•Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setelah ibadah Berbagi. Memang keduanya memiliki hubungan erat. Ibadah shaum bertujuan supaya pelakunya berproses menjadi orang bertakwa (QS al- Baqarah [2]: 183), sedangkan bekal haji yang paling baik adalah takwa (QS al-Baqarah [2]: 197).
Dengan demikian, ketakwaan yang dicapai dari ibadah Berbagi pada bulan Ramadhan dapat dijadikan bekal terbaik, di samping bekal-bekal lainnya, untuk melaksanakan ibadah haji.
Secara umum, takwa sering didefinisikan dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Namun, secara khusus, Alquran menjelaskannya dalam bentuk indikator-indikatornya yang tersebar pada beberapa ayat. Dari sejumlah indikator takwa yang disebutkan Alquran, yang utama dan mendasari indikator-indikator lainnya adalah keimanan.
Kekuatan iman yang diperoleh melalui ibadah shaum akan dapat mengubah cara pandang manusia terhadap dunia dan kehidupan. Orang beriman akan melihat dan merasakan segala sesuatu yang menimpa dirinya sebagai sesuatu yang mengandung kebaikan. Oleh karena itu, ia akan bersabar ketika ditimpa kesulitan dan bersyukur ketika mendapatkan kelapangan.
Hal tersebut digambarkan Nabi SAW, "Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya (yang menimpa dianggap mengandung) kebaikan. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan maka ia bersabar. Itu pun baik baginya." (HR Muslim).
Bersyukur ditandai dengan, pertama, kebiasaan berbagi kebaikan melalui infak, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Berbagi yang paling baik adalah dalam bentuk memberikan harta yang dicintai kepada kaum kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, orang yang meminta-minta, dan pembebasan budak belian. Kedua, mendirikan shalat. Ketiga, menunaikan zakat. Keempat, menunaikan janji (QS al-Baqarah [2]: 1- 5, 177; Ali Imran [3]: 133-134).
SEMOGA MEMBANTU DAN BERMANFAAT JADIKAN JAWABAN TERBAIK YA
•Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setelah ibadah Berbagi. Memang keduanya memiliki hubungan erat. Ibadah shaum bertujuan supaya pelakunya berproses menjadi orang bertakwa (QS al- Baqarah [2]: 183), sedangkan bekal haji yang paling baik adalah takwa (QS al-Baqarah [2]: 197).
Dengan demikian, ketakwaan yang dicapai dari ibadah Berbagi pada bulan Ramadhan dapat dijadikan bekal terbaik, di samping bekal-bekal lainnya, untuk melaksanakan ibadah haji.
Secara umum, takwa sering didefinisikan dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Namun, secara khusus, Alquran menjelaskannya dalam bentuk indikator-indikatornya yang tersebar pada beberapa ayat. Dari sejumlah indikator takwa yang disebutkan Alquran, yang utama dan mendasari indikator-indikator lainnya adalah keimanan.
Kekuatan iman yang diperoleh melalui ibadah shaum akan dapat mengubah cara pandang manusia terhadap dunia dan kehidupan. Orang beriman akan melihat dan merasakan segala sesuatu yang menimpa dirinya sebagai sesuatu yang mengandung kebaikan. Oleh karena itu, ia akan bersabar ketika ditimpa kesulitan dan bersyukur ketika mendapatkan kelapangan.
Hal tersebut digambarkan Nabi SAW, "Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya (yang menimpa dianggap mengandung) kebaikan. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan maka ia bersabar. Itu pun baik baginya." (HR Muslim).
Bersyukur ditandai dengan, pertama, kebiasaan berbagi kebaikan melalui infak, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Berbagi yang paling baik adalah dalam bentuk memberikan harta yang dicintai kepada kaum kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, orang yang meminta-minta, dan pembebasan budak belian. Kedua, mendirikan shalat. Ketiga, menunaikan zakat. Keempat, menunaikan janji (QS al-Baqarah [2]: 1- 5, 177; Ali Imran [3]: 133-134).
SEMOGA MEMBANTU DAN BERMANFAAT
JADIKAN JAWABAN TERBAIK YA