pertama mula pungguk merindu berbunyilah guruh mendayu-dayu hatunya rawan bercampur pilu seperti diiris dengan sembilu
pungguk bermadag seraya merawan wahai bulan, terbitlah tuan gundahku tidak berketahuan keluarlah bulan tercelah awan
0 votes Thanks 1
ginastz
Angin ini indah untuk di rasakan angin ini enak untuk di nikmati ketika semilir udara mengalir melalui relung relung tulang ini hati ini sunyi berbicara liirih tiada henti ini kah surga ini kah lembah anai matahari yang jarang menampakan sengatany membuat dunia ini kian berasa di surga sahabat alam yang mulai mengeluarkan suara penghuni hutan yang mulai bergerak karena udara menambah hati ini untuk tetap ada di sana suara air yang begitu terdengar warna air yang seperti kaca batu air yang berdiri rapi bersama para penghuninya membuat tempat ini berasa istimewa
pertama mula pungguk merindu
berbunyilah guruh mendayu-dayu
hatunya rawan bercampur pilu
seperti diiris dengan sembilu
pungguk bermadag seraya merawan
wahai bulan, terbitlah tuan
gundahku tidak berketahuan
keluarlah bulan tercelah awan
angin ini enak untuk di nikmati
ketika semilir udara mengalir melalui relung relung tulang ini
hati ini sunyi berbicara liirih tiada henti
ini kah surga
ini kah lembah anai
matahari yang jarang menampakan sengatany
membuat dunia ini kian berasa di surga
sahabat alam yang mulai mengeluarkan suara
penghuni hutan yang mulai bergerak karena udara
menambah hati ini untuk tetap ada di sana
suara air yang begitu terdengar
warna air yang seperti kaca
batu air yang berdiri rapi bersama para penghuninya
membuat tempat ini berasa istimewa