Aku tinggal disebuah rumah susun yang sangat kumuh dan sempit .sungguh aku tidak terbiasa sama kondisi yang seperti ini, “nak mau kah kamu membantu ibu berjualan di tepi jalan itu “ Tanya ibu ku Sebenernya kasian juga sih liat ibu yang berjualan sendirian ditepi jalan tsb tapi aku itu sangat malu dengan keadaan ekonomi ku saat ini mau ditaro dimana muka ini saat orang orang tau kalau aku adalah seorang anak dari ibu penjual pecel ditepi jalan itu. “ha? Ga, farrah gamau mah, farah mau fokus sekolah !“ tegasku dengan nada marah. “baiklah nak kalau kamu tidak mau” * Biasa nya tuh kalau malam malam seperti ini aku bisa tidur nyenyak dengan menyalakan AC, dengan hitungan detik pasti aku sudah samoai dialam mimpi, tapi kali ini berbeda SUARA NYAMUK dan udara pengap cukup membuatku tidak bisa tidur uhhh aku sangat benci dengan hidup ku yang sekarang, aku sangat benci ibu garagara ibu ke salon dan ayah menjemput ibu, ayah jadi meninggal karena kecelakaan mengapa ibu saja yang meninggal. Sinar mentari menerpa tubuh ini uh rasanya aku kurang tidur hari ini. ku tengok kanan kiri ternyata ibu ku sudah tidak ada. mungkin sudah berjualan pecel? mungkin saja
Kuberjalan kaki untuk menuju sekolah tiba tiba saja ku lihat di tepi jalan dekat sekolah ku ada ibu sedang berjualan,dan ibu melihat kearah ku dengan melambaikan tangan dan memanggil nama ku. Dengan pura pura tidak melihat ku cuek saja tidak merespon sapa’an dari ibu kandung ku sendiri, sebenernya aku sungguh kasihan melihatnya yang masih berumur 32 tahun tubuhnya masih seperti umur 20’an, kulitnya yang dulu putih mulus sekarang agak menggelap karena terkena sinar mata hari saat dia berjual pecel.mata nya yang indah sekarang terlihat ada lingkar hitam dibawah mata nya karena kurang tidur saking sibuk nya dia berjualan mati matian tapi rasa iba ku terhadap ibu terhalang oleh rasa malu ku saat semua orang disekolah ku tau kalau aku mempunya ibu seorang tukang pecel keliling Apalagi kalau musuh ku tau pasti dia akan tertawa menang saat tau itu.
Baru saja aku menghempas kan tubuhku ke tempat duduk ku, tiba tiba saja Amelia musuh ku datang dengan memakan pecel buatan ibu ku “hm lezat ya pecel ini baru gua rasain pecel seenak ini loh“ “emang lo beli dimana mel pecel nya ?” Tanya dinda sahabat baik amel “itu tuh di ibu ibu ditepi jalan itu, murah tau Cuma 5ribu rupiah“ “pasti beruntung banget ya mel anak nya si ibu itu bisa makan sepuas nya pecel yang enak itu“ * Ada apa ya dengan ibu perasaan ku sangat tifak enak. Tak lama berselamg ibu dating dengan luka dimana mana “asallamualaikum nak kok jam segini belum tidur ?” Tanya nya dengan senyuman khas nya “walaikumsalam lagi gak mood tidur aja tuh ibu kenapa kok luka ?” Tanya ku sok tidak peduli padhal aku sangat khawatir lihat kondisi ibu sperti itu “ibu baru saja jadi korban tabrak lari nak. Kayanyanya ibu besok tidak bisa berjualan deh, padahal kan besok hari libur pasti banyak yang mau membeli pecel ibu, farah mau bantu ibu untuk berjualalan tidak ?” pinta nya dengan raut wajah yang sangat mengetuk hati ini Tapi “maaf bu, farah kan tugasnya hanya belajar ! jadi farrah gamau kalo disuruh berjualan keliling . ibu kok manja banget sih bu Cuma luka dikit aja gak jualan, kita, mau makan apa kalau ibu ga jualan ?” tegasku “baiklah nak, ibu saja yang berjualan. sebaiknya kamu tidur nak sudah malam tar kamu sakit“ Ku segera beranjak ke ranjang tidur ku dengan ku tutup muka ku dengan selimut ku dengar suara samar samar ibu sedang menangis . Sebelumnya selama aku hidup aku tidak pernah melihat nya menangis, aku sungguh malu pada diri ku sendiri yang sudah melukai hati seorang wanita yang sudah mengandung ku selama 9 bulan
Aku tinggal disebuah rumah susun yang sangat kumuh dan sempit .sungguh aku tidak terbiasa sama kondisi yang seperti ini, “nak mau kah kamu membantu ibu berjualan di tepi jalan itu “ Tanya ibu ku
Sebenernya kasian juga sih liat ibu yang berjualan sendirian ditepi jalan tsb tapi aku itu sangat malu dengan keadaan ekonomi ku saat ini mau ditaro dimana muka ini saat orang orang tau kalau aku adalah seorang anak dari ibu penjual pecel ditepi jalan itu.
“ha? Ga, farrah gamau mah, farah mau fokus sekolah !“ tegasku dengan nada marah.
“baiklah nak kalau kamu tidak mau”
*
Biasa nya tuh kalau malam malam seperti ini aku bisa tidur nyenyak dengan menyalakan AC, dengan hitungan detik pasti aku sudah samoai dialam mimpi, tapi kali ini berbeda SUARA NYAMUK dan udara pengap cukup membuatku tidak bisa tidur uhhh aku sangat benci dengan hidup ku yang sekarang, aku sangat benci ibu garagara ibu ke salon dan ayah menjemput ibu, ayah jadi meninggal karena kecelakaan mengapa ibu saja yang meninggal.
Sinar mentari menerpa tubuh ini uh rasanya aku kurang tidur hari ini. ku tengok kanan kiri ternyata ibu ku sudah tidak ada. mungkin sudah berjualan pecel? mungkin saja
Kuberjalan kaki untuk menuju sekolah tiba tiba saja ku lihat di tepi jalan dekat sekolah ku ada ibu sedang berjualan,dan ibu melihat kearah ku dengan melambaikan tangan dan memanggil nama ku.
Dengan pura pura tidak melihat ku cuek saja tidak merespon sapa’an dari ibu kandung ku sendiri, sebenernya aku sungguh kasihan melihatnya yang masih berumur 32 tahun tubuhnya masih seperti umur 20’an, kulitnya yang dulu putih mulus sekarang agak menggelap karena terkena sinar mata hari saat dia berjual pecel.mata nya yang indah sekarang terlihat ada lingkar hitam dibawah mata nya karena kurang tidur saking sibuk nya dia berjualan mati matian
tapi rasa iba ku terhadap ibu terhalang oleh rasa malu ku saat semua orang disekolah ku tau kalau aku mempunya ibu seorang tukang pecel keliling Apalagi kalau musuh ku tau pasti dia akan tertawa menang saat tau itu.
Baru saja aku menghempas kan tubuhku ke tempat duduk ku, tiba tiba saja Amelia musuh ku datang dengan memakan pecel buatan ibu ku
“hm lezat ya pecel ini baru gua rasain pecel seenak ini loh“
“emang lo beli dimana mel pecel nya ?” Tanya dinda sahabat baik amel
“itu tuh di ibu ibu ditepi jalan itu, murah tau Cuma 5ribu rupiah“
“pasti beruntung banget ya mel anak nya si ibu itu bisa makan sepuas nya pecel yang enak itu“
*
Ada apa ya dengan ibu perasaan ku sangat tifak enak.
Tak lama berselamg ibu dating dengan luka dimana mana
“asallamualaikum nak kok jam segini belum tidur ?” Tanya nya dengan senyuman khas nya
“walaikumsalam lagi gak mood tidur aja tuh ibu kenapa kok luka ?” Tanya ku sok tidak peduli padhal aku sangat khawatir lihat kondisi ibu sperti itu
“ibu baru saja jadi korban tabrak lari nak. Kayanyanya ibu besok tidak bisa berjualan deh, padahal kan besok hari libur pasti banyak yang mau membeli pecel ibu, farah mau bantu ibu untuk berjualalan tidak ?” pinta nya dengan raut wajah yang sangat mengetuk hati ini
Tapi
“maaf bu, farah kan tugasnya hanya belajar ! jadi farrah gamau kalo disuruh berjualan keliling . ibu kok manja banget sih bu Cuma luka dikit aja gak jualan, kita, mau makan apa kalau ibu ga jualan ?” tegasku
“baiklah nak, ibu saja yang berjualan. sebaiknya kamu tidur nak sudah malam tar kamu sakit“
Ku segera beranjak ke ranjang tidur ku dengan ku tutup muka ku dengan selimut ku dengar suara samar samar ibu sedang menangis .
Sebelumnya selama aku hidup aku tidak pernah melihat nya menangis, aku sungguh malu pada diri ku sendiri yang sudah melukai hati seorang wanita yang sudah mengandung ku selama 9 bulan