Bagaimana kronologis penyerahan kedaulatan secara resmi dari belanda kepada indonesia
maryamcintanyaaudi
Antara tahun 1946 hingga 1948 Pemerintah Belanda yang tetap ingin kembali menikmati manisnya gula tebu Indonesia menggelar politik pecah-belah. Mereka mendirikan federasi – negara kecil berikut ini :15 Juli 1946, di Sulawesi Selatan Belanda menyelenggarakan Konferensi Malino, dengan agenda membentuk Negara Indonesia Timur. Konferensi ini dilanjutkan di Denpasar, 18-24 Desember 1946, dan berhasil membentuk NIT dengan presidennya, Sukawati.12 Mei 1947, membentuk Negara Borneo Barat dengan Kepala Negara, Sultan Hamid Algadri II.23 Januari 1948, mendirikan Negara Madura. Gubernur Jendral Van Mook melantik P.A.A Tjakraningrat sebagai penguasa Madura.24 Maret 1948, Belanda mendirikan Negara Sumatra Timur dengan mengangkat Dr. Tengku Mansyur sebagai penguasa NST.4 Mei 1947, van Mook membujuk Soeria Kartalegawa mendirikan Negara Pasundan, tetapi akhirnya gagal. Pada konferensi ke-2, tanggal 16 Oktober 1947 dan 20 Desember 1947, Negara Pasundan kembali gagal dibentuk. Akhirnya pada konferensi ke-3 di Bandung pada tanggal 16 Februari hingga 5 Maret 1948 barulah Negara Pasundan berhasil dibentuk dengan R.A.A. Wiranatakusumah sebagai Wali Negara.3 Desember 1948, di kota Bondowoso diadakan konferensi untuk mendirikan Negara Jawa Timur. Van der Plas berhasil mengangkat R.T.P Achmad Kusumonegoro sebagai Wali Negara.Sebagai pemersatu negara-negara federal tersebut, Belanda mendirikan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) atau Badan Permusyawaratan Federal, pada tanggal 24 Mei 1948, dengan ketuanya Sultan Hamid II.Republik Indonesia saat itu adalah wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah serta sebagian Sumatra dengan Pjs Presiden Mr. Asaat. Kecilnya wilayah RI adalah akibat Perjanjian Renville (Agustus 1947).Dalam adu kesabaran, orang Indonesia memang lebih unggul. Belanda dengan penuh percaya diri melanggarPerjanjian Renville pada tanggal 19 Desember 1948, pukul 23.30 WIB, melalui pernyataan pejabatnya Dr. Beel. Belanda melancarkan Agresi Militer II. Presiden Soekarno, Moh. Hatta dan beberapa mentri ditawan dan diasingkan.Akhirnya, dengan melancarkan perang gerilya, Indonesia memaksa Belanda ke meja perundingan. Pada 17 April – 7 Mei 1949 diadakanlah Perundingan Roem-Royen. Salah satu point penting dari hasil perundingan ini adalah : Belanda maupun Indonesia akan mengadakan perundingan lebih lanjut dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.KMB inilah yang merupakan sasaran akhir perjuangan saat itu. Pengakuan Kedaulatan RI. Pimpinan delegasi dari Indonesia adalah Drs. Moh. Hatta. Sedangkan Sultan Hamid Algadri II mewakili BFO. Belanda diwakili oleh Mr. van Maarseveen.Sebuah perundingan yang alot. Sumitro Joyohadikusumo salah satu saksi sejarah yang ikut sebagai anggota delegasi saat itu.Akhirnya, sesuai dengan hasil persetujuan KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 berlangsunglah acara Pengakuan Kedaulatan. (Sejarah versi Belanda menyebutnya Penyerahan Kedaulatan… beda gak sih?)Acara di Negeri Belanda : Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees dan Mentri Seberang Lautan Mr. A.M.J.A. Sassen menyampaikan pengakuan Belanda terhadap kedaulatan RI kepada Drs. Moh. Hatta.Acara di Indonesia : bertempat di Jakarta, Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.J.H. Lovink pada hari itu menyerahkan kekuasaaan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang mewakili pemerintah RIS.Jadi, jika bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus, sebenarnya pemerintah Belanda mencibir. Karena mereka mengakui Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember