Bentuk perlawanan sultan agung hanyakrakusuma adalah penyerangan terhadap daerah Belanda di Batavia. Terdapat dua penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yaitu:
-22 Agustus 1628, Sultan Agung menyerang Batavia dengan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Baurekso dan Dipati Ukur.
-Pada 1929, Sultan Agung menyerang Batavia lagi dengan pasukan Mataram dan dipimpin oleh Suro Agul-Agul, Kyai Adipati Mandurareja, dan Dipati Upasanta.
Penjelasan:
Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah seorang Raja Mataram Islam. Pada masa Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam mengalami kemajuan. Kemajuan tersebut dengan berhasilnya Sultan Agung menguasai Jawa, Yaitu Gresik pada 1613, Tuban pada 1616, Madura pada 1624 dan Surabaya pada 1625. Setelah berhasilnya Kerajaan Agung menguasai daerah Pribumi, Sultan Agung berusaha untuk mengusir penjajah asing dari tanah Jawa. Dengan demikian Sultan Agungpun menyerang Batavia. Batavia adalah pusat dari VOC di Hindia Belanda atau di tanah jawa. Mungkin menurut Sultan Agung pada saat itu tidak boleh terdapat dua penguasa di tanah Jawa dan yang berhak menguasai Tanah Jawa adalah Orang Jawa sendiri bukan pedagang dari negara asing. Penyerangan Sultan Agung ada beberapa alasan tersendiri, yaitu:
-VOC dinilai terlalu memonopoli perdagangan di Jawa
-VOC suka menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
-VOC tidak mengakui berdirinya kerajaan Mataram Islam,
-Sultan Agung menilai kalau VOC akan memonopoli semua kekayaan alam dan seluruh perdagangan di tanah jawa
Bentuk perlawanan sultan agung adalah penyerangan terhadap daerah Belanda di Batavia. Terdapat dua penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung yaitu: 22 Agustus 1628, Sultan Agung menyerang Batavia dengan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Baurekso dan Dipati Ukur.
Bentuk perlawanan sultan agung hanyakrakusuma adalah penyerangan terhadap daerah Belanda di Batavia. Terdapat dua penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yaitu:
-22 Agustus 1628, Sultan Agung menyerang Batavia dengan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Baurekso dan Dipati Ukur.
-Pada 1929, Sultan Agung menyerang Batavia lagi dengan pasukan Mataram dan dipimpin oleh Suro Agul-Agul, Kyai Adipati Mandurareja, dan Dipati Upasanta.
Penjelasan:
Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah seorang Raja Mataram Islam. Pada masa Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam mengalami kemajuan. Kemajuan tersebut dengan berhasilnya Sultan Agung menguasai Jawa, Yaitu Gresik pada 1613, Tuban pada 1616, Madura pada 1624 dan Surabaya pada 1625. Setelah berhasilnya Kerajaan Agung menguasai daerah Pribumi, Sultan Agung berusaha untuk mengusir penjajah asing dari tanah Jawa. Dengan demikian Sultan Agungpun menyerang Batavia. Batavia adalah pusat dari VOC di Hindia Belanda atau di tanah jawa. Mungkin menurut Sultan Agung pada saat itu tidak boleh terdapat dua penguasa di tanah Jawa dan yang berhak menguasai Tanah Jawa adalah Orang Jawa sendiri bukan pedagang dari negara asing. Penyerangan Sultan Agung ada beberapa alasan tersendiri, yaitu:
-VOC dinilai terlalu memonopoli perdagangan di Jawa
-VOC suka menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
-VOC tidak mengakui berdirinya kerajaan Mataram Islam,
-Sultan Agung menilai kalau VOC akan memonopoli semua kekayaan alam dan seluruh perdagangan di tanah jawa
_____________________________
Semoga membantu
Bentuk perlawanan sultan agung adalah penyerangan terhadap daerah Belanda di Batavia. Terdapat dua penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung yaitu: 22 Agustus 1628, Sultan Agung menyerang Batavia dengan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Baurekso dan Dipati Ukur.
sekian trima kasih.
jadikan lah jawaban terbaik ya