Thomas Mattulessy, dikenal sebagai Kapitan Pattimura, adalah pemimpin perjuangan rakyat Maluku melawan Belanda.
Perlawanan Pattimura ini karena kebijakan Belanda yang merugikan rakyat Maluku. Pattimura menyerang Benteng Duurstede dan menguasai benteng ini pada 16 Mei 1817. Namun kemudian dia tertangkap oleh Belanda dan dihukum mati pada 16 Desember 1817.
Pembahasan:
Setelah Perang Napoleon di Eropa selesai. Inggris yang sebelumnya menduduki Maluku, mengembalikan wilyah ini ke Belanda pada tahun 1816.
Setelah berkuasa kembali, Belanda melakukan kebijakan yang menyengsarakan rakyat, seperti mengganti uang koin dengan uang kertas yang tidak populer, serta penempatan paksa prajurit Maluku ke luar wilayah Maluku.
Menyikapi ini, rakyat Maluku melakukan perlawanan pada penjajah Belanda. Pada 16 Mei 1817, pasukan Maluku menyerang benteng Fort Duurstede di Saparua dan menaklukkannya dari tangan Belanda.
Pada tanggal 29 Mei 1817, Pattimura dan tokoh pemberontakan lainya mengumumkan “proklamasi Haria”, yang berisi keluhan dan tuntutan mereka kepada penjajah Belanda.
Pattimura dan pemberontak lainya menolak pembubaran sekolah rakyat Maluku, menolak praktek tentara Belanda yang memaksakan penduduk masuk dinas militer untuk dikirim ke Batavia, serta meminta kebebasan beragama dan kepercayaan.
Namun karena keunggulan pasukan Belanda dan pengkhianatan maka pemberontakan ini berhasil dipadamkan Belanda. Pada 1 Juni 1987, Pattimura memimpin serangan yang gagal di Fort Zeelandia di Haruku. Dua bulan kemudian, pada 3 Agustus 1817, Fort Duurstede akhirnya direbut kembali oleh Belanda.
Pattimura ditangkap pada 11 November 1817 ketika ia berada di Siri Sori. Dia dan rekan-rekannya dijatuhi hukuman mati. Pada 16 Desember 1817, Pattimura bersama dengan Anthony Reebook, Philip Latumahina, dan Said Parintah digantung di depan Benteng Nieuw Victoria di Ambon.
Pelajari lebih lanjut:
Perjuangan pahlawan nasional yg berjuang sebelum tahun 1908 dengan mengisi tabel di bawan ini!
Thomas Mattulessy, dikenal sebagai Kapitan Pattimura, adalah pemimpin perjuangan rakyat Maluku melawan Belanda.
Perlawanan Pattimura ini karena kebijakan Belanda yang merugikan rakyat Maluku. Pattimura menyerang Benteng Duurstede dan menguasai benteng ini pada 16 Mei 1817. Namun kemudian dia tertangkap oleh Belanda dan dihukum mati pada 16 Desember 1817.
Pembahasan:
Setelah Perang Napoleon di Eropa selesai. Inggris yang sebelumnya menduduki Maluku, mengembalikan wilyah ini ke Belanda pada tahun 1816.
Setelah berkuasa kembali, Belanda melakukan kebijakan yang menyengsarakan rakyat, seperti mengganti uang koin dengan uang kertas yang tidak populer, serta penempatan paksa prajurit Maluku ke luar wilayah Maluku.
Menyikapi ini, rakyat Maluku melakukan perlawanan pada penjajah Belanda. Pada 16 Mei 1817, pasukan Maluku menyerang benteng Fort Duurstede di Saparua dan menaklukkannya dari tangan Belanda.
Pada tanggal 29 Mei 1817, Pattimura dan tokoh pemberontakan lainya mengumumkan “proklamasi Haria”, yang berisi keluhan dan tuntutan mereka kepada penjajah Belanda.
Pattimura dan pemberontak lainya menolak pembubaran sekolah rakyat Maluku, menolak praktek tentara Belanda yang memaksakan penduduk masuk dinas militer untuk dikirim ke Batavia, serta meminta kebebasan beragama dan kepercayaan.
Namun karena keunggulan pasukan Belanda dan pengkhianatan maka pemberontakan ini berhasil dipadamkan Belanda. Pada 1 Juni 1987, Pattimura memimpin serangan yang gagal di Fort Zeelandia di Haruku. Dua bulan kemudian, pada 3 Agustus 1817, Fort Duurstede akhirnya direbut kembali oleh Belanda.
Pattimura ditangkap pada 11 November 1817 ketika ia berada di Siri Sori. Dia dan rekan-rekannya dijatuhi hukuman mati. Pada 16 Desember 1817, Pattimura bersama dengan Anthony Reebook, Philip Latumahina, dan Said Parintah digantung di depan Benteng Nieuw Victoria di Ambon.
Pelajari lebih lanjut:
Perjuangan pahlawan nasional yg berjuang sebelum tahun 1908 dengan mengisi tabel di bawan ini!
brainly.co.id/tugas/13860442
Kode: 11.3.2
Kelas: XI
Mata Pelajaran: Sejarah
Materi: Bab 2 - Perjuangan Daerah di Indonesia
Kata Kunci: Pattimura