extian
Rina bersahabat dengan vira sejak kecil namun vira pindah rumh jadi vir harus berpish dengan rina. setelah 5 tahun tidak ketemu vira dan rina ketemu kembali namun vira tidak tahu bahwa rina sahabatnya dari kecil. rina mencob untuk mengingatkan vira tetapi vira membentak rina, sehingga rina menangis karena vira tidak mengingat shabatnya sendiri. Mereka 1 kelas pda waktu itu sekolh mengadakan kemahh dihutan. murid murid disuruh mencari jejak untuk kembali keperkemahan. waktu dalam mencari jejak vira terpeleset sehingga jtuh ke jurang. rina seger membntu vira. sebelum vir jatuh ke jurang vira terbentur pohon. ternyata vira terken amnesia setelah kejdin itu vira sdar bahwa rina adlah sahatnya dari kecil akhirnya mereka bersatu lagi dan hidup bahagia karena sudah bertemu dengan sahabatnya kembali. kembangkan sendiri y
0 votes Thanks 0
IvanaA
Aku menangis saat membaca suratnya. Dia baik sekali. Tak pandang bulu. Kenapa harus begini!? Aku sayang dia. Aku sadar, sahabatku yang terbaik. Ya, Myra sahabatku. Dia memberiku kalung perak berbandul hati yang berwarna pink bertuliskan BFF. Dia tau kalau aku menginginkannnya. Biar kuceritakan.
Dulu… “Huks… Rie… kita akan berpisah ya?” Tangis Myra. “Ya, kamu jangan sedih ya… kita bakal ketemu lagi, kok,” ucapku. “Iya, selamat tinggal… ingat aku ya…” serunya.
Namaku Rie Hikaru. Baru 3 tahun lalu aku pindah ke indonesia. Ya, aku orang jepang. Aku sudah bersahabat sama Myra Saveria. Dia baik sekali. Kini, aku dijemput oleh orangtuaku dari jepang. Sebenarnya aku tak mau. Tapi…
“Rie, lupakan dia, ya. Dia kan, orang miskin. Orang disini kan, miskin,” kata mama. Mamaku bernama Akira Hikaru. “Ma, tapi dia baik. Biar miskin, tapi kan, hatinya baik. Nggak usah merendahkan gitu,” protesku sebal. Kurasa, ini akan lebih baik jika aku tak melupakannya. Sampai, 1 tahun berlalu, aku mendapat surat darinya.
Dear, Rie-chan. Kapan ya, kita ketemu. Aku rindu sama kamu. Ini kenangan buatmu. Jaga yang baik ya. Raba aja surat ini.
Aku merabanya, dan hadiahnya, seperti yang di bait pertama kuberitahu. Aku menangis sedih. Kita akan bertemu lagi, kok, batinku.
Dulu…
“Huks… Rie… kita akan berpisah ya?” Tangis Myra.
“Ya, kamu jangan sedih ya… kita bakal ketemu lagi, kok,” ucapku.
“Iya, selamat tinggal… ingat aku ya…” serunya.
Namaku Rie Hikaru. Baru 3 tahun lalu aku pindah ke indonesia. Ya, aku orang jepang. Aku sudah bersahabat sama Myra Saveria. Dia baik sekali. Kini, aku dijemput oleh orangtuaku dari jepang. Sebenarnya aku tak mau. Tapi…
“Rie, lupakan dia, ya. Dia kan, orang miskin. Orang disini kan, miskin,” kata mama. Mamaku bernama Akira Hikaru.
“Ma, tapi dia baik. Biar miskin, tapi kan, hatinya baik. Nggak usah merendahkan gitu,” protesku sebal. Kurasa, ini akan lebih baik jika aku tak melupakannya. Sampai, 1 tahun berlalu, aku mendapat surat darinya.
Dear, Rie-chan.
Kapan ya, kita ketemu. Aku rindu sama kamu. Ini kenangan buatmu.
Jaga yang baik ya. Raba aja surat ini.
Aku merabanya, dan hadiahnya, seperti yang di bait pertama kuberitahu. Aku menangis sedih. Kita akan bertemu lagi, kok, batinku.