Yuju111
Negosiasi Ganti Rugi Di Siang hari yang cerah, Fatimah dan Fitri pergi ke Rumah sakit untuk menjenguk ibunya Fatimah yang dirawat di ICU. Mereka ke Rumah Sait mengendarai motor. Fatimah yang memboncengkan fitri sangat terburu-buru sehinga ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Fitri :”Fat, kamu baik-baik saja kan?” (Membantu Fatimah untuk berdiri) Fatimah :”Ya, aku baik-baik saja. Tadi kita menabrak apa, Fit?” Fitri :”Kita menabrak orang itu. Ayo ke sana!” (Menunjuk orang yang terjatuh) Dhila :”orang itu naik motor atau naik pesawat sih? Dia fikir ini jalan neneknya?” Lala :”Aduhhh... Sakit” (Merintih kesakitan) Dhila :”Bagian mana yang sakit Tir?” Lala :”Kakiku sakit, bantu aku berdiri!” Dhila : (menuju ke tempat yang teduh di bawah pohon) “Duduk di sini ya, La!” ( Fitri dan Fatimah menuju ke orang yang jatuh tersebut.) Dhila :”Saya ingin Anda bertanggung jawab dan mengganti rugi.” Fitri :”Baiklah kami akan bertanggung jawab dan memberi ganti rugi, berapa yang mbak inginkan?” Dhila :”Rp. 1.000.000,00” Lala :”Dhil, kamu mau merampok ya?” Fitri :”Hah, Rp. 1.000.000,00? Itu lukanya kan tidak parah.” Dhila :”Sepedanya kan juga rusak.” Fitri :”Sepeda baru saja harganya tidak sampai sebesar itu. Tolonglah turunkan sedikit!” Lala :”Baiklah, kami minta Rp. 800.000,00 saja mbak.” Fatimah :”Maaf, kami tidak punya uang sebesar itu.” Dhila :”Saya tidak peduli. Atau kami akan laporkan ke polisi?” Fitri :”Ehh, jangan. Kami akan membayar Rp. 300.000,00 saja. Boleh kan?” Lala :”Uang segitu tidak cukup Mbak.” Fatimah :”Ya sudah, tunggu sebentar mbak. Kami akan menghubungi keluarga atau teman kami.” Fitri : (mencoba menghubungi keluarga dan teman yang bisa membantu) “Nomor siapa yang harus ku hubungi?” Fatimah :”Om Dio, Fit.” (sambil menyodorkan Hpnya) Fitri :”Oh iya, Om Dio.” (menyalin nomor) “Bisa tidak ya?” (menelepon) “Maaf nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi!” Fitri : (Menggelengkan kepala) Fatimah :”Cari dulu di Hpmu, tante atau yang lainnya.” Fitri :”Tanteku aja ya, Fat.” (mencari nomor tante lalu menelepon) “Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!” Fitri :”Tanteku juga tidak bisa dihubungi, telepon siapa lagi ya, Fat?” Fatimah :”Ibu Diana, dia pasti mau membantu.” Dhila :”Cepat dong mbak, teman saya ini kesakitan.” Fatimah :”Sabar ya mbak! Saya sedang mencari bantuan.” Lala :”Ya, tidak apa-apa.” Fitri : (mencari dan menelepon) “Nomornya sudah tidak terpakai lagi, nomor siapa lagi, Fat?” Fatimah :”Harapan terakhir, Fit. Kak Gike, coba Fit!” (menyodorkan Hpnya) Fitri : (menyalin nomor telepon) “Sepertinya bisa, Fat. Halo, ini dengan kak Gike?” Kak Gike :”Iya, ini siapa?” Fitri :”Ini saya Fitri kak, saya sedang bersama Fatimah. Kakak bisa bantu kami tidak ?” Kak Gike :”Ya, ada yang bisa kakak bantu?” Fitri :”Begini Kak. Anu.. ee, itu kak” Kak Gike :”Kamu tenang dulu baru bicara!” Fitri :”Iya. Tadi kami mau ke Rumah Sakit menjenguk ibunya Fatimah yang sedang di ruang ICU tapi sebelum sampai, kita menyerempet orang, kak. Orang itu marah dan minta ganti rugi. Tetapi kami tidak membawa uang yang cukupuntuk mengganti rugi” Fatimah : (meminta HP) “Aku boleh bicara dengan kak Gike?” Fitri :”Iya, tentu saja, Fat.” Fatimah :”Kak, segera ke sini cepat.” Kak Gike :”Ya sudah, sebentar lagi kakak ke sana.” Dhila :”Berapa lama lagi kami harus menunggu?” Fatimah :”Sebentar lagi, saya mohon. Tunggu sebentar!” Tidak lama kemudian, kak Gike datang ke tempat kejadian untuk membantu Fatimah dan Fitri Kak Gike : (datang dan menghampiri Fatimah) “Kamu tidak apa-apa Fatimah?” Fatimah :”Aku baik-baik saja kak, tetapi dia kak.” (menunjuk Lala) Kak Gike : (menghampiri Lala bersama Fitri dan Fatimah) “Maafkan adik saya ya! Bagaimana? Mau ganti rugi atau mau saya bantu ke Rumah Sakit?” Dhila :”Saya meminta ganti rugi Rp. 1.000.000,00 kak.” Kak Gike:”maaf ya Dek uang Rp.1.000.000,00 tidak sedikit,kami juga tidak mempunyai uang sebesar itu. Bisa dikurangi sedikit” Dhila :”Baiklah Rp. 800.000,00 saja” Kak Gike :”Itu masih terlalu banyak” Lala :”Ya Kak, Kakak punya uang berapa sekarang “ Dhila :”Ya udah, berapapun tidak apa-apa ,ibu kakak kan juga di rumah sakit pasti juga membutuhkan uang yang banyak untuk berobat.” Fatimah :”Terimakasih ya kamu sudah mau mengerti keadaan kami” Fitri :”Iya , terimakasih. Kkalian baik deh.” Kak Gike:”kalau begitu sepakat ya , kakak hanya punya uang Rp.450.000,00” (mengambil uang di tas dan memberikan ke Tiara) Lala :”Terimakasih ya Kak.” Kak Gike :”Iya sama-sama. Maafkan adik kakak ya, karena adik kakak menyerempet kamu.” Dila :”Ya ,kami maafkan lain kali hati-hati dalam berkendara walaupun anda dalam keadaan terburu .” Kak Gike :”Benar itu,keselamatan nomor satu. Baiklah, kami permisi dulu ya.” Lala :”Iya, hati-hati ya” Fitri :”Iya,sampai jumpa lagi.” (melambaikan tangan) Lala :”Iya, sampai jumpa juga” ( Melaambaikan tangan). Akhirnya permasalahan ini selesai dengan damai,dan mereka menjalin persahabatan
Di Siang hari yang cerah, Fatimah dan Fitri pergi ke Rumah sakit untuk menjenguk ibunya Fatimah yang dirawat di ICU. Mereka ke Rumah Sait mengendarai motor. Fatimah yang memboncengkan fitri sangat terburu-buru sehinga ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Fitri :”Fat, kamu baik-baik saja kan?” (Membantu Fatimah untuk berdiri)
Fatimah :”Ya, aku baik-baik saja. Tadi kita menabrak apa, Fit?”
Fitri :”Kita menabrak orang itu. Ayo ke sana!” (Menunjuk orang yang terjatuh)
Dhila :”orang itu naik motor atau naik pesawat sih? Dia fikir ini jalan neneknya?”
Lala :”Aduhhh... Sakit” (Merintih kesakitan)
Dhila :”Bagian mana yang sakit Tir?”
Lala :”Kakiku sakit, bantu aku berdiri!”
Dhila : (menuju ke tempat yang teduh di bawah pohon) “Duduk di sini ya, La!”
( Fitri dan Fatimah menuju ke orang yang jatuh tersebut.)
Dhila :”Saya ingin Anda bertanggung jawab dan mengganti rugi.”
Fitri :”Baiklah kami akan bertanggung jawab dan memberi ganti rugi, berapa yang mbak inginkan?”
Dhila :”Rp. 1.000.000,00”
Lala :”Dhil, kamu mau merampok ya?”
Fitri :”Hah, Rp. 1.000.000,00? Itu lukanya kan tidak parah.”
Dhila :”Sepedanya kan juga rusak.”
Fitri :”Sepeda baru saja harganya tidak sampai sebesar itu. Tolonglah turunkan sedikit!”
Lala :”Baiklah, kami minta Rp. 800.000,00 saja mbak.”
Fatimah :”Maaf, kami tidak punya uang sebesar itu.”
Dhila :”Saya tidak peduli. Atau kami akan laporkan ke polisi?”
Fitri :”Ehh, jangan. Kami akan membayar Rp. 300.000,00 saja. Boleh kan?”
Lala :”Uang segitu tidak cukup Mbak.”
Fatimah :”Ya sudah, tunggu sebentar mbak. Kami akan menghubungi keluarga atau teman kami.”
Fitri : (mencoba menghubungi keluarga dan teman yang bisa membantu) “Nomor siapa yang harus ku hubungi?”
Fatimah :”Om Dio, Fit.” (sambil menyodorkan Hpnya)
Fitri :”Oh iya, Om Dio.” (menyalin nomor) “Bisa tidak ya?” (menelepon)
“Maaf nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi!”
Fitri : (Menggelengkan kepala)
Fatimah :”Cari dulu di Hpmu, tante atau yang lainnya.”
Fitri :”Tanteku aja ya, Fat.” (mencari nomor tante lalu menelepon)
“Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!”
Fitri :”Tanteku juga tidak bisa dihubungi, telepon siapa lagi ya, Fat?”
Fatimah :”Ibu Diana, dia pasti mau membantu.”
Dhila :”Cepat dong mbak, teman saya ini kesakitan.”
Fatimah :”Sabar ya mbak! Saya sedang mencari bantuan.”
Lala :”Ya, tidak apa-apa.”
Fitri : (mencari dan menelepon) “Nomornya sudah tidak terpakai lagi, nomor siapa lagi, Fat?”
Fatimah :”Harapan terakhir, Fit. Kak Gike, coba Fit!” (menyodorkan Hpnya)
Fitri : (menyalin nomor telepon) “Sepertinya bisa, Fat. Halo, ini dengan kak Gike?”
Kak Gike :”Iya, ini siapa?”
Fitri :”Ini saya Fitri kak, saya sedang bersama Fatimah. Kakak bisa bantu kami tidak ?”
Kak Gike :”Ya, ada yang bisa kakak bantu?”
Fitri :”Begini Kak. Anu.. ee, itu kak”
Kak Gike :”Kamu tenang dulu baru bicara!”
Fitri :”Iya. Tadi kami mau ke Rumah Sakit menjenguk ibunya Fatimah yang sedang di ruang ICU tapi sebelum sampai, kita menyerempet orang, kak. Orang itu marah dan minta ganti rugi. Tetapi kami tidak membawa uang yang cukupuntuk mengganti rugi”
Fatimah : (meminta HP) “Aku boleh bicara dengan kak Gike?”
Fitri :”Iya, tentu saja, Fat.”
Fatimah :”Kak, segera ke sini cepat.”
Kak Gike :”Ya sudah, sebentar lagi kakak ke sana.”
Dhila :”Berapa lama lagi kami harus menunggu?”
Fatimah :”Sebentar lagi, saya mohon. Tunggu sebentar!”
Tidak lama kemudian, kak Gike datang ke tempat kejadian untuk membantu Fatimah dan Fitri
Kak Gike : (datang dan menghampiri Fatimah) “Kamu tidak apa-apa Fatimah?”
Fatimah :”Aku baik-baik saja kak, tetapi dia kak.” (menunjuk Lala)
Kak Gike : (menghampiri Lala bersama Fitri dan Fatimah) “Maafkan adik saya ya! Bagaimana? Mau ganti rugi atau mau saya bantu ke Rumah Sakit?”
Dhila :”Saya meminta ganti rugi Rp. 1.000.000,00 kak.”
Kak Gike:”maaf ya Dek uang Rp.1.000.000,00 tidak sedikit,kami juga tidak mempunyai uang sebesar itu. Bisa dikurangi sedikit”
Dhila :”Baiklah Rp. 800.000,00 saja”
Kak Gike :”Itu masih terlalu banyak”
Lala :”Ya Kak, Kakak punya uang berapa sekarang “
Dhila :”Ya udah, berapapun tidak apa-apa ,ibu kakak kan juga di rumah sakit pasti juga membutuhkan uang yang banyak untuk berobat.”
Fatimah :”Terimakasih ya kamu sudah mau mengerti keadaan kami”
Fitri :”Iya , terimakasih. Kkalian baik deh.”
Kak Gike:”kalau begitu sepakat ya , kakak hanya punya uang Rp.450.000,00” (mengambil uang di tas dan memberikan ke Tiara)
Lala :”Terimakasih ya Kak.”
Kak Gike :”Iya sama-sama. Maafkan adik kakak ya, karena adik kakak menyerempet kamu.”
Dila :”Ya ,kami maafkan lain kali hati-hati dalam berkendara walaupun anda dalam keadaan terburu .”
Kak Gike :”Benar itu,keselamatan nomor satu. Baiklah, kami permisi dulu ya.”
Lala :”Iya, hati-hati ya”
Fitri :”Iya,sampai jumpa lagi.” (melambaikan tangan)
Lala :”Iya, sampai jumpa juga” ( Melaambaikan tangan).
Akhirnya permasalahan ini selesai dengan damai,dan mereka menjalin persahabatan