Bahasa daerah merupakan salah satu contoh keragaman budaya yang dimilliki bangsa Indonesia. Tetapi saat ini banyak sekali anak muda yang enggan mempelajari bahasa daerah dan lebih suka menggunakan bahasa Inggris. Apakah kamu setuju dengan tindakan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi setiap hari? Apakah yang harus pemerintah lakukan agar generasi muda mau menggunakan bahasa daerahnya masing-masing? Jelaskan jawabanmu !
Sebenarnya langkah pemerintah untuk tetap menjaga kearifan lokal itu sudah ada sejak dahulu. Di SD-SMA misalkan, itu terdapat yang disebut sebagai muatan lokal. Muatan lokal berisi mata pelajaran yang salah satunya adalah bahasa lokal wilayah tersebut. Misalkan di Jawa Timur, bahasa jawa diajarkan di tingkat sekolah SD-SMA ini. Namun, memang kesulitan yang dialami adalah minat siswa yang cenderung kurang terhadap bahasa daerah mereka sendiri. Terdapat sebuah stigma/penilaian di kalangan siswa dan masyarakat kita sendiri bahwa bahasa daerah itu tidak lebih keren daripada bahasa asing seperti inggris, jepang, korea dsbnya. Padahal, bahasa daerah itu adalah cerminan dan Identitas kita sebagai sebuah bangsa. Begitupun dengan bahasa daerah lainnya seperti bahasa sunda, batak, bali dsbnya.
Lantas apakah saya suka dengan tindakan anak muda berkomunikasi setiap hari dengan bahasa asing? Tentu saja tidak. Kita sudah memiliki bahasa kita sendiri, bahasa daerah di setiap daerah, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Lalu mengapa perlu penggunaan bahasa asing untuk komunikasi sehari-hari ? bahasa asing penggunaanya harus disesuaikan misalkan memang kita bertemu kolega dari negara lain ataupun memang diperlukan untuk membahas kata & kalimat yang belum ada serapan dan padanan katanya pada bahasa kita. Hal yang menjadi lucu kemudian adalah fakta bahwa negara maju seperti Jepang dan Korea, banyak dari penduduknya bahkan tidak mahir berbahasa Inggris. Tapi mereka dalam berbahasa masih ada yang memiliki dialect dari daerah mereka masing-masing. Seperti di korea ada dialek busan, daegu dsbnya. Namun, itulah mereka bangga dengan kebudayaanya. Dan menariknya mereka sebagai negara berkembang bersama dengan itu, budaya mereka yang unik dimata dunia. Tidakkah kita ingin seperti itu?
Lalu, jika ditanya langkah apa yang harus dilakukan pemerintah, maka. menurut saya pemerintah harus melakukan yg disebut revolusi mental (gagasannya sudah ada tapi praktiknya masih belum ada). Mentalitas kecintaan terhadap bangsa harus lebih dibangun. menciptakan sebuah perspektif baru bahwa bahasa lokal daerah dan bahasa nasional Indonesia itu keren. Salah satunya, melalui praktik berbicara bahasa daerah mungkin di beberapa sekolah pada hari tertentu sesuai dengan daerah masing-masing. Dan mengajak para orang tua murid untuk ikut serta mengembangkan kultur ini melalui praktik setiap hari dirumah dengan berbahasa daerah. Karena, tidak dapat dipungkiri juga peran orang tua itu sangat penting. Ini dikarenakan most of the time siswa/anak-anak menghabiskan waktu berbicara dengan orang tua dirumah. Tapi malah banyak orang tua sekarang yang tidak mengajarkan bahasa daerah mereka sendiri kepada anak. Biasanya yang ada diperkotaan atau daerah dengan ciri urban. Jadi itulah beberapa hal yang mungkin bisa dipertimbangkan menurut saya, meskipun praktiknya pasti akan sangat sulit daripada saat saya mengetik ini semua sebagai jawaban.
Jawaban:
Sebenarnya langkah pemerintah untuk tetap menjaga kearifan lokal itu sudah ada sejak dahulu. Di SD-SMA misalkan, itu terdapat yang disebut sebagai muatan lokal. Muatan lokal berisi mata pelajaran yang salah satunya adalah bahasa lokal wilayah tersebut. Misalkan di Jawa Timur, bahasa jawa diajarkan di tingkat sekolah SD-SMA ini. Namun, memang kesulitan yang dialami adalah minat siswa yang cenderung kurang terhadap bahasa daerah mereka sendiri. Terdapat sebuah stigma/penilaian di kalangan siswa dan masyarakat kita sendiri bahwa bahasa daerah itu tidak lebih keren daripada bahasa asing seperti inggris, jepang, korea dsbnya. Padahal, bahasa daerah itu adalah cerminan dan Identitas kita sebagai sebuah bangsa. Begitupun dengan bahasa daerah lainnya seperti bahasa sunda, batak, bali dsbnya.
Lantas apakah saya suka dengan tindakan anak muda berkomunikasi setiap hari dengan bahasa asing? Tentu saja tidak. Kita sudah memiliki bahasa kita sendiri, bahasa daerah di setiap daerah, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Lalu mengapa perlu penggunaan bahasa asing untuk komunikasi sehari-hari ? bahasa asing penggunaanya harus disesuaikan misalkan memang kita bertemu kolega dari negara lain ataupun memang diperlukan untuk membahas kata & kalimat yang belum ada serapan dan padanan katanya pada bahasa kita. Hal yang menjadi lucu kemudian adalah fakta bahwa negara maju seperti Jepang dan Korea, banyak dari penduduknya bahkan tidak mahir berbahasa Inggris. Tapi mereka dalam berbahasa masih ada yang memiliki dialect dari daerah mereka masing-masing. Seperti di korea ada dialek busan, daegu dsbnya. Namun, itulah mereka bangga dengan kebudayaanya. Dan menariknya mereka sebagai negara berkembang bersama dengan itu, budaya mereka yang unik dimata dunia. Tidakkah kita ingin seperti itu?
Lalu, jika ditanya langkah apa yang harus dilakukan pemerintah, maka. menurut saya pemerintah harus melakukan yg disebut revolusi mental (gagasannya sudah ada tapi praktiknya masih belum ada). Mentalitas kecintaan terhadap bangsa harus lebih dibangun. menciptakan sebuah perspektif baru bahwa bahasa lokal daerah dan bahasa nasional Indonesia itu keren. Salah satunya, melalui praktik berbicara bahasa daerah mungkin di beberapa sekolah pada hari tertentu sesuai dengan daerah masing-masing. Dan mengajak para orang tua murid untuk ikut serta mengembangkan kultur ini melalui praktik setiap hari dirumah dengan berbahasa daerah. Karena, tidak dapat dipungkiri juga peran orang tua itu sangat penting. Ini dikarenakan most of the time siswa/anak-anak menghabiskan waktu berbicara dengan orang tua dirumah. Tapi malah banyak orang tua sekarang yang tidak mengajarkan bahasa daerah mereka sendiri kepada anak. Biasanya yang ada diperkotaan atau daerah dengan ciri urban. Jadi itulah beberapa hal yang mungkin bisa dipertimbangkan menurut saya, meskipun praktiknya pasti akan sangat sulit daripada saat saya mengetik ini semua sebagai jawaban.
Sekian, semoga dapat membantu !