whitech
Ciri-ciri Pidato yang Baik Ada sembilan hal yang mencirikan suatu pidato yang baik yakni, saklik, jelas, hidup, memiliki tujuan yang jelas,bergaya klimaks, dibatasi, mengejutkan, memiliki pengulangan dan mengandung humor. 1.Pidato yang Saklik Pidato itu saklik apabila memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran. Saklik juga berarti bahwa ada hubungan yang serasi antara isi pidato dan formulasinya, sehingga indah kedengarannya, tetapi bukan berarti dihiasi dengan gaya bahasa yang berlebih-lebihan. Akhirnya saklik juga berarti ada hubungan yang jelas antara pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat atau penilaian pribadi. 2.Pidato yang Jelas Ketentuan sejak zaman kuno menyatakan bahwa pembicaraan harus mengungkapkan pikirannya sedemikian rupa, sehingga tidak hanya sedapat mungkin isinya dapat dimengerti. Oleh karena itu pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas untuk menghindari salah pengertian. 3.Pidato yang Hidup Sebuah pidato yang baik harus hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat dipergunakan gambar, cerita pendek atau kejadian-kejadian. Yang relevan sehingga memancing perhatian pendengar. Pidato yang hidup dan menarik umumnya diawali dengan ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertian-pengertian abstrak atau definisi. 4.Pidato yang Memiliki Tujuan Setiap pidato harus memiliki tujuan, yaitu apa yang mau dicapai. Tujuan ini harus dirumuskan dala satu dua pikiran pokok. Dalam membawakan pidato, tujuan ini hendaknya sering diulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak kehilangan benang merah selama mendengarkan pidato. Kalimat-kalimat yang merupakan tujuan dan kalimat pada bagian penutup pidato harus dirumuskan secara singkat, jelas tapi padat. Dalam satu pidato tidak boleh disodorkan terlalu banyak tujuan dan pikiran pokok; lebih baik disodorkan satu pikiran dan tujuan yang jelas sehingga mudah diingat, daripada sepuluh pikiran yang tidak jelas sehingga mudah dilupakan. 5.Pidato yang Memiliki Klimaks Suatu pidato yang hanya membeberkan kejadian demi kejadian atau kenyataan demi kenyataan, akan sangat membosankan. Oleh karena itu sebaiknya kenyataan atau kejadian-kejadian itu dikemukakan dalam gaya bahasa klimaks. Berusahalah menciptakan titik-titik puncak dalam pidato untuk memperbesar ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar. Selama masa persiapan, titik-titik puncak harus dirumuskan sebaik dan sejelas mungkin. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa klimaks itu harus muncul secara organis dari dalam pidato itu sendiri dan bukan karena mengaharapkan tepukan tangan yang riuh dari para pendengar. Klimaks yang dirumuskan dan ditampilkan secara tepat akan memberikan bobot kepada pidato. Usahakan supaya ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar diciptakan di antara pembukaan dan penutup pidato. 6.Pidato yang Memiliki Pengulangan Pengulangan atau redundans itu penting,karena dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas pengertian pendengar. Pengulangan itu juga menyebabkan pokok-pokok pidato itu segera dilupakan. Suatu pengulangan yang dirumuskan secara baik akan memberi efek yang besar dalam ingatan para pendengar. Tetapi perlu diperhatikan bahwa yang dimaksudkan terutama adalah pengulangan isi pesan dan bukan rumusan. Ini berarti isi dan arti tetap sama, akan tetapi dirumuskan dengan mempergunakan bahasa yang berbeda. Masalahnya tetap sama, hanya diberi pakaian yang baru dan menarik. 7.Pidato yang Berisi Hal-hal yang Mengejutkan Sesuatu itu mengejutkan karena itu mungkin belum pernah ada dan terjadi sebelumnya atau karena meskipun masalahnya biasa dan terkenal, tetapi ditempatkan di dalam konteks atau relasi yang baru dan menarik. Memunculkan hal-hal yang mengejutkan dalam pidato berarti menciptakan hubungan yang baru dan menarik antara kenyataan-kenyataan yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat.Hal-hal yang mengejutkan itu dapat menimbulkan ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu yang besar, tetapi tidak dimaksudkan sebagai sensasi. 8.Pidato yang Dibatasi Orang tidak boleh membeberkan segala soal atau masalah dalam satu pidato.Oleh karena itu pidato harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertentu saja. Pidato yang isinya terlalu luas akan menjadi dangkal. 9.Pidato yang Mengandung Humor Humor dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak, sehingga memberi kesan bahwa pembicaraan tidak bersungguh-sungguh. Humor itu dapat menghidupkan pidato dan memberi kesan yang tak terlupakan pada para pendengar. Humor dapat juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada pidato selanjutnya.
Ada sembilan hal yang mencirikan suatu pidato yang baik yakni, saklik, jelas, hidup, memiliki tujuan yang jelas,bergaya klimaks, dibatasi, mengejutkan, memiliki pengulangan dan mengandung humor.
1.Pidato yang Saklik
Pidato itu saklik apabila memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran. Saklik juga berarti bahwa ada hubungan yang serasi antara isi pidato dan formulasinya, sehingga indah kedengarannya, tetapi bukan berarti dihiasi dengan gaya bahasa yang berlebih-lebihan. Akhirnya saklik juga berarti ada hubungan yang jelas antara pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat atau penilaian pribadi.
2.Pidato yang Jelas
Ketentuan sejak zaman kuno menyatakan bahwa pembicaraan harus mengungkapkan pikirannya sedemikian rupa, sehingga tidak hanya sedapat mungkin isinya dapat dimengerti. Oleh karena itu pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas untuk menghindari salah pengertian.
3.Pidato yang Hidup
Sebuah pidato yang baik harus hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat dipergunakan gambar, cerita pendek atau kejadian-kejadian. Yang relevan sehingga memancing perhatian pendengar. Pidato yang hidup dan menarik umumnya diawali dengan ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertian-pengertian abstrak atau definisi.
4.Pidato yang Memiliki Tujuan
Setiap pidato harus memiliki tujuan, yaitu apa yang mau dicapai. Tujuan ini harus dirumuskan dala satu dua pikiran pokok. Dalam membawakan pidato, tujuan ini hendaknya sering diulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak kehilangan benang merah selama mendengarkan pidato. Kalimat-kalimat yang merupakan tujuan dan kalimat pada bagian penutup pidato harus dirumuskan secara singkat, jelas tapi padat. Dalam satu pidato tidak boleh disodorkan terlalu banyak tujuan dan pikiran pokok; lebih baik disodorkan satu pikiran dan tujuan yang jelas sehingga mudah diingat, daripada sepuluh pikiran yang tidak jelas sehingga mudah dilupakan.
5.Pidato yang Memiliki Klimaks
Suatu pidato yang hanya membeberkan kejadian demi kejadian atau kenyataan demi kenyataan, akan sangat membosankan. Oleh karena itu sebaiknya kenyataan atau kejadian-kejadian itu dikemukakan dalam gaya bahasa klimaks. Berusahalah menciptakan titik-titik puncak dalam pidato untuk memperbesar ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar. Selama masa persiapan, titik-titik puncak harus dirumuskan sebaik dan sejelas mungkin.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa klimaks itu harus muncul secara organis dari dalam pidato itu sendiri dan bukan karena mengaharapkan tepukan tangan yang riuh dari para pendengar. Klimaks yang dirumuskan dan ditampilkan secara tepat akan memberikan bobot kepada pidato. Usahakan supaya ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar diciptakan di antara pembukaan dan penutup pidato.
6.Pidato yang Memiliki Pengulangan
Pengulangan atau redundans itu penting,karena dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas pengertian pendengar. Pengulangan itu juga menyebabkan pokok-pokok pidato itu segera dilupakan. Suatu pengulangan yang dirumuskan secara baik akan memberi efek yang besar dalam ingatan para pendengar. Tetapi perlu diperhatikan bahwa yang dimaksudkan terutama adalah pengulangan isi pesan dan bukan rumusan. Ini berarti isi dan arti tetap sama, akan tetapi dirumuskan dengan mempergunakan bahasa yang berbeda. Masalahnya tetap sama, hanya diberi pakaian yang baru dan menarik.
7.Pidato yang Berisi Hal-hal yang Mengejutkan
Sesuatu itu mengejutkan karena itu mungkin belum pernah ada dan terjadi sebelumnya atau karena meskipun masalahnya biasa dan terkenal, tetapi ditempatkan di dalam konteks atau relasi yang baru dan menarik. Memunculkan hal-hal yang mengejutkan dalam pidato berarti menciptakan hubungan yang baru dan menarik antara kenyataan-kenyataan yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat.Hal-hal yang mengejutkan itu dapat menimbulkan ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu yang besar, tetapi tidak dimaksudkan sebagai sensasi.
8.Pidato yang Dibatasi
Orang tidak boleh membeberkan segala soal atau masalah dalam satu pidato.Oleh karena itu pidato harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertentu saja. Pidato yang isinya terlalu luas akan menjadi dangkal.
9.Pidato yang Mengandung Humor
Humor dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak, sehingga memberi kesan bahwa pembicaraan tidak bersungguh-sungguh. Humor itu dapat menghidupkan pidato dan memberi kesan yang tak terlupakan pada para pendengar. Humor dapat juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada pidato selanjutnya.