Buatlah cerita paragraf wisata di malang yaitu eco green dan jatim park 2
HendraSetia1
Tidak langkap rasanya ke Malang tanpa mengunjungi kota Batu. Kota Batu terkenal dengan apelnya yang disebut apel malang. Batu adalah kota yang berhawa dingin, lebih dingin dari Malang sendiri. Batu terletak di atas pegunungan sehingga cocok menjadi tujuan wisata alam.
Tahun 1999 saya sudah pernah jalan-jalan ke kota Batu. Dulu saya mengunjungi kawasan agrowisata yang bernama Agrokusumo. Di kawasan agrowisata ini terdapat perkebunan apel yang bisa dipetik sendiri oleh pengunjung. Dulu pengunjung membayar uang masuk Rp10.000 ke Agrokusumo namun hanya boleh memetik dua buah apel saja.
Pada jalan-jalan kali ini saya tidak pergi ke Agrokusumo, tetapi ke kawasaan Jatim Park II. Di kawasan Jatim Park II terdapat sebuah taman wisata edukasi yang sangat menarik, yaitu Eco Green Park (EGP).
Kawasan Jatim Park II yang terpadu dengan hotel dan tempat wisata.
Pintu masuk ECO Green Park
Secara sederhana Eco Green Park dapat dianggap sebagai taman dan kebun binatang yang berisi aneka satwa terutama unggas. Namun penataannya sangat apik, bersih, dan teratur. Unggas yang terdapat di dalam Eco Green Park berasal dari seluruh dunia. Jadi, jika selama ini kita hanya melihat gambar burung beraneka jenis dan warna di buku-buku atau di saluran National Geographic, maka kita dapat melihatnya sendiri di sini.
Ketika masuk kawasan EGP, kita disambut panorama replika candi Prambanan. Itulah bangunan utama di kawasan ini. Di latar belakang tampak bukit yang berbentuk seperti piramid.
Bangunan candi
Candi dengan latar belakang bukit berbentuk piramid
Diorama yang memperlihatkan kerusakan alam akibat penebangan hutan.
Sesuai konsepnya sebagai taman berwawasan lingkungan, di sini banyak elemen-elemen bangunan dibuat dari bahan daur ulang, misalnya patung gajah yang terbuat dari ratusan TV bekas.
Patung gajah dari ratusan TV bekas
Ada juga kolam yang unik, yang berisi air dan kincir dari logam yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan suara-suara yang harmoni, misalnya gamelan yang dipukul oleh kincir ini menghasilkan musik lagu Ilir-ilir.
Kolam yang bernyanyi
Jalan-jalan di EGP diatur sedemikian rupa berkelok-kelok sehingga kita melihat semua koleksi satwa di kiri kanan jalan. Jalannya terbuat dari papan dan batu.
Jalan setapak yang hijau dan asri. Di kiri kanannya terdapat koleksi ratusan jenis burung.
Di bawah ini saya sajikan foto-foto keleksi satwa di EGP. Burung-burung yang berbulu indah dari semua benua ada di sana. Di setiap kandang terdapat pejelasan tentang satwa, asal negara, dan status konservasinya.
Burung macaw yang cantik
Dua burung macaw sedang bercengkerama.
Burung merak putih yang anggun.
Petugas sedang memberi makan berbagai burung. Makanannya adalah serangga jangkrik.
Kerajaan bebek (duck).
Waaah… ada meerkat, hewan gurun pasir sahara yang lucu.
Pengunjung dapat memberi makan burung, tidak usah takut dipatuk.
Saya dan elang putih yang terancam punah.
Selain koleksi unggas, di dalam EGP terdapat banyak bangunan yang unik, salah satunya rumah terbalik. Rumah ini adalah replika bangunan rumah yang dihempaskan oleh badai Sandy di Amerika Serikat sehingga terbalik-balik
Rumah terbalik
Kita bisa masuk ke dalam rumah terbalik itu. Sesuai konsepnya sebagai rumah terbalik, semua barang di dalamnya disusun terbalik, seperti lantainya di atas, lotengnya di bawah, termasuk juga perabotan, toilet, dapur, lampu, lemari, yang semuanya tersusun terbalik. Untuk melihat barang-barang itu kita harus memandangnya secara terbalik juga.
Lanati di atas, lampu di bawah.
Perabotan yang terbalik di atas loteng.
Suasana di dalam rumah terbalik cukup menyeramkan. Ketika berjalan di ruang keluarga tiba-tiba kita dikejutkan oleh loemari buku yang hampir jatuh. Lalu, ketika berjalan di kamar mandi tiba-tiba toiletnya jatuh dengan isi kotoran yang berserakan. Hi..hi..hi, seru!
Masih banyak lagi yang perlu dijelajahi di sini, misalnnya lorong kaca yang dapat mnembuat kita tersesat, pasar kelinci, kamar operasi (r
Tahun 1999 saya sudah pernah jalan-jalan ke kota Batu. Dulu saya mengunjungi kawasan agrowisata yang bernama Agrokusumo. Di kawasan agrowisata ini terdapat perkebunan apel yang bisa dipetik sendiri oleh pengunjung. Dulu pengunjung membayar uang masuk Rp10.000 ke Agrokusumo namun hanya boleh memetik dua buah apel saja.
Pada jalan-jalan kali ini saya tidak pergi ke Agrokusumo, tetapi ke kawasaan Jatim Park II. Di kawasan Jatim Park II terdapat sebuah taman wisata edukasi yang sangat menarik, yaitu Eco Green Park (EGP).
Kawasan Jatim Park II yang terpadu dengan hotel dan tempat wisata.
Pintu masuk ECO Green Park
Secara sederhana Eco Green Park dapat dianggap sebagai taman dan kebun binatang yang berisi aneka satwa terutama unggas. Namun penataannya sangat apik, bersih, dan teratur. Unggas yang terdapat di dalam Eco Green Park berasal dari seluruh dunia. Jadi, jika selama ini kita hanya melihat gambar burung beraneka jenis dan warna di buku-buku atau di saluran National Geographic, maka kita dapat melihatnya sendiri di sini.
Ketika masuk kawasan EGP, kita disambut panorama replika candi Prambanan. Itulah bangunan utama di kawasan ini. Di latar belakang tampak bukit yang berbentuk seperti piramid.
Bangunan candi
Candi dengan latar belakang bukit berbentuk piramid
Diorama yang memperlihatkan kerusakan alam akibat penebangan hutan.
Sesuai konsepnya sebagai taman berwawasan lingkungan, di sini banyak elemen-elemen bangunan dibuat dari bahan daur ulang, misalnya patung gajah yang terbuat dari ratusan TV bekas.
Patung gajah dari ratusan TV bekas
Ada juga kolam yang unik, yang berisi air dan kincir dari logam yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan suara-suara yang harmoni, misalnya gamelan yang dipukul oleh kincir ini menghasilkan musik lagu Ilir-ilir.
Kolam yang bernyanyi
Jalan-jalan di EGP diatur sedemikian rupa berkelok-kelok sehingga kita melihat semua koleksi satwa di kiri kanan jalan. Jalannya terbuat dari papan dan batu.
Jalan setapak yang hijau dan asri. Di kiri kanannya terdapat koleksi ratusan jenis burung.
Di bawah ini saya sajikan foto-foto keleksi satwa di EGP. Burung-burung yang berbulu indah dari semua benua ada di sana. Di setiap kandang terdapat pejelasan tentang satwa, asal negara, dan status konservasinya.
Burung macaw yang cantik
Dua burung macaw sedang bercengkerama.
Burung merak putih yang anggun.
Petugas sedang memberi makan berbagai burung. Makanannya adalah serangga jangkrik.
Kerajaan bebek (duck).
Waaah… ada meerkat, hewan gurun pasir sahara yang lucu.
Pengunjung dapat memberi makan burung, tidak usah takut dipatuk.
Saya dan elang putih yang terancam punah.
Selain koleksi unggas, di dalam EGP terdapat banyak bangunan yang unik, salah satunya rumah terbalik. Rumah ini adalah replika bangunan rumah yang dihempaskan oleh badai Sandy di Amerika Serikat sehingga terbalik-balik
Rumah terbalik
Kita bisa masuk ke dalam rumah terbalik itu. Sesuai konsepnya sebagai rumah terbalik, semua barang di dalamnya disusun terbalik, seperti lantainya di atas, lotengnya di bawah, termasuk juga perabotan, toilet, dapur, lampu, lemari, yang semuanya tersusun terbalik. Untuk melihat barang-barang itu kita harus memandangnya secara terbalik juga.
Lanati di atas, lampu di bawah.
Perabotan yang terbalik di atas loteng.
Suasana di dalam rumah terbalik cukup menyeramkan. Ketika berjalan di ruang keluarga tiba-tiba kita dikejutkan oleh loemari buku yang hampir jatuh. Lalu, ketika berjalan di kamar mandi tiba-tiba toiletnya jatuh dengan isi kotoran yang berserakan. Hi..hi..hi, seru!
Masih banyak lagi yang perlu dijelajahi di sini, misalnnya lorong kaca yang dapat mnembuat kita tersesat, pasar kelinci, kamar operasi (r