Sunan Gunung Jati dan sifat keteladanannya yang perlu dicontoh menyangkut tiga aspek diantaranya ketika beliau menjadi seorang laki-laki bagi keluarganya, keteladanan ketika beliau menjadi seorang Raja dan ketika beliau menjadi menjadi seorang penyebar agama Islam.
Penjelasan:
Keteladanan Sunan Gunung Jati yang perlu dicontoh ketika beliau menjadi seorang laki-laki bagi keluarganya adalah sikap dan sifatnya yang begitu menghormati kedua orangtuanya. Beliau sejak kecil dikenal sebagai sosok penurut, beliaupun sangat disayangi ibunya. Beliau sebetulnya pewaris tahta di Mesir karena ayahnya merupakan seorang Amir di Mesir, namun karena diperintahkan oleh ibunya untuk mendakwahkan Islam di tanah kelahiran Ibunua (Pasundan) beliau rela meninggalkan tahtanya.
Keteladannya menjadi seorang Raja ialah beliau tidak suka memperkaya diri, beliau lebih suka hidup sederhana, hal tersebut terbukti dari wasiatnya ketika sebelum meninggal berbunyi "Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin" yang maksudnya ialah "Aku titipkan Mushola dan Fakir Miskin kepada Penggantiku" agar terus diurus dan disejahterakan.
Keteladannya menjadi seorang penyebar agama Islam ialah menggunakan pendekatan lembut dengan cara menyantuni orang miskin, mengobati yang sakit, dan menyampaikan syiar dengan budaya dan lain sebagainya.
Jawaban:
hukum nya haram karena haram dan karena banyak hutang
Jawaban:
Sunan Gunung Jati dan sifat keteladanannya yang perlu dicontoh menyangkut tiga aspek diantaranya ketika beliau menjadi seorang laki-laki bagi keluarganya, keteladanan ketika beliau menjadi seorang Raja dan ketika beliau menjadi menjadi seorang penyebar agama Islam.
Penjelasan:
Keteladanan Sunan Gunung Jati yang perlu dicontoh ketika beliau menjadi seorang laki-laki bagi keluarganya adalah sikap dan sifatnya yang begitu menghormati kedua orangtuanya. Beliau sejak kecil dikenal sebagai sosok penurut, beliaupun sangat disayangi ibunya. Beliau sebetulnya pewaris tahta di Mesir karena ayahnya merupakan seorang Amir di Mesir, namun karena diperintahkan oleh ibunya untuk mendakwahkan Islam di tanah kelahiran Ibunua (Pasundan) beliau rela meninggalkan tahtanya.
Keteladannya menjadi seorang Raja ialah beliau tidak suka memperkaya diri, beliau lebih suka hidup sederhana, hal tersebut terbukti dari wasiatnya ketika sebelum meninggal berbunyi "Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin" yang maksudnya ialah "Aku titipkan Mushola dan Fakir Miskin kepada Penggantiku" agar terus diurus dan disejahterakan.
Keteladannya menjadi seorang penyebar agama Islam ialah menggunakan pendekatan lembut dengan cara menyantuni orang miskin, mengobati yang sakit, dan menyampaikan syiar dengan budaya dan lain sebagainya.