NatyaMMarciolaFaktor yang menyebabkan runtuhnya kota Malaka pada saat itu. Orang-orang Portugis mempunyai semangat perjuangan yang sangat tinggi, memiliki perlengkapan senjata yang lebih sempurna, dan terlatih dalam peperangan. Kemenangan-kemenangan yang mereka peroleh dalam peperangan di pantai barat India melawan orang-orang Gujarat, Kalikut, Persia dan Mesir mempertebal semangat perjuangan dan keyakinan mereka, bahwa orang-orang portugis mempunyai kemampuan untuk menghadapi lawan manapun juga. Semangat yang demikian tidak dimiliki oleh tentara Malaka dalam mempertahankan negaranya. Sikap mundur sambil menunggu saat yang baik untuk mengadakan serangan balasan, pada hakikatnya, langkah yang salah dalam ilmu strategi, karena tindakan itu memberikan kesempatan kepada lawan untuk menduduki tempat yang harus mereka pertahankan. Untuk merebutnya kembali, tidaklah mudah. Sultan Mahmud Syah menyingkir ke Pahang, kemudian ke Bintan, dan akhirnya ke Kampar, setelah yakin bahwa ia tidak mampu membebaskan kembali Malaka dari kekuasaan orang Portugis. Malaka sepenuhnya jatuh ke dalam kekuasaan asing, ke tangan orang Portugis. Pemerintahan nasional bertukar dengan pemerintahan kolonial. Juga melalui Bandar Malaka, kekuasaan kolonial itu melebarkan sayapnya kejurusan timur menuju wilayah Indonesia, ke jurusan utara menuju negara-negara di sepanjang laut cina selatan.
0 votes Thanks 0
DidierLauren11
Salah satu nya runtuhnya kerajaan malaka adalah pengaruh penyerangan dari bangsa lain yang di persenjatai dengan lengkap, sehingga tidak terjadinya keseimbangan, maka runtuhlah kerajaab tersebut...
Orang-orang Portugis mempunyai semangat perjuangan yang sangat tinggi, memiliki perlengkapan senjata yang lebih sempurna, dan terlatih dalam peperangan. Kemenangan-kemenangan yang mereka peroleh dalam peperangan di pantai barat India melawan orang-orang Gujarat, Kalikut, Persia dan Mesir mempertebal semangat perjuangan dan keyakinan mereka, bahwa orang-orang portugis mempunyai kemampuan untuk menghadapi lawan manapun juga. Semangat yang demikian tidak dimiliki oleh tentara Malaka dalam mempertahankan negaranya. Sikap mundur sambil menunggu saat yang baik untuk mengadakan serangan balasan, pada hakikatnya, langkah yang salah dalam ilmu strategi, karena tindakan itu memberikan kesempatan kepada lawan untuk menduduki tempat yang harus mereka pertahankan. Untuk merebutnya kembali, tidaklah mudah.
Sultan Mahmud Syah menyingkir ke Pahang, kemudian ke Bintan, dan akhirnya ke Kampar, setelah yakin bahwa ia tidak mampu membebaskan kembali Malaka dari kekuasaan orang Portugis. Malaka sepenuhnya jatuh ke dalam kekuasaan asing, ke tangan orang Portugis. Pemerintahan nasional bertukar dengan pemerintahan kolonial. Juga melalui Bandar Malaka, kekuasaan kolonial itu melebarkan sayapnya kejurusan timur menuju wilayah Indonesia, ke jurusan utara menuju negara-negara di sepanjang laut cina selatan.