Aku bingung, mengapa Jeni tak kunjung masuk sekolah. Aku bingung, kesal, marah, sedih, dan eeeeeh.... aku tak bisa bisa mendeskripsikan. Jeni...Oh...Jeni... Dia sahabatku sejak kelas 1 SD. Dua minggu ini dia tidak masuk sekolah, aku bingung karenanya. Ibunya tak memberi kabar, KELUARGANYA PUN TAK ADA YANG MEMBERI KABAR.
Sore ini, aku berencana pergi ke rumah Jeni. Aku tidak ke rumah Jeni dari kemrain-kemarin, karena rumahnya jauh sekali. Nanti aku akan meniki sepeda kesayanganku. "Lia, kau teman pengganti Jeni selama ini. Jadi, nanti sore kamu ikut aku ,ya? Ke rumah Jeni." ucapku. "Iya, Melati. Nanti sore aku temani kamu." ucap Lia.
Sore harinya, aku dan Lia ke rumah Jeni tanpa ijin ke Jeni. Aku dan Lia buru-buru supaya nanti waktu pulang tidak kemalaman. Saat sampai, suasana begitu sepi, hatiku gelisah tiba-tiba. Mamanya di dalam dan aku mengetok pintu rumahnya. Tok...tok...tok... Aku menunggu sekitar 10 detik dan keluarlah mama Jeni. "Halo, tante. Aku mau menanya, kenapa Jeni dua minggu ini tidak masuk sekolah ?" tanyaku dan Lia. "Apa ? Hiks...Hiks.." ucap Tante Nada dengan sedih. "Lho, tante kok nangis. Ada apa ini?" ucap Lia kebingungan. "Jeni...Hiks...tidak ada...Hiks..." ucap tante nada sedih sampai lemas. "LHO...Hiks..tidak ada bagaimana?" ucapku ikut menangis karena takut terjadi apa2 dengan Jeni. "Jeni sudah meninggal, Melati. SUDAH MENINGGAAAAAAAAL... Hiks...Hiks..."Jerit tante nada dengan menangis tersedu-sedu. "JENIIIIIII... Ya Tuhan, dimana sahabatku ? dia kau apakan ? dia sahabat baikku, dia.." aku tak sanggup berkata-kata aku lemas tak berdaya, akhirnya aku di istirahatkan oleh Lia dan Tante Nada di sofa sambil diberi minyak kayu putih.
YA TUHAN, DIMANA SAHABATKUUUUUU? DI UTARA, AKU TAK MENEMUKANNYA. DI TIMUR, AKU TAK MENEMUKANNYA. DI SELATAN, AKU TAK MENEMUKANNYA. DI BARAT, AKU MENEMUKANNYA. KAU APAKAN DIA, JANGAN SAKITI DIA. JENI KAU ADALAH SAHABAT TERBAIKKU..
Aku bingung, mengapa Jeni tak kunjung masuk sekolah. Aku bingung, kesal, marah, sedih, dan eeeeeh.... aku tak bisa bisa mendeskripsikan. Jeni...Oh...Jeni... Dia sahabatku sejak kelas 1 SD. Dua minggu ini dia tidak masuk sekolah, aku bingung karenanya. Ibunya tak memberi kabar, KELUARGANYA PUN TAK ADA YANG MEMBERI KABAR.
Sore ini, aku berencana pergi ke rumah Jeni. Aku tidak ke rumah Jeni dari kemrain-kemarin, karena rumahnya jauh sekali. Nanti aku akan meniki sepeda kesayanganku.
"Lia, kau teman pengganti Jeni selama ini. Jadi, nanti sore kamu ikut aku ,ya? Ke rumah Jeni." ucapku.
"Iya, Melati. Nanti sore aku temani kamu." ucap Lia.
Sore harinya, aku dan Lia ke rumah Jeni tanpa ijin ke Jeni. Aku dan Lia buru-buru supaya nanti waktu pulang tidak kemalaman. Saat sampai, suasana begitu sepi, hatiku gelisah tiba-tiba. Mamanya di dalam dan aku mengetok pintu rumahnya.
Tok...tok...tok...
Aku menunggu sekitar 10 detik dan keluarlah mama Jeni.
"Halo, tante. Aku mau menanya, kenapa Jeni dua minggu ini tidak masuk sekolah ?" tanyaku dan Lia.
"Apa ? Hiks...Hiks.." ucap Tante Nada dengan sedih.
"Lho, tante kok nangis. Ada apa ini?" ucap Lia kebingungan.
"Jeni...Hiks...tidak ada...Hiks..." ucap tante nada sedih sampai lemas.
"LHO...Hiks..tidak ada bagaimana?" ucapku ikut menangis karena takut terjadi apa2 dengan Jeni.
"Jeni sudah meninggal, Melati. SUDAH MENINGGAAAAAAAAL... Hiks...Hiks..."Jerit tante nada dengan menangis tersedu-sedu.
"JENIIIIIII... Ya Tuhan, dimana sahabatku ? dia kau apakan ? dia sahabat baikku, dia.." aku tak sanggup berkata-kata aku lemas tak berdaya, akhirnya aku di istirahatkan oleh Lia dan Tante Nada di sofa sambil diberi minyak kayu putih.
YA TUHAN, DIMANA SAHABATKUUUUUU? DI UTARA, AKU TAK MENEMUKANNYA. DI TIMUR, AKU TAK MENEMUKANNYA. DI SELATAN, AKU TAK MENEMUKANNYA. DI BARAT, AKU MENEMUKANNYA. KAU APAKAN DIA, JANGAN SAKITI DIA. JENI KAU ADALAH SAHABAT TERBAIKKU..