Buatlah contoh Deskripsi dengan menggunakan kelompok kata!!
FAIZ9099 Kelinci merupakan hewan peliharaan yang bisa dijadikan sebagai sahabat terbaik untuk siapa saja bahkan untuk anak-anak. Jenis hewan peliharaan ini merupakan hewan yang jinak dengan tampilan yang menyenangkan sehingga menarik dipandang mata. Selain dijadikan sebagai hewan peliharaan ternyata kelinci juga bisa dijadikan sebagai salah satu bahan pangan yang sangat menarik untuk dihidangkan dan disantap. Tapi... untuk kali ini admin minta maaf ya sob,... karena admin tidak akan membahas pemanfaatan kelinci sebagai salah satu hidangan istimewa yang siap saji melainkan pembahasan kali ini hanya dibatasi pada pemanfaatan kelinci sebagai hewan peliharaan yang lucu dan menyenangkan he..he..he.. Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporidae. Pada mulanya kelinci merupakan hewan liar yang hidup dan banyak ditemukan di daerah Afrika sampai daratan Eropa. Seiring dengan waktu dan adanya perubahan zaman, dewasa ini kelinci sudah banyak ditemukan di hampir setiap negara dengan berbagai macam varietasnya. Kegiatan pengklasifikasian kelinci dimulai sejak tahun 1912 dimana pada saat itu kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha yang dibedakan menjadi dua famili yaitu: Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu) Kelinci mulai dikenal di Indonesia sejak Indonesia dijajah oleh Bangsa Belanda (sekitar tahun 1835). Pada masa itu penyebutan nama “kelinci” untuk mamalia berbulu ini diserap dari Bahasa Belanda yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". (Jadi sob.... tidak selamanya penjajahan itu selalu berdampak negatif, meskipun dampak positifnya sangat-sangat kecil he...he...he..). Setelah Bangsa Indonesia mengenal kelinci dari Bangsa Belanda, barulah pada tahun 1972, Bangsa Indonesia menemukan satu spesies asli kelinci Indonesia yang ditemukan di pulau Sumatera (Kelinci Sumatera = Nesolagus netscheri). Berdasarkan habitat hidupnya kelinci diklasifikasikan menjadi kelinci bebas dan kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam klasifikasi kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus). Jika dilihat dari bulunya maka kelinci diklasifikasikan menjadi kelinci berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuning-kuningan. Pada waktu musim dingin tiba, warna kelinci yang agak kekuning-kuningan akan berubah menjadi kelabu. Berdasarkan rasnya kelinci diklasifikasikan dalam beberapa ras yaitu: kelinci ras Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Kelinci ras Lyon sebenarnya merupakan hasil persilangan kelinci ras angora dan ras lainnya. Oleh karena itu kelinci ras Lyon sering juga disebut dengan kelinci angora jadi-jadian. Di Indonesia sendiri banyak ditemukan kelinci lokal yang berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera. Nama latin kelinci jawa disebut dengan Lepus negricollis sedangkan nama latin unuk kelinci Sumatera adalah Nesolagus netseherischlgel. Diperkirakan kelinci jawa masih bisa ditemukan di hutan-hutan sekitar Jawa Barat dengan ciri-ciri fisik kelincinya adalah: warna bulu coklat perunggu kehitaman dan memiliki ekor berwarna jingga. Beratnya bisa mencapai 4 Kg. Kelinci Sumatera yang merupakan satu-satunya ras kelinci asli Indonesia bisa ditemukan di pegunungan yang ada di Pulau Sumatera. Kelinci Sumatera memiliki panjang badan mencapai 40 cm dengan warna bulunya kelabu cokelat kekuningan
Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporidae. Pada mulanya kelinci merupakan hewan liar yang hidup dan banyak ditemukan di daerah Afrika sampai daratan Eropa. Seiring dengan waktu dan adanya perubahan zaman, dewasa ini kelinci sudah banyak ditemukan di hampir setiap negara dengan berbagai macam varietasnya. Kegiatan pengklasifikasian kelinci dimulai sejak tahun 1912 dimana pada saat itu kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha yang dibedakan menjadi dua famili yaitu: Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu)
Kelinci mulai dikenal di Indonesia sejak Indonesia dijajah oleh Bangsa Belanda (sekitar tahun 1835). Pada masa itu penyebutan nama “kelinci” untuk mamalia berbulu ini diserap dari Bahasa Belanda yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". (Jadi sob.... tidak selamanya penjajahan itu selalu berdampak negatif, meskipun dampak positifnya sangat-sangat kecil he...he...he..). Setelah Bangsa Indonesia mengenal kelinci dari Bangsa Belanda, barulah pada tahun 1972, Bangsa Indonesia menemukan satu spesies asli kelinci Indonesia yang ditemukan di pulau Sumatera (Kelinci Sumatera = Nesolagus netscheri).
Berdasarkan habitat hidupnya kelinci diklasifikasikan menjadi kelinci bebas dan kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam klasifikasi kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus). Jika dilihat dari bulunya maka kelinci diklasifikasikan menjadi kelinci berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuning-kuningan. Pada waktu musim dingin tiba, warna kelinci yang agak kekuning-kuningan akan berubah menjadi kelabu. Berdasarkan rasnya kelinci diklasifikasikan dalam beberapa ras yaitu: kelinci ras Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Kelinci ras Lyon sebenarnya merupakan hasil persilangan kelinci ras angora dan ras lainnya. Oleh karena itu kelinci ras Lyon sering juga disebut dengan kelinci angora jadi-jadian.
Di Indonesia sendiri banyak ditemukan kelinci lokal yang berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera. Nama latin kelinci jawa disebut dengan Lepus negricollis sedangkan nama latin unuk kelinci Sumatera adalah Nesolagus netseherischlgel. Diperkirakan kelinci jawa masih bisa ditemukan di hutan-hutan sekitar Jawa Barat dengan ciri-ciri fisik kelincinya adalah: warna bulu coklat perunggu kehitaman dan memiliki ekor berwarna jingga. Beratnya bisa mencapai 4 Kg. Kelinci Sumatera yang merupakan satu-satunya ras kelinci asli Indonesia bisa ditemukan di pegunungan yang ada di Pulau Sumatera. Kelinci Sumatera memiliki panjang badan mencapai 40 cm dengan warna bulunya kelabu cokelat kekuningan