Buatin lirik lagu indonesia apa aja tapi pake basa sunda dong
ilukman
Dalam bahasa Sunda, kata lagu bisa diterjemahkan menjadi beberapa kata, seperti kawih, kakawihan dan tembang. Kawih adalah lagu Sunda bebas yang tidak begitu terikat oleh aturan. Kakawihan hampir sama dengan kawih, bedanya adalah kawih seperti kebanyakan lagu yang ada dalam istilah bahasa Indonesia, sedangkan kakawihan adalah lagu yang biasa dinyanyikan untuk bermain atau bekerja. Tembang adalah lagu Sunda yang terikat oleh aturan pupuh yang disebut "guru lagu" dan "guru wilangan".
Pada umumnya, lagu yang menggunakan bahasa Indonesia dapat dikategorikan sebagai kawih. Jika dilihat dari kata-kata yang ada dalam kawih, kawih mirip seperti sajak. Dalam sastra Sunda, kawih dan sajak adalah merupakan bentuk puisi yang tidak begitu terikat oleh aturan, atau secara lebih spesifik, kawih dan sajak adalah bentuk puisi yang tidak terikat oleh guru lagu dan guru wilangan.
Jika dilihat dari sudut bentuk puisi, meskipun kawih dan sajak adalah sama yaitu tidak terikat oleh guru lagu dan guru wilangan, tetapi saat menterjemahkan kawih dan sajak dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda, kawih dan sajak menjadi sedikit berbeda. Dalam kawih terdapat unsur unsur sastra dan musik, sedangkan dalam sajak hanya ada unsur sastra saja. Kawih terikat oleh aturan musik yang disebut meoldi. Hubungan antara unsur melodi dengan kata-kata yang ada dalam kawih atau lagu terlihat dari jumlah suku-kata yang ada dalam tiap baris dari kawih atau lagu tersebut.
Oleh sebab itu, dalam menterjemahkan lagu yang berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda, kita akan terikat oleh unsur melodi yang ada pada lagu tersebut. Unsur melodi dalam sebuah lagu terlihat dari jumlah suku-kata yang ada dalam tiap baris dari lagu tersebut. Sehingga saat menterjemahkan lagu tersebut, harus dipastikan bahwa jumlah suku kata yang ada dalam tiap baris dari lagu versi bahasa Sunda sama dengan yang ada pada lagu aslinya yang berbahasa Indonesia, agar lagu terjemahan tersebut dapat dinyanyikan dengan menggunakan melodi lagu aslinya.
Melihat jawaban yang sudah ada, yang telah menterjemahkan lagu yang berjudul "Dekat di Hati" dari RAN, dapat diambil kesimpulan bahwa terjemahan tersebut dapat dimengerti sebagai bahasa Sunda, tetapi terjemahan tersebut jika dinyanyikan menggunakan melodi atau musik lagu tersebut, maka kata-kata yang ada tidak akan pas dengan melodinya, karena jumlah suku kata yang ada dalam versi bahasa Indonesia dari lagu tersebut berbeda dengan jumlah suku-kata yang ada dalam versi bahasa Sunda.
Di bawah ini adalah terjemahan lagu "Dekat di Hati" ke dalam bahasa Sunda dengan memperhatikan dan memastikan bahwa jumlah suku-kata tiap baris dalam lagu versi bahasa Sunda tersebut sama dengan yang versi bahasa Indonesianya :
Dekat di Hati (versi bahasa Indonesia)
Dering telefonku membuatku tersenyum di pagi hari (18) Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi (17) Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini (17) Tawa candamu menghibur saatku sendiri (14)
Aku di sini dan kau di sana (10) Hanya berjumpa via suara (10) Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa (17)
Meski kau kini jauh di sana (10) Kita memandang langit yang sama (10) Jauh di mata namun dekat di hati (12)
Deukeut di Ati (versi bahasa Sunda)
Dering telepon kuring jadi sabab kuring imut isuk-isuk (18) Anjeun nyarita tadi peuting urang panggih na impian (17) Teuing kunaon kuring ngarasa anjeun aya didieu (17) Ceria anjeun ngahibur kuring keur sorangan (14)
Kuring di dieu anjeun di dinya (10) Ngan bisa papanggih liwat sora (10) Tapi kuring teu weleh nungguan iraha urang panggih (17)
Sanajan ayeuna anjeun jauh (10) Urang nyawang langit nu sarua (10) Jauh di mata tapi deukeut di ati (12)
Pada umumnya, lagu yang menggunakan bahasa Indonesia dapat dikategorikan sebagai kawih. Jika dilihat dari kata-kata yang ada dalam kawih, kawih mirip seperti sajak. Dalam sastra Sunda, kawih dan sajak adalah merupakan bentuk puisi yang tidak begitu terikat oleh aturan, atau secara lebih spesifik, kawih dan sajak adalah bentuk puisi yang tidak terikat oleh guru lagu dan guru wilangan.
Jika dilihat dari sudut bentuk puisi, meskipun kawih dan sajak adalah sama yaitu tidak terikat oleh guru lagu dan guru wilangan, tetapi saat menterjemahkan kawih dan sajak dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda, kawih dan sajak menjadi sedikit berbeda. Dalam kawih terdapat unsur unsur sastra dan musik, sedangkan dalam sajak hanya ada unsur sastra saja. Kawih terikat oleh aturan musik yang disebut meoldi. Hubungan antara unsur melodi dengan kata-kata yang ada dalam kawih atau lagu terlihat dari jumlah suku-kata yang ada dalam tiap baris dari kawih atau lagu tersebut.
Oleh sebab itu, dalam menterjemahkan lagu yang berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda, kita akan terikat oleh unsur melodi yang ada pada lagu tersebut. Unsur melodi dalam sebuah lagu terlihat dari jumlah suku-kata yang ada dalam tiap baris dari lagu tersebut. Sehingga saat menterjemahkan lagu tersebut, harus dipastikan bahwa jumlah suku kata yang ada dalam tiap baris dari lagu versi bahasa Sunda sama dengan yang ada pada lagu aslinya yang berbahasa Indonesia, agar lagu terjemahan tersebut dapat dinyanyikan dengan menggunakan melodi lagu aslinya.
Melihat jawaban yang sudah ada, yang telah menterjemahkan lagu yang berjudul "Dekat di Hati" dari RAN, dapat diambil kesimpulan bahwa terjemahan tersebut dapat dimengerti sebagai bahasa Sunda, tetapi terjemahan tersebut jika dinyanyikan menggunakan melodi atau musik lagu tersebut, maka kata-kata yang ada tidak akan pas dengan melodinya, karena jumlah suku kata yang ada dalam versi bahasa Indonesia dari lagu tersebut berbeda dengan jumlah suku-kata yang ada dalam versi bahasa Sunda.
Di bawah ini adalah terjemahan lagu "Dekat di Hati" ke dalam bahasa Sunda dengan memperhatikan dan memastikan bahwa jumlah suku-kata tiap baris dalam lagu versi bahasa Sunda tersebut sama dengan yang versi bahasa Indonesianya :
Dekat di Hati (versi bahasa Indonesia)
Dering telefonku membuatku tersenyum di pagi hari (18)
Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi (17)
Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini (17)
Tawa candamu menghibur saatku sendiri (14)
Aku di sini dan kau di sana (10)
Hanya berjumpa via suara (10)
Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa (17)
Meski kau kini jauh di sana (10)
Kita memandang langit yang sama (10)
Jauh di mata namun dekat di hati (12)
Deukeut di Ati (versi bahasa Sunda)
Dering telepon kuring jadi sabab kuring imut isuk-isuk (18)
Anjeun nyarita tadi peuting urang panggih na impian (17)
Teuing kunaon kuring ngarasa anjeun aya didieu (17)
Ceria anjeun ngahibur kuring keur sorangan (14)
Kuring di dieu anjeun di dinya (10)
Ngan bisa papanggih liwat sora (10)
Tapi kuring teu weleh nungguan iraha urang panggih (17)
Sanajan ayeuna anjeun jauh (10)
Urang nyawang langit nu sarua (10)
Jauh di mata tapi deukeut di ati (12)