Buatlah cerita pendek bertema kebaikan hati sebanyak 5 paragraf
Fisikatunnisa
Sore itu, terdengar deru ombak menghantam pantai yang selalu sabar di terpa ombak yang tiada hentinya itu. Udara segar merasuk hati dan pikiran membuat energi baru tumbuh kembali. Tiada kata malas membuat hariku disore itu tak bermakna, ku bersihkan semua perkarangan rumah dari dedaunan yang pasrah diterpa angin. ku bantu ibu membersihkan seluruh isi rumah agar ibu tak menceramahiku seperti biasa. Tiba-tiba ketukan pintu terdengar dari dalam rumahku "tok..tok", ke berlari keluar sambil bertanya-tanya dalam hati, "siapakah itu?". dengan tenang ku hampiri pintu rumahku, rupanya ada seorang bocah kecil yang menjajakan kuenya disore-sore seperti ini. ku tersenyum melihat adik kecil itu yg sempat mengalahkanku dari segi mental. yah..aku kalah karena tak mampu menjajakan kue sepertinya. " kaka..., beli kue, ni kue baru, baru dibuat dan masih panas", kupandangi lekat-lekat wajah adik itu. wajah asing yang baru mampir diperkarangan rumahku. pakaiannya kotor, lusuh, tapi ia slalu tersenyum. begitulah kira-kira sekilas sosok adik itu. tanpa pikir panjang, ku beli kue adik itu seadanya saja. "terima kasih yah ka", katanya. Akupun kembali melaksankan tugasku lagi, tiba-tiba dari kejauhan ku melihat ada seorang nenek yang jatuh di jalan karena beban yang ia pikul lebih berat dari tubuhnya. belum sempat ku keluar, terlihat kembali adik kecil itu mendahuluiku membantu nenek itu. ku perhatikan, seolah-olah seperti org dewasa, ia membangunkan nenek itu, membersihkan pakaian nenek itu, rupanya tidak hanya itu melainkan ia pun memberikan kue jualannya kepada nenek itu. terketuk hatiku meliht adik itu, adik kecil yang kaya hati.
Tiada kata malas membuat hariku disore itu tak bermakna, ku bersihkan semua perkarangan rumah dari dedaunan yang pasrah diterpa angin. ku bantu ibu membersihkan seluruh isi rumah agar ibu tak menceramahiku seperti biasa.
Tiba-tiba ketukan pintu terdengar dari dalam rumahku "tok..tok", ke berlari keluar sambil bertanya-tanya dalam hati, "siapakah itu?". dengan tenang ku hampiri pintu rumahku, rupanya ada seorang bocah kecil yang menjajakan kuenya disore-sore seperti ini. ku tersenyum melihat adik kecil itu yg sempat mengalahkanku dari segi mental. yah..aku kalah karena tak mampu menjajakan kue sepertinya.
" kaka..., beli kue, ni kue baru, baru dibuat dan masih panas", kupandangi lekat-lekat wajah adik itu. wajah asing yang baru mampir diperkarangan rumahku. pakaiannya kotor, lusuh, tapi ia slalu tersenyum. begitulah kira-kira sekilas sosok adik itu. tanpa pikir panjang, ku beli kue adik itu seadanya saja. "terima kasih yah ka", katanya.
Akupun kembali melaksankan tugasku lagi, tiba-tiba dari kejauhan ku melihat ada seorang nenek yang jatuh di jalan karena beban yang ia pikul lebih berat dari tubuhnya. belum sempat ku keluar, terlihat kembali adik kecil itu mendahuluiku membantu nenek itu. ku perhatikan, seolah-olah seperti org dewasa, ia membangunkan nenek itu, membersihkan pakaian nenek itu, rupanya tidak hanya itu melainkan ia pun memberikan kue jualannya kepada nenek itu. terketuk hatiku meliht adik itu, adik kecil yang kaya hati.