muhammadrido
Banjir Air tercurah deras dari langit Gemuruh awan, bercahaya kilat Ranting palem terhempas angin barat Sampahpun ikut terhanyut Muara sungai tertutup sampahRawa hilang teronggok sampahSeluruh tempat penuh sampah Menyengatkan bau dan sumpah serapah Air deras tak tertahankan Daratan telah penuh hutan betonTak ada lagi akar yang menahan Air memenuhi darat dengan perlahan Rumah telah penuh dengan air Rumah tenggelam oleh banjir Adakah ingatan untuk sadar Sampah sumber banjir
banjir tak kukira akan begini nasib mereka itu hanyut terbawa kehancuran hancur hati mereka hujan rintik menjadi bencan tak disangka dapat begitu kegundulan suatu lahan air mengalir deras tak mereka sadari kegiatan kecil menjadi bencana air yang kecil dapat menjadi bencana terkutuklah mereka itu ketika kita tanya mereka hanya bisu yang mereka jawab taka ada pertanggung jawaban apa hala itu bisa kita terma sekarang semua telah terlambat air telah mengahanyutkan mereka sendiri terbawa oleh perbuatan sendiri geram rasa hatiku ini oh banjir...
AjengSyafira“Banjir Lagi" Lihatlah kami disini. Berteman banjir setiap hari. Berjalan menuju tempat pengungsian. Mencari tempat perlindungan.. Lihatlah generasi muda bangsa. Yang berteman banjir kesekolahnya. Menggenangi beranda dunia. Tapi mereka tetap merintis mimpi dunia.. Anak-anak SD yang tiada tahu apa-apa. Akan kerakusan para pemilik kuasa. Membabat hutan dengan jumawa. Tertawa ditempat istananya.. Namun roda ekonomi terus berlari. Tiada perduli akan kebanjiran ini. Dan tetap berteman genangan air. Dari terbit fajar hingga mentari berakhir.. Salah siapa ini terjadi.? Para pemilir disana terus berkata. Banjir menyebabkan kita merugi. Sambil duduk tenang ditempat hangatnya.. Uluran tangan para penderma. Terasa kurang dan tiada merata. Dan pemerintah hanya berusaha. Namun banjir tahunan tetap melanda.. Banjir yang merugikan. Genangan air yang menyengsarakan. Namun langkah kaki manusia. Tetap terperosok di jalan yang sama.. Berfikir kembali dan terdiam. Aku termangu dalam kelam..
Air tercurah deras dari langit Gemuruh awan, bercahaya kilat Ranting palem terhempas angin barat Sampahpun ikut terhanyut
Muara sungai tertutup sampahRawa hilang teronggok sampahSeluruh tempat penuh sampah Menyengatkan bau dan sumpah serapah
Air deras tak tertahankan Daratan telah penuh hutan betonTak ada lagi akar yang menahan Air memenuhi darat dengan perlahan
Rumah telah penuh dengan air Rumah tenggelam oleh banjir Adakah ingatan untuk sadar Sampah sumber banjir
banjir
tak kukira akan begini
nasib mereka itu
hanyut terbawa kehancuran
hancur hati mereka
hujan rintik menjadi bencan
tak disangka dapat begitu
kegundulan suatu lahan
air mengalir deras
tak mereka sadari
kegiatan kecil menjadi bencana
air yang kecil dapat menjadi bencana
terkutuklah mereka itu
ketika kita tanya mereka
hanya bisu yang mereka jawab
taka ada pertanggung jawaban
apa hala itu bisa kita terma
sekarang semua telah terlambat
air telah mengahanyutkan mereka sendiri
terbawa oleh perbuatan sendiri
geram rasa hatiku ini
oh banjir...
Lihatlah kami disini.
Berteman banjir setiap hari.
Berjalan menuju tempat pengungsian.
Mencari tempat perlindungan..
Lihatlah generasi muda bangsa.
Yang berteman banjir kesekolahnya.
Menggenangi beranda dunia.
Tapi mereka tetap merintis mimpi dunia..
Anak-anak SD yang tiada tahu apa-apa.
Akan kerakusan para pemilik kuasa.
Membabat hutan dengan jumawa.
Tertawa ditempat istananya..
Namun roda ekonomi terus berlari.
Tiada perduli akan kebanjiran ini.
Dan tetap berteman genangan air.
Dari terbit fajar hingga mentari berakhir..
Salah siapa ini terjadi.?
Para pemilir disana terus berkata.
Banjir menyebabkan kita merugi.
Sambil duduk tenang ditempat hangatnya..
Uluran tangan para penderma.
Terasa kurang dan tiada merata.
Dan pemerintah hanya berusaha.
Namun banjir tahunan tetap melanda..
Banjir yang merugikan.
Genangan air yang menyengsarakan.
Namun langkah kaki manusia.
Tetap terperosok di jalan yang sama..
Berfikir kembali dan terdiam.
Aku termangu dalam kelam..
tandai terbaik and semoga membantu.