syafriansyah7
Kamis, 08 Mei 2014 SEMUT YANG SOMBONG DAN KUPU-KUPU YANG BAIK HATI (SPANYOL) Di sebuah hutan di luar Kota Madrid, hidup berbagai binatang. Ada se- mut, kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu, dan binatang lainnya. Suatu hari, badai dahsyat menerjang hutan itu. "Kraak kraak" terdengar bunyi pohon dan dahan- dahan patah di segala penjuru. Banyak binatang yang mati karena tidak bisa menyelamatkan diri. Badai berlangsung sehari semalam. Menjelang pagi, barulah badai berhenti menyisakan kehan- curan di mana-mana. Sejenak tidak tampak ada kehidupan di hutan itu. Tiba-tiba, dari dalam tanah muncul seekor se- mut. Semut itu berhasil selamat dariterjangan ba- dai dengan cara masuk ke dalam tanah. Semut memandang sekelilingnya. Lalu, berjalan sambil memeriksa keadaan hutan. Langkahnya ter- henti saat melihat kepompong tergeletak ditanah. "Hmm, alangkah tidakenaknya menjadi kepom- pong, terkurung dan tidak bisa ke mana-mana. Ka- lau aku sih bisa pergi ke mana saja aku suka," ejek semut kepada kepompong. Kepompong pun ha- nya diam membisu. Beberapa hari kemudian, semut melewati sebuah jalan yang becek dan berlumpur. la tidak sadar kalau lumpur yang diinjaknya bisa mengisap- nya. "Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek se- perti ini," keluh semut. Semakin lama, tubuh semut semakin tenggelam dalam lumpur. Tolong...tolong!" teriak semut. "Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?" Semut terheran-heran mendengar suara itu. la memandang sekelilingnya untuk mencari sumber suara. Tapi, ia hanya melihat seekor kupu-kupu ter- bang di atas kepalanya. "Hei, aku adatah kepompong yang dulu kamu ejek. Sekarang, aku sudah menjadi kupu-kupu. Kamu tahu, aku bisa terbang ke mana pun aku suka de- ngan sayapku. Sementara, lihatlah! Saat ini, kau tidak bisa berjalan di lumpur itu, kan? Kau akan ditelan lumpur itu sebentar lagi," kata kupu-kupu. Semut terdiam malu. "Yah, aku sadar. Aku mo- hon maaf karena telah mengejekmu saat menjadi kepompong. Maukah kau menolongku sekarang?" pinta semut memelas. Kupu-kupu pun berpikir sebentar. "Baiklah, aku akan menolongmu," kata kupu-kupu. Kupu-kupu lalu menarik semut dari dalam lum- pur hingga selamat. Terima kasih, kau telah me- nyelamatkan aku," kata semut. "Sudahlah, kita wajib menolong siapa pun yang sedang kesusahan, bukan? Tapi, lain kali kamu ja- ngan suka mengejek kelemahan binatang lainnya. Setiap makhluk Tuhan pasti punya kelebihan dan kekurangan;" kata kupu-kupu menasihati semut. Semut pun mengangguk malu. Sejak saat itu,semut dan kupu-kupu menjadi sahabat kar
Di sebuah hutan di luar Kota Madrid, hidup berbagai binatang. Ada se- mut, kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu, dan binatang lainnya. Suatu hari, badai dahsyat menerjang hutan itu. "Kraak kraak" terdengar bunyi pohon dan dahan- dahan patah di segala penjuru. Banyak binatang yang mati karena tidak bisa menyelamatkan diri. Badai berlangsung sehari semalam. Menjelang pagi, barulah badai berhenti menyisakan kehan- curan di mana-mana. Sejenak tidak tampak ada kehidupan di hutan itu. Tiba-tiba, dari dalam tanah muncul seekor se- mut. Semut itu berhasil selamat dariterjangan ba- dai dengan cara masuk ke dalam tanah. Semut memandang sekelilingnya. Lalu, berjalan sambil memeriksa keadaan hutan. Langkahnya ter- henti saat melihat kepompong tergeletak ditanah. "Hmm, alangkah tidakenaknya menjadi kepom- pong, terkurung dan tidak bisa ke mana-mana. Ka- lau aku sih bisa pergi ke mana saja aku suka," ejek semut kepada kepompong. Kepompong pun ha- nya diam membisu. Beberapa hari kemudian, semut melewati sebuah jalan yang becek dan berlumpur. la tidak sadar kalau lumpur yang diinjaknya bisa mengisap- nya. "Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek se- perti ini," keluh semut. Semakin lama, tubuh semut semakin tenggelam dalam lumpur. Tolong...tolong!" teriak semut. "Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?" Semut terheran-heran mendengar suara itu. la memandang sekelilingnya untuk mencari sumber suara. Tapi, ia hanya melihat seekor kupu-kupu ter- bang di atas kepalanya. "Hei, aku adatah kepompong yang dulu kamu ejek. Sekarang, aku sudah menjadi kupu-kupu. Kamu tahu, aku bisa terbang ke mana pun aku suka de- ngan sayapku. Sementara, lihatlah! Saat ini, kau tidak bisa berjalan di lumpur itu, kan? Kau akan ditelan lumpur itu sebentar lagi," kata kupu-kupu. Semut terdiam malu. "Yah, aku sadar. Aku mo- hon maaf karena telah mengejekmu saat menjadi kepompong. Maukah kau menolongku sekarang?" pinta semut memelas. Kupu-kupu pun berpikir sebentar. "Baiklah, aku akan menolongmu," kata kupu-kupu. Kupu-kupu lalu menarik semut dari dalam lum- pur hingga selamat. Terima kasih, kau telah me- nyelamatkan aku," kata semut. "Sudahlah, kita wajib menolong siapa pun yang sedang kesusahan, bukan? Tapi, lain kali kamu ja- ngan suka mengejek kelemahan binatang lainnya. Setiap makhluk Tuhan pasti punya kelebihan dan kekurangan;" kata kupu-kupu menasihati semut. Semut pun mengangguk malu. Sejak saat itu,semut dan kupu-kupu menjadi sahabat kar