FairuzKhalishah28
Tauhid boleh diartikan sebagai suatu keyakinan yang mutlak terhadap Allah s.w.t. tanpa disekutukan dengan yang lain.Bila kita tauhid dengan Allah s.w.t. berarti kita benar-benar bergantung kepada-Nya, tanpa sedikit pun ragu, syakwasangka dan was-was terhadapNya.Tauhid kita kepada Allah adalah meliputi : 1. Zat Allah 2. Sifat Allah 3. Asma Allah 4. Apa’al Allah.
Inilah tauhid hakiki yang dibawa oleh para Rasul-rasul Allah. Namun banyak orang yang menyelewengkan dari makna yang hakiki ini sebagai contoh :
1. Orang-orang ahli filsafat menamakan ilmu kalam atau filsafat dan mantiq Yunani yang dipakai untuk mempelajari permasalahan-permasalahan aqidah sebagai tauhid (lihat Al Haqiqatus Syariyyah, oleh Bazmuul hal :73).
2. Orang-orang Mu’tazilah mendefinisikan kata tauhid dengan pembahasan seputar sifat-sifat Allah, apa yang wajib untuk-Nya, dan apa yang tidak. Walaupun pada akhirnya mereka mengingkari semua sifat Allah yang kemudian hal ini menjadi salah satu dari 5 prinsip mereka (lihat Firaq Mu’asirah 2/1032).
3. Orang-orang penganut tarekat Tasawuf khususnya ekstrem mereka, justru meyakini tauhid sebagai “wihdatul wujud “ , yakni bersatunya Allah dengan makhluk Nya. Menurut mereka tauhid ada 3 tingkatan: a. Tauhid orang awam yaitu hanya beribadah kepada Allah tidak mempersekutukan-Nya. b. Tauhidnya orang-orang khusus, hakekatnya adalah tenggelam dalam tauhid Rububiyyah yakni meyakini Rububiyah Allah dan meniadakan sebab atau hikmah (penciptaan mahkluk) sebagaimana keyakinan orang-orang Jabriyah. (Minhaju Sunnah Nabawiyah 5/3588 355). c. Tauhidnya Khashatul Khasshah (orang khususnya orang-orang khusus) yaitu wihdatul wujud. (lihat Madhahil Inhirafat Aqadiyah 1/ 228-230)
1. Zat Allah
2. Sifat Allah
3. Asma Allah
4. Apa’al Allah.
Inilah tauhid hakiki yang dibawa oleh para Rasul-rasul Allah. Namun banyak orang yang menyelewengkan dari makna yang hakiki ini sebagai contoh :
1. Orang-orang ahli filsafat menamakan ilmu kalam atau filsafat dan mantiq Yunani yang dipakai untuk mempelajari permasalahan-permasalahan aqidah sebagai tauhid (lihat Al Haqiqatus Syariyyah, oleh Bazmuul hal :73).
2. Orang-orang Mu’tazilah mendefinisikan kata tauhid dengan pembahasan seputar sifat-sifat Allah, apa yang wajib untuk-Nya, dan apa yang tidak. Walaupun pada akhirnya mereka mengingkari semua sifat Allah yang kemudian hal ini menjadi salah satu dari 5 prinsip mereka (lihat Firaq Mu’asirah 2/1032).
3. Orang-orang penganut tarekat Tasawuf khususnya ekstrem mereka, justru meyakini tauhid sebagai “wihdatul wujud “ , yakni bersatunya Allah dengan makhluk Nya. Menurut mereka tauhid ada 3 tingkatan:
a. Tauhid orang awam yaitu hanya beribadah kepada Allah tidak mempersekutukan-Nya.
b. Tauhidnya orang-orang khusus, hakekatnya adalah tenggelam dalam tauhid Rububiyyah yakni meyakini Rububiyah Allah dan meniadakan sebab atau hikmah (penciptaan mahkluk) sebagaimana keyakinan orang-orang Jabriyah. (Minhaju Sunnah Nabawiyah 5/3588 355).
c. Tauhidnya Khashatul Khasshah (orang khususnya orang-orang khusus) yaitu wihdatul wujud. (lihat Madhahil Inhirafat Aqadiyah 1/ 228-230)