"Suatu pagi dengan derasnya hujan aku terpaksa harus pergi. Dengan membawa payung yang telah berlubang di bagian sudut-sudutnya, aku tetap bertekad menerjangnya. Rasanya memang percuma aku membawa payung, toh seluruh badan ku basah juga oleh air hujan. Aku tetap berjalan, langkah demi langkah berlalu pelan. Aku menyusuri jalanan sepi, dengan semak-semak di kanan dan kiri.
Satu jam sudah aku berjalan. Hujan belum juga reda, sedangkan bajuku basah kuyup membuat tubuhku mulai menggigil kedinginan. Tetapi aku pikir, memang inilah cara terbaik saat ini. Lebih baik aku pergi dari rumah, daripada harus menerima kezaliman dari Ibu tiriku. Ya, aku tinggal bersama Ibu tiri, sedangkan Ayahku sibuk bekerja dan sering pulang larut malam.
Aku merasa tidak berguna berada di rumah, setiap hari yang ku terima hanya kemarahan dan caci maki dari Ibu tiri ku. Bahkan aku tidak tahu kesalahan apa yang telah aku perbuat. Ibu Tiri ku seolah menaruh benci yang sangat mendalam padaku. Sekarang entah bagaimana nasibku, tubuhku terus menggigil dan bahkan aku tidak tahu harus berteduh di mana.”
Di dalam hutan yang sangat lebat, hiduplah seekor Singa. Singa menjadi raja untuk semua penduduk hutan. Namun, Singa adalah raja yang sangat kejam. Tidak ada satupun hewan lain yang berani melawan perintah Sang Raja. Hingga suatu hari, Sang Raja jatuh sakit sehingga tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Sang Raja hanya bisa rebahan di ranjang tidurnya.
Tubuhnya terkulai lemas, nafsu makannya hilang sehingga membuat tubuh Sang Raja semakin kurus. Sayangnya, selama Sang Raja sakit tidak ada satupun rakyatnya yang datang mengunjungi. Alih-alih datang dengan membawa makanan, rakyat di luar justru berbahagia dengan keadaan Sang Raja sekarang. Mereka justru berharap Sang Raja mati, dan posisinya dapat diganti oleh hewan lain
Jawaban:
Anak yang di benci ibu tiri
"Suatu pagi dengan derasnya hujan aku terpaksa harus pergi. Dengan membawa payung yang telah berlubang di bagian sudut-sudutnya, aku tetap bertekad menerjangnya. Rasanya memang percuma aku membawa payung, toh seluruh badan ku basah juga oleh air hujan. Aku tetap berjalan, langkah demi langkah berlalu pelan. Aku menyusuri jalanan sepi, dengan semak-semak di kanan dan kiri.
Satu jam sudah aku berjalan. Hujan belum juga reda, sedangkan bajuku basah kuyup membuat tubuhku mulai menggigil kedinginan. Tetapi aku pikir, memang inilah cara terbaik saat ini. Lebih baik aku pergi dari rumah, daripada harus menerima kezaliman dari Ibu tiriku. Ya, aku tinggal bersama Ibu tiri, sedangkan Ayahku sibuk bekerja dan sering pulang larut malam.
Aku merasa tidak berguna berada di rumah, setiap hari yang ku terima hanya kemarahan dan caci maki dari Ibu tiri ku. Bahkan aku tidak tahu kesalahan apa yang telah aku perbuat. Ibu Tiri ku seolah menaruh benci yang sangat mendalam padaku. Sekarang entah bagaimana nasibku, tubuhku terus menggigil dan bahkan aku tidak tahu harus berteduh di mana.”
Penjelasan:
judulnya maaf ngasal
Jawaban:
: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
raja hutan yang kejam
Di dalam hutan yang sangat lebat, hiduplah seekor Singa. Singa menjadi raja untuk semua penduduk hutan. Namun, Singa adalah raja yang sangat kejam. Tidak ada satupun hewan lain yang berani melawan perintah Sang Raja. Hingga suatu hari, Sang Raja jatuh sakit sehingga tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Sang Raja hanya bisa rebahan di ranjang tidurnya.
Tubuhnya terkulai lemas, nafsu makannya hilang sehingga membuat tubuh Sang Raja semakin kurus. Sayangnya, selama Sang Raja sakit tidak ada satupun rakyatnya yang datang mengunjungi. Alih-alih datang dengan membawa makanan, rakyat di luar justru berbahagia dengan keadaan Sang Raja sekarang. Mereka justru berharap Sang Raja mati, dan posisinya dapat diganti oleh hewan lain
Penjelasan:
maaf kepanjangan
tema hewan