Jawaban:
Sunan Muria berdakwah di tengah masyarakat yang masih menganut Hindu-
Budha dan mempunyai tradisi Jawa yang masih kental. Tradisi keagamaan tidak serta
merta dihilangkan , melainkan diberi warna Islam dan dikembangkan menjadi tradisi
keagamaan yang baru bernilai islami.
Penjelasan:
1. Menjaga tradisi lama dan menginterpretasikannya ke arah fungsi baru
Sunan Muria dikenal sebagai pecinta seni dan budaya. Praktek kehidupan
masyarakat di sekitar Muria menunjukkan harmoni antara Islam dengan budaya
setempat. Diantar peran dalam mengembangkan Islam di Jawa sbb:
a) Dalam berintraksi dengan masyarakat Sunan Muria menjaga tradisi lama tetap
berlansung tanpa memberikan perubahan selama tidak melanggar nilai-nilai
Islam, seperti menerima upacara tingkeban atau mitoni. Tradisi tingkeban
adalah upacara selamatan pada usia kehamilan ke tujuh. Acara tersebut diisi
dengan acara membaca beberapa surah Alqur’an , dzikir dan doa.
b) Menambah upacara-upacara dalam tradisi lama dengan tradisi baru. Seperti
memasukkan nilai dan ajaran Islam dalam praktek pernikahan yang telah
berjalan sehingga meskipun ada budaya Jawa, tetapi syarat dan rukun
pernikahan ditentukan berdasarkan ajaran Islam.
c) Mengganti sebahagian unsur lama dalam satu tradisi baru. Seperti mengganti
tujuan membakar kemenyan dalam slametan. Dalam praktenya sebelumnya,
selametan atau sesajen diberikan kepada sosok makhluk halus maka dakwah
para wali mengganti tujuan slametan untuk mencari ridho dan pertolongan Allah
Swt. Demikian juga, tradisi bancakanatau makan besar dalam acara slametan
dengan tumpeng yang sebelumnya dipersembahkan ke tempat-tempat angker
diubah menjadi kenduri yaitu upaya mengirim doa kepada leluhur dengan doa-
doa Islam di rumah orang yang mengadakan tradisi tersebut.
2. Mengadakan perombakan setting budaya dan tradisi keagamaan dalam cerita
wayang
Sebagaimana pendekatan dakwah Wali Songo lainnya, Sunan Muria berdakwah
melalui pendekatan seni dan budaya melalui pertunjukan wayang gubahan Sunan
Kalijaga, menggubah isi cerita, dan melakukan perombakan setting budaya dan tradisi
keagamaan yang ada di masyarakatdan menanamkan pesan-pesan tauhid dan akhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari, seperti Pakem Ramayana yang sudah diislamkan,
dengan cepat masyarakat menganggap bahwa cerita Ramayana dan Mahaberata versi
Wali Songo itulah yang benar.begitu pula dalam cerita wayang tokoh Bhima yang
sebelumnya diberikan karakter kejam dan kasar dikenal dengan nama Wrekodhara (
srigala), saat bertemu Dewa Ruci memperoleh pencerahan rohani berubah menjadi
orang baik dan jujur.
" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "
© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.
Jawaban:
Sunan Muria berdakwah di tengah masyarakat yang masih menganut Hindu-
Budha dan mempunyai tradisi Jawa yang masih kental. Tradisi keagamaan tidak serta
merta dihilangkan , melainkan diberi warna Islam dan dikembangkan menjadi tradisi
keagamaan yang baru bernilai islami.
Penjelasan:
1. Menjaga tradisi lama dan menginterpretasikannya ke arah fungsi baru
Sunan Muria dikenal sebagai pecinta seni dan budaya. Praktek kehidupan
masyarakat di sekitar Muria menunjukkan harmoni antara Islam dengan budaya
setempat. Diantar peran dalam mengembangkan Islam di Jawa sbb:
a) Dalam berintraksi dengan masyarakat Sunan Muria menjaga tradisi lama tetap
berlansung tanpa memberikan perubahan selama tidak melanggar nilai-nilai
Islam, seperti menerima upacara tingkeban atau mitoni. Tradisi tingkeban
adalah upacara selamatan pada usia kehamilan ke tujuh. Acara tersebut diisi
dengan acara membaca beberapa surah Alqur’an , dzikir dan doa.
b) Menambah upacara-upacara dalam tradisi lama dengan tradisi baru. Seperti
memasukkan nilai dan ajaran Islam dalam praktek pernikahan yang telah
berjalan sehingga meskipun ada budaya Jawa, tetapi syarat dan rukun
pernikahan ditentukan berdasarkan ajaran Islam.
c) Mengganti sebahagian unsur lama dalam satu tradisi baru. Seperti mengganti
tujuan membakar kemenyan dalam slametan. Dalam praktenya sebelumnya,
selametan atau sesajen diberikan kepada sosok makhluk halus maka dakwah
para wali mengganti tujuan slametan untuk mencari ridho dan pertolongan Allah
Swt. Demikian juga, tradisi bancakanatau makan besar dalam acara slametan
dengan tumpeng yang sebelumnya dipersembahkan ke tempat-tempat angker
diubah menjadi kenduri yaitu upaya mengirim doa kepada leluhur dengan doa-
doa Islam di rumah orang yang mengadakan tradisi tersebut.
2. Mengadakan perombakan setting budaya dan tradisi keagamaan dalam cerita
wayang
Sebagaimana pendekatan dakwah Wali Songo lainnya, Sunan Muria berdakwah
melalui pendekatan seni dan budaya melalui pertunjukan wayang gubahan Sunan
Kalijaga, menggubah isi cerita, dan melakukan perombakan setting budaya dan tradisi
keagamaan yang ada di masyarakatdan menanamkan pesan-pesan tauhid dan akhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari, seperti Pakem Ramayana yang sudah diislamkan,
dengan cepat masyarakat menganggap bahwa cerita Ramayana dan Mahaberata versi
Wali Songo itulah yang benar.begitu pula dalam cerita wayang tokoh Bhima yang
sebelumnya diberikan karakter kejam dan kasar dikenal dengan nama Wrekodhara (
srigala), saat bertemu Dewa Ruci memperoleh pencerahan rohani berubah menjadi
orang baik dan jujur.