Pada suatu sore, Bejo sedang asik memakan soto di warung makan favoritnya. Dengan lahap Bejo memakan soto bakso tersebut mangkuk demi mangkuk, sehingga kalau diibaratkan obat, Bejo telah overdosis.
Seusai kenyang karena makan bakso, Bejo dengan perut menggelembung bergegas pulang. Ditengah perjalanan bejo mengalami kecelakaan. Untunglah, kecelakaan tersebut tidak melukai Bejo, namun apesnya, kecelakaan itu memakan korban yaitu sandal bejo.
Dengan terpaksa Bejo berjalan tanpa alas kaki. Sangat sakit rasanya kaki Bejo bila harus berjalan tanpa alas kaki. Deritanya bertambah karena kenyataan rumahnya masih jauh. Akhirnya Bejo memilih pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal, namun apa daya, uangnya hanya sisa 500 rupiah.
Dengan wajah berasap, Bejo pulang dengan tangan hampa, ia sadar, setelah pergi ke toko untuk membeli sendal, jaraknya ke rumahnya semakin jauh. “Duh, kalau begini kakiku bisa jadi ceker ayam!”
Mendadak Bejo mempunyai ide. Ia berniat untuk mencuri sendal di masjid, Bejo hendak mengambil sendal terbaik di masjid saat itu. Sambil menguntit ia memastikan setiap orang sedang beribadah, jadi ketika mereka sibuk beribadah.
Ternyata rencananya berjalan mulus, ia berhasil mendapatkan sandal berwarna ungu – sandal terbaik di masjid itu. Bergaya seolah ia pemilik sandal itu, ia langsung menggunakan sandal itu.
Tidak diduga pemilik aslinya sadar bahwa Bejo telah mencuri sandalnya, “Woi, maling, maling sendal!” Teriak pemilik sendal tersebut. Seperti ibu-ibu yang mengejar diskon 50%, pemilik sandal tersebut lari mengejar Bejo. Terjadilah kejar-kejaran, apes sekali Bejo, perut Bejo yang buncit membuatnya mudah tertangkap.
Tidak diduga bagi Bejo, bahwa pemilik sendal tersebut melaporkan tindakan Bejo ke polisi.
“Kenapa kamu mencuri sendal?” Tanya polisi “ Saya... tidak punya uang untuk membeli sendal” Sahut Bejo “Baiklah, kamu akan saya bawa ke pengadilan”
Sial sekali bagi Bejo, hal sepele seperti ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.
“Baiklah, Bejo, umur 20 tahun, telah terbukti mencuri sendal seharga 30.000 rupiah. Dengan ini Bejo dihukum 5 tahun penjara.” Jelas hakim“Lho?! Pak, ini tidak adil, mengapa masa hukuman saya lebih banyak daripada koruptor?”“....”“...Ya tentu lah, kamu mencuri sendal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah. Kalau koruptor mencuri uang 2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia, nah kalau dihitung koruptor hanya merugikan 50 perak tiap orang”"$#$&[email protected]" mendadak pikiran Bejo konslet. Dibawah ini merupakan struktur berdasarkan cerita diatas,
1. Abstraksi Selesai makan, Bejo mengalami kecelakaan yang membuat sandalnya rusak 2. Orientasi Bejo ingin membeli sandal baru, tetapi ia tidak mempunyai uang Bayu mengambil sandal di masjid, namun akhirnya ketahuan oleh pemiliknya sehingga ia ditangkap polisi kemudian diadili 3. Krisis Pada saat di pengadilan dia tidak terima hukumannya 4. Reaksi Membandingkan hukumannya dengan koruptor 5. Koda Si pencuri ternyata lebih merugikan daripada koruptor
Pada suatu sore, Bejo sedang asik memakan soto di warung makan favoritnya. Dengan lahap Bejo memakan soto bakso tersebut mangkuk demi mangkuk, sehingga kalau diibaratkan obat, Bejo telah overdosis.
Seusai kenyang karena makan bakso, Bejo dengan perut menggelembung bergegas pulang. Ditengah perjalanan bejo mengalami kecelakaan. Untunglah, kecelakaan tersebut tidak melukai Bejo, namun apesnya, kecelakaan itu memakan korban yaitu sandal bejo.
Dengan terpaksa Bejo berjalan tanpa alas kaki. Sangat sakit rasanya kaki Bejo bila harus berjalan tanpa alas kaki. Deritanya bertambah karena kenyataan rumahnya masih jauh. Akhirnya Bejo memilih pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal, namun apa daya, uangnya hanya sisa 500 rupiah.
Dengan wajah berasap, Bejo pulang dengan tangan hampa, ia sadar, setelah pergi ke toko untuk membeli sendal, jaraknya ke rumahnya semakin jauh. “Duh, kalau begini kakiku bisa jadi ceker ayam!”
Mendadak Bejo mempunyai ide. Ia berniat untuk mencuri sendal di masjid, Bejo hendak mengambil sendal terbaik di masjid saat itu. Sambil menguntit ia memastikan setiap orang sedang beribadah, jadi ketika mereka sibuk beribadah.
Ternyata rencananya berjalan mulus, ia berhasil mendapatkan sandal berwarna ungu – sandal terbaik di masjid itu. Bergaya seolah ia pemilik sandal itu, ia langsung menggunakan sandal itu.
Tidak diduga pemilik aslinya sadar bahwa Bejo telah mencuri sandalnya, “Woi, maling, maling sendal!” Teriak pemilik sendal tersebut. Seperti ibu-ibu yang mengejar diskon 50%, pemilik sandal tersebut lari mengejar Bejo. Terjadilah kejar-kejaran, apes sekali Bejo, perut Bejo yang buncit membuatnya mudah tertangkap.
Tidak diduga bagi Bejo, bahwa pemilik sendal tersebut melaporkan tindakan Bejo ke polisi.
“Kenapa kamu mencuri sendal?” Tanya polisi
“ Saya... tidak punya uang untuk membeli sendal” Sahut Bejo
“Baiklah, kamu akan saya bawa ke pengadilan”
Sial sekali bagi Bejo, hal sepele seperti ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.
“Baiklah, Bejo, umur 20 tahun, telah terbukti mencuri sendal seharga 30.000 rupiah. Dengan ini Bejo dihukum 5 tahun penjara.” Jelas hakim“Lho?! Pak, ini tidak adil, mengapa masa hukuman saya lebih banyak daripada koruptor?”“....”“...Ya tentu lah, kamu mencuri sendal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah. Kalau koruptor mencuri uang 2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia, nah kalau dihitung koruptor hanya merugikan 50 perak tiap orang”"$#$&[email protected]" mendadak pikiran Bejo konslet.
Dibawah ini merupakan struktur berdasarkan cerita diatas,
1. Abstraksi
Selesai makan, Bejo mengalami kecelakaan yang membuat sandalnya rusak
2. Orientasi
Bejo ingin membeli sandal baru, tetapi ia tidak mempunyai uang
Bayu mengambil sandal di masjid, namun akhirnya ketahuan oleh pemiliknya sehingga ia ditangkap polisi kemudian diadili
3. Krisis
Pada saat di pengadilan dia tidak terima hukumannya
4. Reaksi
Membandingkan hukumannya dengan koruptor
5. Koda
Si pencuri ternyata lebih merugikan daripada koruptor