Meski Indonesia terbilang sering dilanda bencana alam, termasuk dalam skala korban yang besar, sejak dulu, tak banyak karya sastra yang mengeksplorasinya itu. Fenomena seperti itu sekaligus mencerminkan bahwa masyarakat kita tak terbiasa memahami kekerasan secara luas. Kekerasan cenderung dipahami secara tradisional: kekerasan orang terhadap orang secara langsung. Kekerasan dalam bencana alam yang sebenarnya dapat diantisipasi atau dikendalikan orang seperti tak disadari sebagai kekerasan. Boleh jadi, kalau nanti gempa, tsunami, atau banjir bandang terjadi lagi di bumi Indonesia--tentu, semoga saja tidak, minimal tak memakan korban jiwa--dan menginspirasii banyak penulis cerpen Indonesia, horison Galtung dalam memandang bencana alam pun tetap tak akan ditengok.
Meski Indonesia terbilang sering dilanda bencana alam, termasuk dalam skala korban yang besar, sejak dulu, tak banyak karya sastra yang mengeksplorasinya itu. Fenomena seperti itu sekaligus mencerminkan bahwa masyarakat kita tak terbiasa memahami kekerasan secara luas. Kekerasan cenderung dipahami secara tradisional: kekerasan orang terhadap orang secara langsung. Kekerasan dalam bencana alam yang sebenarnya dapat diantisipasi atau dikendalikan orang seperti tak disadari sebagai kekerasan. Boleh jadi, kalau nanti gempa, tsunami, atau banjir bandang terjadi lagi di bumi Indonesia--tentu, semoga saja tidak, minimal tak memakan korban jiwa--dan menginspirasii banyak penulis cerpen Indonesia, horison Galtung dalam memandang bencana alam pun tetap tak akan ditengok.