Pada suatu haris Lisa sedang menceritakan sesuatu kepada Nuri. Lisa mengatakan kepada Nuri bahawa Ilya adalah sosok sahabat yang tidak baik. Lisa menganggap Ilya sangat tidak peduli dengan sahabatnya, bahkan dia bisa bersikap seperti tidak kenal ketika dimintai pertolongan oleh temannya. Namun, Nuri tidak serta merta percaya dengan pernyataan Lisa. Nuri meyakini bahwa Lisa hanya salah paham.
Naskah Dialog Drama (Mulai)
Lisa : Kamu tahu tidak, ternyata Ilya itu bukanlah seorang teman yang baik.
Nuri : Memangnya kenapa? Kenapa kamu bilang kalau Ilya itu bukan seorang teman yang baik? Apa yang sudah dilakukan oleh Ilya?
Lisa : Jika Ilya itu benar-benar ssosok teman yang baik, dia tidak mungkin membiarkan aku kehujanan ditengah-tengah malam.
Nuri : Maksud kamu membiarkan kamu kehujanan ditengah-tengah malah bagaimana? Aku kurang paham maksud kamu itu?
Lisa : Begini, kemarin aku kan berkunjung ke rumah tanteku. Aku pulangnya agak malam karena cuaca kebetulan lagi gerimis terus. Kemarin itu aku juga tidak bawa motor karena pas perginya dianterin sama temenku, Erni. Waktu aku berada dijalan... untuk menunggu taksi, taksinya tidak ada yang muncul. Eh.. ternyata aku lihat Ilya sedang mengendarahi sepeda motor, entah dia darimana. Nah, ketika aku berhentikan dia, dia malah terus jalan saja.
Nuri : Yang benar saja? Jangan-jangan Ilya tidak tahu kalau kamu memanggilnya?
Lisa : Tidak tahu bagaimana? Dia itu dekat sekali waktu aku mencoba memberhentikan dia. apalagi aku juga sangat keras waktu memanggilnya.
Nuri masih tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Nuri, karena menurut Nuri selama ini Ilya dianggapnya sebagai sosok teman yang sangat peduli dengan teman-temannya.
Nuri : Ya sudah, kalau begitu nanti aku akan coba menayakan masalah ini sama Ilya. Mungkin besok aku akan ketemu dia.
Lisa : Ya, silakan saja. Eh.. sebentar lagi aku ada janji sama Erni. Okay, kalau begitu aku pulang dulu ya...
Nuri : Okay. Hati-hati dijalan!
Lisa pun beranjak menghampiri motornya yang dia parkir dibawah pohon beringin.
Pada keesokan harinya Nuri pun bertemu dengan Ilya. Nuri dengan segera menanyakan kebenaran perkataan Lisa terkait sikapnya kepada Lisa.
Nuri : Ilya, aku mau nanya sama kamu.
Ilya : Mau nanya apa? Silakan, sepertinya kamu serius amat!
Nuri : Apa iya kemarin kamu main jalan saja waktu si Lisa sedang kehujanan dijalan pas malam-malam dia habis datang dari tumah tantenya?
Ilya pun sangat terkejut dengan pertanyaan Nuri, karena dia merasa tidak keluar rumah sama sekali pada waktu itu.
Ilya : Yang benar saja? Kemarin aku tidak kemana-mana. Aku dirumah saja, soalnya waktu itu aku kurang enak badan. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya ke mamaku.
Seperti yang diyakini Nuri, bahwa Lisa salah paham dengan Ilya, karena Ilya bukanlah sosok seperti yang dianggap Lisa.
Nuri : Tidak usah.. aku percaya sama kamu. Aku hanya ingin memastikan apakah benar apa yang dikatakan oleh Lisa, atau hanya salah paham saja.
Ilya : Memangnya Lisa yakin sekali kalau yang dilhitanya kemarin malam itu aku? Bagaimana dia bisa yakin sekali?
Nuri : Ya sudah, tak usah dipikirkan. Nanti aku ngomong sama dia kalau yang dia lihat malam itu bukanlah kamu.
Ilya pun merasa tidak nyaman dengan Lisa. Dia melarang Nuri utuk menemui Lisa untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Ilya memutuskan untuk menjelaskannya sendiri kepada Lisa.
Ilya : Nuri, kamu tidak usah menjelaskan masalah ini sama Lisa ya.. biar aku saja yang ngomong sama dia, soalnya aku merasa tidak enak sama dia.
Nuri : Ya sudah, kalau begitu kamu bisa temui dia besok ditempat kita bisa ngumpul. Kamu jelaskan ke dia bahwa yang dia lihat kemarin malam itu bukan kamu.
Ilya : Ya, tentu.
Keesokan harinya, pada sore hari Ilya pun mendatangi tempat dimana dia dan Lisa serta Nuri sering ngumpul bersama. Kebetulan pada saat itu Lisa memang sudah berada disana.
Lisa : Eh, kamu Ilya.. sendirian saja? Memangnya Nuri kemanan?
Pada suatu haris Lisa sedang menceritakan sesuatu kepada Nuri. Lisa mengatakan kepada Nuri bahawa Ilya adalah sosok sahabat yang tidak baik. Lisa menganggap Ilya sangat tidak peduli dengan sahabatnya, bahkan dia bisa bersikap seperti tidak kenal ketika dimintai pertolongan oleh temannya. Namun, Nuri tidak serta merta percaya dengan pernyataan Lisa. Nuri meyakini bahwa Lisa hanya salah paham.
Naskah Dialog Drama (Mulai)
Lisa :
Kamu tahu tidak, ternyata Ilya itu bukanlah seorang teman yang baik.
Nuri :
Memangnya kenapa? Kenapa kamu bilang kalau Ilya itu bukan seorang teman yang baik? Apa yang sudah dilakukan oleh Ilya?
Lisa :
Jika Ilya itu benar-benar ssosok teman yang baik, dia tidak mungkin membiarkan aku kehujanan ditengah-tengah malam.
Nuri :
Maksud kamu membiarkan kamu kehujanan ditengah-tengah malah bagaimana? Aku kurang paham maksud kamu itu?
Lisa :
Begini, kemarin aku kan berkunjung ke rumah tanteku. Aku pulangnya agak malam karena cuaca kebetulan lagi gerimis terus. Kemarin itu aku juga tidak bawa motor karena pas perginya dianterin sama temenku, Erni. Waktu aku berada dijalan... untuk menunggu taksi, taksinya tidak ada yang muncul. Eh.. ternyata aku lihat Ilya sedang mengendarahi sepeda motor, entah dia darimana. Nah, ketika aku berhentikan dia, dia malah terus jalan saja.
Nuri :
Yang benar saja? Jangan-jangan Ilya tidak tahu kalau kamu memanggilnya?
Lisa :
Tidak tahu bagaimana? Dia itu dekat sekali waktu aku mencoba memberhentikan dia. apalagi aku juga sangat keras waktu memanggilnya.
Nuri masih tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Nuri, karena menurut Nuri selama ini Ilya dianggapnya sebagai sosok teman yang sangat peduli dengan teman-temannya.
Nuri :
Ya sudah, kalau begitu nanti aku akan coba menayakan masalah ini sama Ilya. Mungkin besok aku akan ketemu dia.
Lisa :
Ya, silakan saja. Eh.. sebentar lagi aku ada janji sama Erni. Okay, kalau begitu aku pulang dulu ya...
Nuri :
Okay. Hati-hati dijalan!
Lisa pun beranjak menghampiri motornya yang dia parkir dibawah pohon beringin.
Pada keesokan harinya Nuri pun bertemu dengan Ilya. Nuri dengan segera menanyakan kebenaran perkataan Lisa terkait sikapnya kepada Lisa.
Nuri :
Ilya, aku mau nanya sama kamu.
Ilya :
Mau nanya apa? Silakan, sepertinya kamu serius amat!
Nuri :
Apa iya kemarin kamu main jalan saja waktu si Lisa sedang kehujanan dijalan pas malam-malam dia habis datang dari tumah tantenya?
Ilya pun sangat terkejut dengan pertanyaan Nuri, karena dia merasa tidak keluar rumah sama sekali pada waktu itu.
Ilya :
Yang benar saja? Kemarin aku tidak kemana-mana. Aku dirumah saja, soalnya waktu itu aku kurang enak badan. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya ke mamaku.
Seperti yang diyakini Nuri, bahwa Lisa salah paham dengan Ilya, karena Ilya bukanlah sosok seperti yang dianggap Lisa.
Nuri :
Tidak usah.. aku percaya sama kamu. Aku hanya ingin memastikan apakah benar apa yang dikatakan oleh Lisa, atau hanya salah paham saja.
Ilya :
Memangnya Lisa yakin sekali kalau yang dilhitanya kemarin malam itu aku? Bagaimana dia bisa yakin sekali?
Nuri :
Ya sudah, tak usah dipikirkan. Nanti aku ngomong sama dia kalau yang dia lihat malam itu bukanlah kamu.
Ilya pun merasa tidak nyaman dengan Lisa. Dia melarang Nuri utuk menemui Lisa untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Ilya memutuskan untuk menjelaskannya sendiri kepada Lisa.
Ilya :
Nuri, kamu tidak usah menjelaskan masalah ini sama Lisa ya.. biar aku saja yang ngomong sama dia, soalnya aku merasa tidak enak sama dia.
Nuri :
Ya sudah, kalau begitu kamu bisa temui dia besok ditempat kita bisa ngumpul. Kamu jelaskan ke dia bahwa yang dia lihat kemarin malam itu bukan kamu.
Ilya :
Ya, tentu.
Keesokan harinya, pada sore hari Ilya pun mendatangi tempat dimana dia dan Lisa serta Nuri sering ngumpul bersama. Kebetulan pada saat itu Lisa memang sudah berada disana.
Lisa :
Eh, kamu Ilya.. sendirian saja? Memangnya Nuri kemanan?
Ilya :
Aku tidak tahu, mungkin dia lagi