Kategori: Peranan Tokoh nasional dalam Melawan Belanda
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 11.3.7
Kata kunci: hasil, perjuangan, kapiten patimura
Jawaban:
Kapiten patimura memiliki sifat yang ; a.teguh,
b.punya kepribadian dan harga diri di hadapan musuh.
c. selalu optimis.
Hasil perjuangan kapiten patimura:
a. menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa.
b. 16 Mei 1817 = benteng Duurstede direbut oleh Kapitan Pattimura beserta rakyat Saparua.
Semua tentara Belanda yang ada dalam benteng tewas. Begitu juga Residen Van den Berg ikut tewas.
Pembahasan:
Pattimura merupakan keturunan dari bernama Frans Matulessy . Nama ibunya adalah Fransina Tilahoi, Pattimura dilahirkan pada tanggal 8 Juni 1783. Pattimura lahir di Haria di daerah Saparua, Maluku Tengah.
Pattimura merupakan seorang bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang ketika itu diperintah oleh Sultan Abdurrahman atau Sultan Kasimillah.
Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC Pattimura adalah mantan sersan Militer Inggris.
Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetrapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur.
Pemerintahan Inggris berakhir di Maluku sehingga serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan atau berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, dalam realitanya, pemindahan dinas militer ini dipaksakan kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817.
Terjadi perang melawan penjajah Belanda tahun 1817 yang dipimpin oleh Kapiten Pattimura.
Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya.
Pattimura membimbing para raja dan patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa.
Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.
Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha.
Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.
Belanda menangkap Pattimura di daerah Siri Sori. Pattimura dijatuhi hukuman gantung. Sebelum eksekusinya di tiang gantungan, Belanda membujuk Pattimura untuk bekerja sama tetapi ditolak Pattimura.
16 Desember 1817 di depan Benteng Victoria di kota Ambon, Pattimura digantung.
Pattimura merupakan seorang patriot yang berjiwa besar. Pattimuraberjuang hingga titik kematian.(Lt)
Mata pelajaran: IPS Sejarah
Kelas: XI SMA
Kategori: Peranan Tokoh nasional dalam Melawan Belanda
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 11.3.7
Kata kunci: hasil, perjuangan, kapiten patimuraJawaban:
Kapiten patimura memiliki sifat yang ;
a.teguh,
b.punya kepribadian dan harga diri di hadapan musuh.
c. selalu optimis.
Hasil perjuangan kapiten patimura:a. menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa.
b. 16 Mei 1817 = benteng Duurstede direbut oleh Kapitan Pattimura beserta rakyat Saparua.
Semua tentara Belanda yang ada dalam benteng tewas. Begitu juga Residen Van den Berg ikut tewas.
Pembahasan:
Pattimura merupakan keturunan dari bernama Frans Matulessy . Nama ibunya adalah Fransina Tilahoi, Pattimura dilahirkan pada tanggal 8 Juni 1783. Pattimura lahir di Haria di daerah Saparua, Maluku Tengah.
Pattimura merupakan seorang bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang ketika itu diperintah oleh Sultan Abdurrahman atau Sultan Kasimillah.
Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC Pattimura adalah mantan sersan Militer Inggris.
Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetrapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur.
Pemerintahan Inggris berakhir di Maluku sehingga serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan atau berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, dalam realitanya, pemindahan dinas militer ini dipaksakan kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817.
Terjadi perang melawan penjajah Belanda tahun 1817 yang dipimpin oleh Kapiten Pattimura.
Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya.
Pattimura membimbing para raja dan patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa.
Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.
Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha.
Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.
Belanda menangkap Pattimura di daerah Siri Sori. Pattimura dijatuhi hukuman gantung. Sebelum eksekusinya di tiang gantungan, Belanda membujuk Pattimura untuk bekerja sama tetapi ditolak Pattimura.
16 Desember 1817 di depan Benteng Victoria di kota Ambon, Pattimura digantung.
Pattimura merupakan seorang patriot yang berjiwa besar. Pattimuraberjuang hingga titik kematian.(Lt)