Bisa Jelaskan Keutamaan Istri Pada Tahun 1913 Di Tasikmalaya?
erwinkosasih
Organisasi Wanita Pada Masa Pergerakan Nasional
Tercapainya kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran serta organisasi wanita.
Mereka adalah salah satu kelompok pejuang Indonesia yang memberi kontribusi penting dalam hal pembentukan mental bangsa.
Tujuan perjuangan gerakan wanita adalah mencapai persamaan derajat, pengakuan, dan perlindungan terhadap hak-haknya.
Organisasi-organisasi wanita pada masa pergerakan nasional antara lain:
1. Putri Mardika
Putri Mardika adalah organisasi wanita tertua dan merupakan bagian dari Budi Utomo. Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tahun 1912, yang bertujuan untuk memberikan bantuan, bimbingan dan penerangan kepada wanita-wanita pribumi dalam menuntut pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di muka umum.
Kegiatan di dalam organisasi ini antara lain memberikan beasiswa untuk menunjang pendidikan dan menerbitkan majalah wanita bulanan Putri Mardika.
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam organisasi ini adalah R.A Sabarudin, R.A Sutinah Joyopranoto, R.A Rukmini, danSadikun Tondokusumo.
2. Kartini Fonds (Dana Kartini)
Organisasi ini didirikan pertama kali di Semarang pada tahun 1912 atas usaha tuan dan nyonya C.Th Van Deventer. Berkat jasa-jasa Kartini, keluarga Van Deventer mendirikan sekolah-sekolah Kartini berdasarkan keinginan Kartini. Sekolah-sekolah Kartini ini tersebar di beberapa kota yaitu Jakarta (1913), Bogor (1913), Madiun (1914), Malang (1916), Cirebon (1916), Pekalongan (1917), Surabaya, dan Rembang.
3. Kautamaan Istri
Kautamaan Istri adalah organisasi remaja putri yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika pada tahun 1913 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Tujuannya adalah untuk mengajar anak-anak gadis agar mampu membaca, menulis, berhitung, dan punya keterampilan kerumahtanggaan agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik.
4. Kerajinan Amal Setia (KAS)
Didirikan pada tahun 1914 di kota Gadang,Sumatra Barat
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita, dengan mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga, membuat barang-barang kerajinan tangan beserta cara pemasarannyaPada tahun itu juga, KAS berhasil mendirikan sekolah wanita pertama di Sumatera
5. Aisyiah
Didirikan di Yogyakarta pada22 April 1917 Oleh Nyai Ahmad Dahlan. Kegiatan utamanya adalah memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum wanita, memelihara anak yatim piatu, dan menanamkan rasa kebangsaan lewat kegiatan organisasi agar kaum wanita dapat mengambil peranan aktif dalam pergerakan nasional. Setelah berdiri, 'Aisyiyah tumbuh dengan cepat. Sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, 'Aisyiyah kemudian tumbuh menjadi organisasi otonom yang berkembang ke seluruh penjuru tanah air.
6. Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya(PIKAT)
Didirikan Oleh Maria Walanda Maramis pada 8 juli 1917 di manado,Sulawesi Utara. Tujuan organisasi ini adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya. organisasi ini bertumbuh dengan dimulainya cabang-cabang di Minahasa, seperti di Maumbi, Tondano, dan Motoling.
7. Kongres Wanita Indonesia
a. Kongres Perempuan
Kongres Perempuan adalah kongres pertama yang diadakan oleh wanita Indonesia. Kongres ini diadakan di Yogyakarta tanggal 22 Desember 1928. Tema pokok yang dibahas adalah menggalang persatuan dan kesatuan antara organisasi wanita Indonesia yang pada saat itu masih bergerak sendiri-sendiri.
Kongres ini telah berhasil mendirikan suatu badan yang menjadi wadah pemufakatan dan musyawarah dari berbagai perkumpulan di Indonesia, yaitu Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).
b. PPPI (Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia)
Diadakan di Jakarta tanggal 28-31 Desember 1929. Pada Kongres ini isu yang diangkat sebagai pembahasan di antaranya adalah masalah kedudukan dan peran sosial dan ekonomi perempuan, peran dan kedudukan perempuan dalam perkawinan, dan kehidupan dalam keluarga. Pada kongres ini diputuskan juga mengganti nama PPPI menjadi Perikatatan Perkumpuan Istri Indonesia (PPII). Agar tidak nampak bahwa perkumpulan ini sebagai satu perkumpulan atau unity, melainkan hanya bersifat federasi atau gabungan.
c. PPII (Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia)
Kongres ini diadakan di Surabaya pada tanggal 13-18 Desember 1930. Dalam kongres ini diputuskan bahwa
1. mendirikan Badan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-anak (BPPPA) yang diketuai oleh Ny. Sunarjati Sukemi;
2. mengirim utusan ke Kongres Perempuan Asia yang akan diadakan 19-23 Januari 1931 di Lahore, India, yaitu Ny. Santoso dan Nn. Sunarjati.
d. Kongres Perempuan Indonesia
Kongres Perempuan Indonesia menjadi badan tetap yang melakukan pertemuan secara berkala. Didirikan Badan Kongres Perempuan Indonesia untuk mengkoordinasi undangan pertemuan. Dengan berdirinya badan tersebut maka PPII dibubarkan.
Tercapainya kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran serta organisasi wanita.
Mereka adalah salah satu kelompok pejuang Indonesia yang memberi kontribusi penting dalam hal pembentukan mental bangsa.
Tujuan perjuangan gerakan wanita adalah mencapai persamaan derajat, pengakuan, dan perlindungan terhadap hak-haknya.
Organisasi-organisasi wanita pada masa pergerakan nasional antara lain:
1. Putri Mardika
Putri Mardika adalah organisasi wanita tertua dan merupakan bagian dari Budi Utomo. Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tahun 1912, yang bertujuan untuk memberikan bantuan, bimbingan dan penerangan kepada wanita-wanita pribumi dalam menuntut pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di muka umum.
Kegiatan di dalam organisasi ini antara lain memberikan beasiswa untuk menunjang pendidikan dan menerbitkan majalah wanita bulanan Putri Mardika.
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam organisasi ini adalah R.A Sabarudin, R.A Sutinah Joyopranoto, R.A Rukmini, danSadikun Tondokusumo.
2. Kartini Fonds (Dana Kartini)
Organisasi ini didirikan pertama kali di Semarang pada tahun 1912 atas usaha tuan dan nyonya C.Th Van Deventer. Berkat jasa-jasa Kartini, keluarga Van Deventer mendirikan sekolah-sekolah Kartini berdasarkan keinginan Kartini. Sekolah-sekolah Kartini ini tersebar di beberapa kota yaitu Jakarta (1913), Bogor (1913), Madiun (1914), Malang (1916), Cirebon (1916), Pekalongan (1917), Surabaya, dan Rembang.
3. Kautamaan Istri
Kautamaan Istri adalah organisasi remaja putri yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika pada tahun 1913 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Tujuannya adalah untuk mengajar anak-anak gadis agar mampu membaca, menulis, berhitung, dan punya keterampilan kerumahtanggaan agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik.
4. Kerajinan Amal Setia (KAS)
Didirikan pada tahun 1914 di kota Gadang,Sumatra Barat
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita, dengan mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga, membuat barang-barang kerajinan tangan beserta cara pemasarannyaPada tahun itu juga, KAS berhasil mendirikan sekolah wanita pertama di Sumatera
5. Aisyiah
Didirikan di Yogyakarta pada22 April 1917 Oleh Nyai Ahmad Dahlan. Kegiatan utamanya adalah memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum wanita, memelihara anak yatim piatu, dan menanamkan rasa kebangsaan lewat kegiatan organisasi agar kaum wanita dapat mengambil peranan aktif dalam pergerakan nasional. Setelah berdiri, 'Aisyiyah tumbuh dengan cepat. Sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, 'Aisyiyah kemudian tumbuh menjadi organisasi otonom yang berkembang ke seluruh penjuru tanah air.
6. Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya(PIKAT)
Didirikan Oleh Maria Walanda Maramis pada 8 juli 1917 di manado,Sulawesi Utara. Tujuan organisasi ini adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya. organisasi ini bertumbuh dengan dimulainya cabang-cabang di Minahasa, seperti di Maumbi, Tondano, dan Motoling.
7. Kongres Wanita Indonesia
a. Kongres Perempuan
Kongres Perempuan adalah kongres pertama yang diadakan oleh wanita Indonesia. Kongres ini diadakan di Yogyakarta tanggal 22 Desember 1928. Tema pokok yang dibahas adalah menggalang persatuan dan kesatuan antara organisasi wanita Indonesia yang pada saat itu masih bergerak sendiri-sendiri.
Kongres ini telah berhasil mendirikan suatu badan yang menjadi wadah pemufakatan dan musyawarah dari berbagai perkumpulan di Indonesia, yaitu Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).
b. PPPI (Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia)
Diadakan di Jakarta tanggal 28-31 Desember 1929. Pada Kongres ini isu yang diangkat sebagai pembahasan di antaranya adalah masalah kedudukan dan peran sosial dan ekonomi perempuan, peran dan kedudukan perempuan dalam perkawinan, dan kehidupan dalam keluarga. Pada kongres ini diputuskan juga mengganti nama PPPI menjadi Perikatatan Perkumpuan Istri Indonesia (PPII). Agar tidak nampak bahwa perkumpulan ini sebagai satu perkumpulan atau unity, melainkan hanya bersifat federasi atau gabungan.
c. PPII (Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia)
Kongres ini diadakan di Surabaya pada tanggal 13-18 Desember 1930. Dalam kongres ini diputuskan bahwa
1. mendirikan Badan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-anak (BPPPA) yang diketuai oleh Ny. Sunarjati Sukemi;
2. mengirim utusan ke Kongres Perempuan Asia yang akan diadakan 19-23 Januari 1931 di Lahore, India, yaitu Ny. Santoso dan Nn. Sunarjati.
d. Kongres Perempuan Indonesia
Kongres Perempuan Indonesia menjadi badan tetap yang melakukan pertemuan secara berkala. Didirikan Badan Kongres Perempuan Indonesia untuk mengkoordinasi undangan pertemuan. Dengan berdirinya badan tersebut maka PPII dibubarkan.