bagaimana keadaan sosial, lingkungan dan ekonomi 11 negara ASEAN .
wahyu3311
JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia dalam laporannya yang bertajuk East Asia and Pacific Economic Update melaporkan, ekonomi negara-negara besar dan berkembang di ASEAN akan menguat lebih cepat pada 2017 dan 2018. Namun, faktor penyebabnya berbeda-beda.
Filipina akan mendapat keuntungan dari belanja publik yang lebih tinggi untuk infrastruktur, kenaikan investasi swasta, ekpansi kredit dan bertambahnya pemasukan dari luar negeri.
Pertumbuhan ekonomi Filipina akan menguat ke 6,9 persen pada 2017 dan 2018. Subsidi pemerintah yang lebih tinggi serta belanja infrastruktur yang lebih banyak dan kenaikan ekspor akan menaikkan pertumbuhan ekonomi Malaysia menjadi 4,3 persen di 2017.
Adapun pertumbuhan ekonomi Malaysia diprediksi 4,5 persen di tahun 2018. "Di Indonesia, ekspansi kredit dan kenaikan harga minyak akan mendorong perekonomian tumbuh ke 5,2 persen di 2017, naik dari 5 persen di tahun 2016," kata Sudhir Shetty, Ekonom Utama Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Kamis (13/4/2017).
(Baca: Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2 Persen Tahun Ini)
Sementara itu di Vietnam, pertumbuhan akan naik menjadi 6,3 persen. Hal ini seiring dengan sentimen pasar yang positif dan investasi asing langsung yang kuat.
Ekonomi negara-negara yang lebih kecil di kawasan secara umum akan mendapat manfaat dari ketangguhan perekonomian negara tetangga mereka yang lebih besar, serta sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan dari harga komoditas yang lebih tinggi.
Ekonomi Kamboja akan naik menjadi 6,9 persen di tahun 2017 dan 2018, seiring dengan naiknya belanja publik serta ekspansi di bidang pertanian dan pariwisata yang mengimbangi penurunan di bidang konstruksi dan garmen.
Ekonomi Myanmar akan naik ke 6,9 persen di tahun 2017 dan 7,2 persen di tahun 2018, naik dari 6,5 persen di tahun 2016. Ini sejalan dengan kenaikan belanja infrastruktur dan adanya reformasi struktural yang akan memancing investasi asing.
Filipina akan mendapat keuntungan dari belanja publik yang lebih tinggi untuk infrastruktur, kenaikan investasi swasta, ekpansi kredit dan bertambahnya pemasukan dari luar negeri.
Pertumbuhan ekonomi Filipina akan menguat ke 6,9 persen pada 2017 dan 2018. Subsidi pemerintah yang lebih tinggi serta belanja infrastruktur yang lebih banyak dan kenaikan ekspor akan menaikkan pertumbuhan ekonomi Malaysia menjadi 4,3 persen di 2017.
Adapun pertumbuhan ekonomi Malaysia diprediksi 4,5 persen di tahun 2018. "Di Indonesia, ekspansi kredit dan kenaikan harga minyak akan mendorong perekonomian tumbuh ke 5,2 persen di 2017, naik dari 5 persen di tahun 2016," kata Sudhir Shetty, Ekonom Utama Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Kamis (13/4/2017).
(Baca: Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2 Persen Tahun Ini)
Sementara itu di Vietnam, pertumbuhan akan naik menjadi 6,3 persen. Hal ini seiring dengan sentimen pasar yang positif dan investasi asing langsung yang kuat.
Ekonomi negara-negara yang lebih kecil di kawasan secara umum akan mendapat manfaat dari ketangguhan perekonomian negara tetangga mereka yang lebih besar, serta sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan dari harga komoditas yang lebih tinggi.
Ekonomi Kamboja akan naik menjadi 6,9 persen di tahun 2017 dan 2018, seiring dengan naiknya belanja publik serta ekspansi di bidang pertanian dan pariwisata yang mengimbangi penurunan di bidang konstruksi dan garmen.
Ekonomi Myanmar akan naik ke 6,9 persen di tahun 2017 dan 7,2 persen di tahun 2018, naik dari 6,5 persen di tahun 2016. Ini sejalan dengan kenaikan belanja infrastruktur dan adanya reformasi struktural yang akan memancing investasi asing.