kulihat sebuah jendela yang terbuka, angin yang berembus pelan membuat si gordeng biru ikut bergoyang. Di sudut depan sejajar dengan pandanganku dari pintu, tampak sebuah meja guru yang bertaplak biru putih kotak-kotak. Diatas meja itu ada sebuah bunga beserta vasnya. Disebelahnya tergeletak sebuah agenda kelas yang terbuka. Aku memalingkan pandangan kearah kiri, tampak dua buah whiteboard yang masih bersih tanpa coretan, dibawahnya terpasang sebuah tempat spidol berwarna biru muda, yang hampir sama dengan dinding berwarna putih kebiruan. Kemudian kutatap dinding kanan kelas, terpasang sebuah system periodik unsur, juga disebelah kanannya terpangpang dua buah kertas berlakban hitam yang bertuliskan jadwal pelajaran dan jadwal piket siswa. Dibawahnya tercecer botol- botol minuman bekas, yang sungguh mengganjal pandangan mata. Aku menyusuri deretan bangku yang seluruhnya belum terisi, tak usah dihitung lagi karena pasti ada 17 meja dan 34 kursi. Dan tanpa kata, aku berjalan ke bangkuku sendiri dan duduk disana.
x.8
Pagi itu, pukul 06.30 langkah kakiku terhenti di pintu ruang
kelas X-8, kubuka pintu perlahan-lahan. Terlihat lantai yang
masih mengkilap. Kulihat sebuah jendela yang terbuka, angin
yang berembus pelan membuat si gordeng biru ikut
bergoyang. Di sudut depan sejajar dengan pandanganku dari
pintu, tampak sebuah meja guru yang bertaplak biru putih
kotak-kotak. Diatas meja itu ada sebuah bunga beserta
vasnya. Disebelahnya tergeletak sebuah agenda kelas yang
terbuka.
Aku memalingkan pandangan kearah kiri, tampak dua buah
whiteboard yang masih bersih tanpa coretan, dibawahnya
terpasang sebuah tempat spidol berwarna biru muda, yang
hampir sama dengan dinding berwarna putih kebiruan.
Kemudian kutatap dinding kanan kelas, terpasang sebuah
system periodik unsur, juga disebelah kanannya terpangpang
dua buah kertas berlakban hitam yang bertuliskan jadwal
pelajaran dan jadwal piket siswa. Dibawahnya tercecer botol-
botol minuman bekas, yang sungguh mengganjal pandangan
mata.
Aku menyusuri deretan bangku yang seluruhnya belum terisi,
tak usah dihitung lagi karena pasti ada 17 meja dan 34 kursi.
Dan tanpa kata, aku berjalan ke bangkuku sendiri dan duduk
disana.