pormannglporman
Teks Deskripsi 1 Aku, Diana Subagja adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Aku adalah mahasiswa yang kuliah di Jurusan Ilmu Pendidikan. Ya, aku ingin menjadi seorang guru. aku berpikir bahwa guru adalah profesi yang begitu mulia, dan aku juga begitu senang mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Guru adalah cita-cita ku selama ini. Ayah ku, Diki Subagja adalah pengusaha yang mempunyai dua restoran dengan Bebek sebagai menu spesialnya. Meskipun ayah adalah pengusaha yang begitu mencintai akan pekerjaannya, ia selalu meluangkan waktu untuk keluarga. Sebisa mungkin, ia pulang di awal petang agar bisa berjumpa dengan anak-anaknya sebelum mereka semua tidur. Seorang yang demokratis, ya itulah ayah. Ia membebaskan anak-anaknya untuk menjadi apapun yang mereka sukai. Ia belum pernah sekalipun memaksa atau membujukku untuk meneruskan usaha restoran yang telah dibangunnya sejak 10 tahun lalu. Begitu ayah tahu aku ingin menjadi seorang guru, sama sekali ia tidak membantahnya, ia malah mendukung dan mengirimku untuk kursus mengajar selama 6 bulan di Amerika. Ia ingin, apapun profesi yang digeluti oleh anak-anaknya kelak, itu adalah pilihan mereka sendiri dan mereka begitu berdedikasi atas profesi tersebut. Ibu, Andika Sukmayanti, adalah wanita yang cantik. Tetapi aku begitu sedih, karena aku telah kehilangan beliau. Ibu meninggal sewaktu si kembar Dwiki dan Andra, 15 tahun yang lalu. Ibu adalah seorang guru di sekolah dasar. Ia adalah guru yang baik, bahkan sampai sekarang, setiap tahunnya beberapa siswa yang pernah ibu ajar, selalu berziarah ke makam ibu. Ibu juga merupakan alasanku menjadi guru, aku begitu berambisi untuk meneruskan perjuangan ibu semenjak ia meninggal. Ibu juga selalu berpesan kepadaku, untuk menjaga adik kembarku setiap saat dan mengajarkan mereka hal-hal baik dalam kehidupan. Sekarang, kedua adikku telah duduk di kelas 1 SMA. Mereka tumbuh sebagai anak-anak yang pintar dan baik. Sepertinya, mereka lebih berpeluang untuk menjadi seorang pengusaha, meneruskan bisnis ayah. Mereka selalu suka apabila diajak ayah untuk melihat pemotongan bebek, proses memasaknya, dan bahkan mereka sering praktik menjadi pelayan untuk menawarkan menu ke pelanggan. Lagi-lagi, ayah tidak pernah memaksa mereka, semua itu pilihan adik-adikku. Aku bersyukur, bisa menjaga keluargaku dengan baik. Sesuai pesan ibu. :)
Aku, Diana Subagja adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Aku adalah mahasiswa yang kuliah di Jurusan Ilmu Pendidikan. Ya, aku ingin menjadi seorang guru. aku berpikir bahwa guru adalah profesi yang begitu mulia, dan aku juga begitu senang mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Guru adalah cita-cita ku selama ini.
Ayah ku, Diki Subagja adalah pengusaha yang mempunyai dua restoran dengan Bebek sebagai menu spesialnya. Meskipun ayah adalah pengusaha yang begitu mencintai akan pekerjaannya, ia selalu meluangkan waktu untuk keluarga. Sebisa mungkin, ia pulang di awal petang agar bisa berjumpa dengan anak-anaknya sebelum mereka semua tidur. Seorang yang demokratis, ya itulah ayah. Ia membebaskan anak-anaknya untuk menjadi apapun yang mereka sukai. Ia belum pernah sekalipun memaksa atau membujukku untuk meneruskan usaha restoran yang telah dibangunnya sejak 10 tahun lalu. Begitu ayah tahu aku ingin menjadi seorang guru, sama sekali ia tidak membantahnya, ia malah mendukung dan mengirimku untuk kursus mengajar selama 6 bulan di Amerika. Ia ingin, apapun profesi yang digeluti oleh anak-anaknya kelak, itu adalah pilihan mereka sendiri dan mereka begitu berdedikasi atas profesi tersebut.
Ibu, Andika Sukmayanti, adalah wanita yang cantik. Tetapi aku begitu sedih, karena aku telah kehilangan beliau. Ibu meninggal sewaktu si kembar Dwiki dan Andra, 15 tahun yang lalu. Ibu adalah seorang guru di sekolah dasar. Ia adalah guru yang baik, bahkan sampai sekarang, setiap tahunnya beberapa siswa yang pernah ibu ajar, selalu berziarah ke makam ibu. Ibu juga merupakan alasanku menjadi guru, aku begitu berambisi untuk meneruskan perjuangan ibu semenjak ia meninggal. Ibu juga selalu berpesan kepadaku, untuk menjaga adik kembarku setiap saat dan mengajarkan mereka hal-hal baik dalam kehidupan.
Sekarang, kedua adikku telah duduk di kelas 1 SMA. Mereka tumbuh sebagai anak-anak yang pintar dan baik. Sepertinya, mereka lebih berpeluang untuk menjadi seorang pengusaha, meneruskan bisnis ayah. Mereka selalu suka apabila diajak ayah untuk melihat pemotongan bebek, proses memasaknya, dan bahkan mereka sering praktik menjadi pelayan untuk menawarkan menu ke pelanggan. Lagi-lagi, ayah tidak pernah memaksa mereka, semua itu pilihan adik-adikku.
Aku bersyukur, bisa menjaga keluargaku dengan baik. Sesuai pesan ibu. :)