Pada suatu pagi yang cerah, ada seekor kuda yang sedang berjalan dari sebuah ladang jagung menuju ke sebuah hutan yang lebat. Kuda itu sudah sudah puas memakan jagung yang ada di sana dan terlihat gembira karena tidak ada petani jagung yang memergokinya.
Ketika sang kuda berada di hutan, dia melihat dengan heran sesuatu yang menyerupai kulit singa.
“Apa itu? Sepertinya kulit harimau,” pikirnya. Kemudian sang kuda menduga-duganya.
Setelah didekati…
“Ternyata benar dugaanku bahwa kulit ini adalah kulit harimau. Mungkin tak sengaja ditinggalkan oleh pemburu.” Dugaan sang kuda benar.
Kemudian terlintas dalam benaknya untuk menjahili hewan-hewan lain yang ada di hutan itu.
.
“Hmm… sepertinya aku punya ide yang bagus,” pikir sang kuda.
Kemudian sang kuda mencoba memakai kulit harimau yang baru saja ditemukannya itu.
“Untung saja ukurannya pas di tubuhku. Aku tinggal melancarkan aksinya dan… oh iya, aku harus bersembunyi.”
Sang kuda bergegas mencari tempat untuk bersembunyi. Akhirnya, dia menemukan semak-semak yang sering dilalui hewan-hewan yang ada di sana.
Tak lama kemudian, domba-domba menghampiri semak tempat persembunyiannya untuk mencari makan.
“Ayo kawan-kawan, kita makan rumput sebelah sana saja!” Perintah satu domba kepada kawanannya.
Tiba-tiba kuda berkulit harimau itu meloncat ke arah domba-domba itu. Karena takut takut dimangsa, secara spontan domba-domba itu berlarian ke sana kemari.
“Lari… kabur… ada singa!” kata domba-domba dengan panik.
Lalu sang kuda kembali ke tempat persembunyiannya untuk bersiap-siap mengejutkan hewan lainnya.
Dari kejauhan, tampaklah seekor tapir yang berjalan mendekati semak-semak tempat persembunyiannya itu.
“Aku sangat lelah, ingin beristirahat,” kata tapir yang berjalan menuju semak tempat persembunyian sang kuda.
Sepertinya tapir itu sangat kelelahan ingin beristirahat. Kemudian meloncatlah sang kuda ke arah tapir. Tanpa menunggu lama, tapir itu berlari sekencang-kencangnya saking ketakutan diterkam. Sang kuda semakin senang menjahili hewan-hewan yang lain lagi.
Belum puas menjahili domba-domba dan tapir, terlintas pula dalam benaknya untuk menjahili seekor kucing hutan yang sedang membawa tikus di mulutnya. Kuda itu berjalan dengan hati-hati mendekati kucing hutan. Sang kuda akan mengejutkannya dengan mengaum. Ketika dia mulai mengaum…
“Suara apa itu? (menoleh ke arah kuda) Ha… ha… ha. Rupanya harimau tetapi suaranya kuda.” Kucing hutan itu melepaskan tikus di mulutnya dan tertawa terbahak-bahak. Sang kuda baru tersadar bahwa aumannya itu tidak menyerupai suara singa, melainkan yang keluar adalah suaranya. Sehingga suara sang kuda itu menarik perhatian seekor singa yang kelaparan. Tanpa sepengetahuannya, singa itu menerkamnya dari belakang. Sang kuda langsung berlari menyelamatkan diri. Terjadilah kejar-kejaran antara keduanya.
Melihat kejadian itu, domba-domba, tapir, dan kucing hutan yang tak jauh dari tempat itu, bekerja sama agar sang singa tidak memangsa sang kuda.
“Teman-teman, kita harus menyelamatkan kuda itu!” kata seekor domba.
“Untuk apa kita menolongnya, sedangkan dia sendiri sudah menjahili kita,” kata tapir.
“Iya, betul!” Kata kucing hutan menyetujui perkataan tapir.
“Ssst, tidak boleh begitu. Kita harus menolong sesama kita yang sedang kesulitan,” kata seeokor domba yang disetujui oleh kawanan domba lainnya.
“Baiklah,” kata tapir dan kucing yang menyetujui juga usul dari seekor domba itu.
Domba-domba dan tapir terus menindih-nindih tubuh sang singa, sedangkan kucing hutan mencakar-cakar tubuhnya. Akhirnya, sang singa pun kalah dan lari, sehingga sang kuda berhasil diselamatkan.
“Teman-teman, aku minta maaf karena sudah menjhili kalian. Aku juga berterima kasih karena kalian telah menyelamatkan nyawaku. Aku harap kalian menerima permintaan penyelesalanku,” kata sang kuda menyesal.
“Iya, kami memaafkanmu,” kata domba-domba, tapir, dan kucing hutan serempak.
Setelah kejadian itu, sang kuda menjadi baik kepada mereka.. Akhirnya mereka berteman dan hidup rukun, mereka juga selalu pergi bersama dan saling membantu satu sama lain jika sedang berada dalan kesulitan. Perbuatan sang kuda yang menjahili hewan-hewan di hutan sangat tidak patut ditiru karena akan merugikan orang lain maupun diri sendiri.
Semoga Terjawab , Jika Ada yang Ingin Ditanyakan/Koreksi Silahkan Chat Saja...
Kuda Berkulit Harimau
Cerpen Karangan: Wisna Romdona
Kategori: Cerpen Fabel (Hewan)
Lolos moderasi pada: 23 June 2017
Pada suatu pagi yang cerah, ada seekor kuda yang sedang berjalan dari sebuah ladang jagung menuju ke sebuah hutan yang lebat. Kuda itu sudah sudah puas memakan jagung yang ada di sana dan terlihat gembira karena tidak ada petani jagung yang memergokinya.
Ketika sang kuda berada di hutan, dia melihat dengan heran sesuatu yang menyerupai kulit singa.
“Apa itu? Sepertinya kulit harimau,” pikirnya. Kemudian sang kuda menduga-duganya.
Setelah didekati…
“Ternyata benar dugaanku bahwa kulit ini adalah kulit harimau. Mungkin tak sengaja ditinggalkan oleh pemburu.” Dugaan sang kuda benar.
Kemudian terlintas dalam benaknya untuk menjahili hewan-hewan lain yang ada di hutan itu.
.
“Hmm… sepertinya aku punya ide yang bagus,” pikir sang kuda.
Kemudian sang kuda mencoba memakai kulit harimau yang baru saja ditemukannya itu.
“Untung saja ukurannya pas di tubuhku. Aku tinggal melancarkan aksinya dan… oh iya, aku harus bersembunyi.”
Sang kuda bergegas mencari tempat untuk bersembunyi. Akhirnya, dia menemukan semak-semak yang sering dilalui hewan-hewan yang ada di sana.
Tak lama kemudian, domba-domba menghampiri semak tempat persembunyiannya untuk mencari makan.
“Ayo kawan-kawan, kita makan rumput sebelah sana saja!” Perintah satu domba kepada kawanannya.
Tiba-tiba kuda berkulit harimau itu meloncat ke arah domba-domba itu. Karena takut takut dimangsa, secara spontan domba-domba itu berlarian ke sana kemari.
“Lari… kabur… ada singa!” kata domba-domba dengan panik.
Lalu sang kuda kembali ke tempat persembunyiannya untuk bersiap-siap mengejutkan hewan lainnya.
Dari kejauhan, tampaklah seekor tapir yang berjalan mendekati semak-semak tempat persembunyiannya itu.
“Aku sangat lelah, ingin beristirahat,” kata tapir yang berjalan menuju semak tempat persembunyian sang kuda.
Sepertinya tapir itu sangat kelelahan ingin beristirahat. Kemudian meloncatlah sang kuda ke arah tapir. Tanpa menunggu lama, tapir itu berlari sekencang-kencangnya saking ketakutan diterkam. Sang kuda semakin senang menjahili hewan-hewan yang lain lagi.
Belum puas menjahili domba-domba dan tapir, terlintas pula dalam benaknya untuk menjahili seekor kucing hutan yang sedang membawa tikus di mulutnya. Kuda itu berjalan dengan hati-hati mendekati kucing hutan. Sang kuda akan mengejutkannya dengan mengaum. Ketika dia mulai mengaum…
“Suara apa itu? (menoleh ke arah kuda) Ha… ha… ha. Rupanya harimau tetapi suaranya kuda.” Kucing hutan itu melepaskan tikus di mulutnya dan tertawa terbahak-bahak. Sang kuda baru tersadar bahwa aumannya itu tidak menyerupai suara singa, melainkan yang keluar adalah suaranya. Sehingga suara sang kuda itu menarik perhatian seekor singa yang kelaparan. Tanpa sepengetahuannya, singa itu menerkamnya dari belakang. Sang kuda langsung berlari menyelamatkan diri. Terjadilah kejar-kejaran antara keduanya.
Melihat kejadian itu, domba-domba, tapir, dan kucing hutan yang tak jauh dari tempat itu, bekerja sama agar sang singa tidak memangsa sang kuda.
“Teman-teman, kita harus menyelamatkan kuda itu!” kata seekor domba.
“Untuk apa kita menolongnya, sedangkan dia sendiri sudah menjahili kita,” kata tapir.
“Iya, betul!” Kata kucing hutan menyetujui perkataan tapir.
“Ssst, tidak boleh begitu. Kita harus menolong sesama kita yang sedang kesulitan,” kata seeokor domba yang disetujui oleh kawanan domba lainnya.
“Baiklah,” kata tapir dan kucing yang menyetujui juga usul dari seekor domba itu.
Domba-domba dan tapir terus menindih-nindih tubuh sang singa, sedangkan kucing hutan mencakar-cakar tubuhnya. Akhirnya, sang singa pun kalah dan lari, sehingga sang kuda berhasil diselamatkan.
“Teman-teman, aku minta maaf karena sudah menjhili kalian. Aku juga berterima kasih karena kalian telah menyelamatkan nyawaku. Aku harap kalian menerima permintaan penyelesalanku,” kata sang kuda menyesal.
“Iya, kami memaafkanmu,” kata domba-domba, tapir, dan kucing hutan serempak.
Setelah kejadian itu, sang kuda menjadi baik kepada mereka.. Akhirnya mereka berteman dan hidup rukun, mereka juga selalu pergi bersama dan saling membantu satu sama lain jika sedang berada dalan kesulitan. Perbuatan sang kuda yang menjahili hewan-hewan di hutan sangat tidak patut ditiru karena akan merugikan orang lain maupun diri sendiri.
Semoga Terjawab , Jika Ada yang Ingin Ditanyakan/Koreksi Silahkan Chat Saja...
^_^