angelvania01
Nama Asli : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat Lahir : Yogyakarta, 2 Mei 1889 Wafat : Yogyakarta, 26 April 1959 Makam : Wijayabrata, Yogyakarta Bersama-sama dengan E.F.E. Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara adalah pendiri Indische Partij tahun 1912 (“Tiga Serangkai”).
Pada tahun 1913 Tiga Serangkai ditangkap dan diasingkan ke Belanda. Semula Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Tjipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Banda Neira(Maluku), dan Ki Hajar Dewantara dibuang ke Pulau Bangka. Namun, atas permintaan mereka sendiri mereka diasingkan ke Belanda. Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa. Dia melihat bahwa pergerakan politik saja tidak cukup untuk menghapus kolonialisme. Lewat taman siswa inilah dikenal metode dan konsep pendidikan nasional, yaitu konsep Among Sistem (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani). Untuk menghormati jasanya dibidang pendidikan, pada tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, ia juga diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Selain di dunia pendidikan, dia juga merintis penerbitan majalah Hindia Poetra. Dan berjuang melalui tulisannya yang amat tajam menentang pemerintah kolonial. Berdasarkan SK Presiden RI No. 305/1959, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Kategori
Tokoh Pendidikan
Agama
Islam
Tempat Lahir
Yogyakarta
Tanggal Lahir
Kamis, 2 Mei 1889
Zodiak
Taurus
Warga Negara
Indonesia
Istri : Nyi Sutartinah
Bersama-sama dengan E.F.E. Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara adalah pendiri Indische Partij tahun 1912 (“Tiga Serangkai”).
Pada tahun 1913 Tiga Serangkai ditangkap dan diasingkan ke Belanda. Semula Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Tjipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Banda Neira(Maluku), dan Ki Hajar Dewantara dibuang ke Pulau Bangka. Namun, atas permintaan mereka sendiri mereka diasingkan ke Belanda.
Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa. Dia melihat bahwa pergerakan politik saja tidak cukup untuk menghapus kolonialisme. Lewat taman siswa inilah dikenal metode dan konsep pendidikan nasional, yaitu konsep Among Sistem (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani).
Untuk menghormati jasanya dibidang pendidikan, pada tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, ia juga diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Selain di dunia pendidikan, dia juga merintis penerbitan majalah Hindia Poetra. Dan berjuang melalui tulisannya yang amat tajam menentang pemerintah kolonial.
Berdasarkan SK Presiden RI No. 305/1959, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.