Buat beberapa paragraf mengenai hidup berpengharapan? Mohon bantuannya! Makasih =D
difva
Sahabat-sahabat yang terkasih dalam Yesus Kristus, Seringkali terjadi kesalahan konsep bagi orang Kristen yang mengira bahwa mengikuti Yesus hanya dikelilingi oleh damai sejahtera dalam versi dan ukuran manusia. Artinya seluruh kehadiran selaku umat Allah diposisikan sebagai berkat yang tidak perlu dipertanyakan. Maka tidak heran jika warga jemaat ada yang sakit maka pernyataan yang muncul adalah 'mengakulah dosamu). Ketika hidup ke-Kristen-an hanya hanya pararel dengan berkat yang dipikirkan sejajar dengan konsep manusia, maka ini adalah ke-Kristen-an yang tidak bermutu. Hidup sebagai pengikut Yesus Kristus juga diperhadapkan dengan kenyataan yang menantang bahkan pahit. Kita tidak berbuat kesalahan tetapi menjadi korban dari kesalahan orang lain. Maka hidup secara Kristiani sebagaimana dinyatakan dalam 1 Petrus 1: 6 menunjukkan secara jelas bahwa bergembiralah dalam pergumulan dan persoalan. Maka yang kita akan dapatkan adalah cemooh dan juga pujian. Namun yang paling utama dalam konteks ini ialah bagaimana umat selalu memiliki pengharapan di tengah persoalan.
Mereka yang menjadi pengikut Yesus pada jaman Petrus adalah mereka yang berada di tingkat hamba dan hamba berarti mereka tidak memiliki otoritas. Hamba berarti mereka berada dalam wilayah yang penuh dengan tekanan dan himpitan. Maka penderitaan yang dialami bukan karena cara hidup mereka tetapi lebih karena pilihan hidup mereka. Pilihan hidup itu dikatakan dengan bahasa yang jelas sebagai HIDUP YANG PENUH PENGHARAPAN (AYAT 3).
Sahabat-sahabat yang terkasih dalam Yesus, Hidup yang berpengharapan adalah hidup yang diwarnai dengan keyakinan bahwa umat berada pada jalur dan jalan yang tepat. Ketika berada pada jalan yang tepat itulah terwujud sebuah antusiasme yang menggelora untuk selalu hadir secara bertanggung jawab selaku orang percaya. Maka dapat kita perhatikan hal berikut:
1. Ayat 3-5 : melalui gagasan ini hendak ditegaskan bahwa kegembiran yang dikemas dengan pujian kepada Allah didalam Yesus Kristus menggugurkan semua pola yang mengarah kepada diri sendiri. Pujian kepada Allah yang didasarkan pada pemahaman bahwa umat akan menjadi pewaris (ayat 4-5) menunjukkan bahwa ke-kini-an berpengaruh besar terhadap masa depan. Artinya setiap mereka yang sudah menjadi pewaris akan kehilangan warisan yang terindah yakni keselamatan ketika warisan itu tidak terjaga dan terpelihara secara disiplin. Petrus hendak menegaskan bahwa karya keselamatan di dalam Yesus Kristus adalah sebuah karya yang menimbulkan pujian kepada Tuhan (ayat 3) sebab kapasitas sebagai pewaris yang diberikan kepada manusia yang percaya sesuai dengan kasih karunbia Allah.
EvaWaw
Disaat kita berada bersama senja, khawatir mulai merasuk karena kegelapan terbayang di depan mata. Malam yang dingin dan gelap menyelubungi seluruh jiwa. Bukan hanya sebentar, namun lama, mungkin terlalu lama.
Tapi di dalam hati ini, suatu keyakinan timbul. keyakinan akan cahaya yang akan timbul di ufuk timur. keyakinan yang buatku menunggu.
Ku terus menunggu, begitu lamanya malam kan berlalu, menimbulkan suatu percikan di hati, suatu doa yang dipanjatkan agar mentari cepat datang merangkulku keluar dari sini.
Doa tak putus2 dipanjatkan sepanjang malam, keteguhan jiwa akan suatu hal yang begitu indah, tangisan yang diteriakan dengan sekuat tenaga agar Tuhan mendengarnya dan dapat mendatangkan pagi.
Sepanjang malam kulakukan itu semua, demi suatu keindahan dari suatu perasaan, yaitu pengharapan.
Seringkali terjadi kesalahan konsep bagi orang Kristen yang mengira bahwa mengikuti Yesus hanya dikelilingi oleh damai sejahtera dalam versi dan ukuran manusia. Artinya seluruh kehadiran selaku umat Allah diposisikan sebagai berkat yang tidak perlu dipertanyakan. Maka tidak heran jika warga jemaat ada yang sakit maka pernyataan yang muncul adalah 'mengakulah dosamu). Ketika hidup ke-Kristen-an hanya hanya pararel dengan berkat yang dipikirkan sejajar dengan konsep manusia, maka ini adalah ke-Kristen-an yang tidak bermutu. Hidup sebagai pengikut Yesus Kristus juga diperhadapkan dengan kenyataan yang menantang bahkan pahit. Kita tidak berbuat kesalahan tetapi menjadi korban dari kesalahan orang lain. Maka hidup secara Kristiani sebagaimana dinyatakan dalam 1 Petrus 1: 6 menunjukkan secara jelas bahwa bergembiralah dalam pergumulan dan persoalan. Maka yang kita akan dapatkan adalah cemooh dan juga pujian. Namun yang paling utama dalam konteks ini ialah bagaimana umat selalu memiliki pengharapan di tengah persoalan.
Mereka yang menjadi pengikut Yesus pada jaman Petrus adalah mereka yang berada di tingkat hamba dan hamba berarti mereka tidak memiliki otoritas. Hamba berarti mereka berada dalam wilayah yang penuh dengan tekanan dan himpitan. Maka penderitaan yang dialami bukan karena cara hidup mereka tetapi lebih karena pilihan hidup mereka. Pilihan hidup itu dikatakan dengan bahasa yang jelas sebagai HIDUP YANG PENUH PENGHARAPAN (AYAT 3).
Sahabat-sahabat yang terkasih dalam Yesus,
Hidup yang berpengharapan adalah hidup yang diwarnai dengan keyakinan bahwa umat berada pada jalur dan jalan yang tepat. Ketika berada pada jalan yang tepat itulah terwujud sebuah antusiasme yang menggelora untuk selalu hadir secara bertanggung jawab selaku orang percaya. Maka dapat kita perhatikan hal berikut:
1. Ayat 3-5 : melalui gagasan ini hendak ditegaskan bahwa kegembiran yang dikemas dengan pujian kepada Allah didalam Yesus Kristus menggugurkan semua pola yang mengarah kepada diri sendiri. Pujian kepada Allah yang didasarkan pada pemahaman bahwa umat akan menjadi pewaris (ayat 4-5) menunjukkan bahwa ke-kini-an berpengaruh besar terhadap masa depan. Artinya setiap mereka yang sudah menjadi pewaris akan kehilangan warisan yang terindah yakni keselamatan ketika warisan itu tidak terjaga dan terpelihara secara disiplin. Petrus hendak menegaskan bahwa karya keselamatan di dalam Yesus Kristus adalah sebuah karya yang menimbulkan pujian kepada Tuhan (ayat 3) sebab kapasitas sebagai pewaris yang diberikan kepada manusia yang percaya sesuai dengan kasih karunbia Allah.
Tapi di dalam hati ini, suatu keyakinan timbul. keyakinan akan cahaya yang akan timbul di ufuk timur. keyakinan yang buatku menunggu.
Ku terus menunggu, begitu lamanya malam kan berlalu, menimbulkan suatu percikan di hati, suatu doa yang dipanjatkan agar mentari cepat datang merangkulku keluar dari sini.
Doa tak putus2 dipanjatkan sepanjang malam, keteguhan jiwa akan suatu hal yang begitu indah, tangisan yang diteriakan dengan sekuat tenaga agar Tuhan mendengarnya dan dapat mendatangkan pagi.
Sepanjang malam kulakukan itu semua, demi suatu keindahan dari suatu perasaan, yaitu pengharapan.