Bagaimanakah ajaran aristoteles yang memengaruhi perkembangan ham
kevintjoe
Maaf ya ,saya kurang paham soalnya :):):):)
0 votes Thanks 0
rempis01
Jika dikaitkan dengan silogisme Aristoteles, maka inilah pertanyaan-pertanyaan abadi tentang kesadaran manusia :
1. ika kita harus berkata bahwa kesadaran manusia itu lahir dari kegelapan goa goa awal peradaban manusia, maka adalah logis jika suatu hari kelak kita akan lahir kembali dalam kondisi yang sama, kegelapan di goa awal peradaban. Dalam bentuk silogisme Aristoteles A = B = C.
2. 100.000 tahun lalu, dimana kesadaran semesta itu berada? Apakah masih berevolusi dalam diri dalam spesies Homo Erectus?
3. 10.000 tahun lalu, peradaban manusia lantas muncul dan sampai saat ini, apakah yang sebenarnya terjadi pada 200 milyar sel syaraf spesies manusia? Angka 10,000 tahun adalah tidak sebanding dengan 3 juta tahun atau 4.5 milyar tahun yang silam untuk menyatakan bahwa kesadaran manusia itu baru memulai evolusi. Angka 10,000 tahun lebih tepat kita lihat sebagai fenomena revolusi kesadaran semesta dari munculnya kesadaran manusia.
4. Sederhananya bandingkan 200 milyar sel syaraf manusia itu dengan sebuah transformator listrik. Jika input transformator adalah fungsi tegangan/arus/frekwensi listrik A maka outputnya adalah fungsi tegangan/arus/frekwensi B. Sedangkan input dari 200 milyar sel-syaraf kita adalah suatu 'Dimensi Kesadaran Semesta' yang memang kekal eksistensinya melihat 'Masa Depan Semesta' sebagai ouputnya. Fungsi kesadaran manusia adalah untuk melihat Masa Depan Semesta sambil 'bermain-main' di Bumi ini, tetapi bukan untuk mengeksekusi Semesta Kosmos sejauh 13.7 milyar tahun cahaya.
5. Kita bertemu di bumi berbangsa-bangsa berbeda bahasa adalah untuk memahami bahwa Bumi tinggal Satu untuk kelak menghadap Sang Pencipta. Pada akhirnya manusia akan faham bahwa Logika Hari Kiamat adalah realitas indahnya Keabadian Kesadaran Semesta, betapapun perbedaan kita dalam bermimpi tentang makna keabadian.
:):):):)
1. ika kita harus berkata bahwa kesadaran manusia itu lahir dari kegelapan goa goa awal peradaban manusia, maka adalah logis jika suatu hari kelak kita akan lahir kembali dalam kondisi yang sama, kegelapan di goa awal peradaban. Dalam bentuk silogisme Aristoteles A = B = C.
2. 100.000 tahun lalu, dimana kesadaran semesta itu berada? Apakah masih berevolusi dalam diri dalam spesies Homo Erectus?
3. 10.000 tahun lalu, peradaban manusia lantas muncul dan sampai saat ini, apakah yang sebenarnya terjadi pada 200 milyar sel syaraf spesies manusia? Angka 10,000 tahun adalah tidak sebanding dengan 3 juta tahun atau 4.5 milyar tahun yang silam untuk menyatakan bahwa kesadaran manusia itu baru memulai evolusi. Angka 10,000 tahun lebih tepat kita lihat sebagai fenomena revolusi kesadaran semesta dari munculnya kesadaran manusia.
4. Sederhananya bandingkan 200 milyar sel syaraf manusia itu dengan sebuah transformator listrik. Jika input transformator adalah fungsi tegangan/arus/frekwensi listrik A maka outputnya adalah fungsi tegangan/arus/frekwensi B. Sedangkan input dari 200 milyar sel-syaraf kita adalah suatu 'Dimensi Kesadaran Semesta' yang memang kekal eksistensinya melihat 'Masa Depan Semesta' sebagai ouputnya. Fungsi kesadaran manusia adalah untuk melihat Masa Depan Semesta sambil 'bermain-main' di Bumi ini, tetapi bukan untuk mengeksekusi Semesta Kosmos sejauh 13.7 milyar tahun cahaya.
5. Kita bertemu di bumi berbangsa-bangsa berbeda bahasa adalah untuk memahami bahwa Bumi tinggal Satu untuk kelak menghadap Sang Pencipta. Pada akhirnya manusia akan faham bahwa Logika Hari Kiamat adalah realitas indahnya Keabadian Kesadaran Semesta, betapapun perbedaan kita dalam bermimpi tentang makna keabadian.
Semoga Jawaban Saya Membantu