Kisah Semut dan Gajah Dahulu kala di sebuah hutan sangat rimba. Hiduplah bermacam-macam binatang, dari yang paling kecil seperti Semut dan binatang yang paling besar seperti Gajah. Gajah sangat angkuh, ia mengakui dirinya paling kuat. Gajah binatang yang disegani di hutan tersebut karena berhasil mengalahkan Harimau si raja hutan. Gajah dengan mudah mengalahkan Harimau, dengan belalainya yang panjang, Harimau diangkat tinggi-tinggi dan dibanting ke tanah. Karena dapat mengalahkan Harimau, Gajah mengaku sebagai penguasa hutan rimba yang baru. Gajah sangat sombong. Karena badannya yang sangat besar, ia berpikir dapat mengalahkan semua binatang. Ia menyepelekan hewan-hewan yang berada di hutan. Karena kesombongan itu, ia tidak disenangi oleh hewan-hewan lainnya. Pada suatu hari, Gajah mengadakan suatu sayembara, siapapun yang dapat mengalahkannya, ia berhak menggantikannya sebagai Raja hutan. Sayembara itu disambut sangat antusias dari berbagai binatang. Terutama binatang buas yang suka memangsa binatang kecil yang tidak berdaya. Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang yang besar seperti. Harimau, Badak, Landak, dan Beruang. Namun, pada saat mereka melihat Gajah, mereka merasa takut untuk melawannya. Semua binatang tidak ada yang berani berhadapan dengan binatang raksasa itu. Melihat tidak ada seekor pun yang dapat mengalahkannya. Kesombongannya pun sangat meningkat. Gajah pun menakut-nakuti hewan lainya dengan menjulurkan belalainya yang panjang di depan semua hewan. Ia merasa paling kuat dan ditakuti semua hewan. Ketika Gajah menunjukan kesombongannya. Tiba-tiba turunlah seekor Semut dari batang pohon. ‘’ Aku ingin mengikuti sayembara ini! Bolehkan aku ikut?’’ Tanya Semut dengan ramah. ‘’ Hei kau hewan kecil! Kau bukan lawanku. Kau akan melawanku yang sebesar ini? Tubuhmu saja tidak ada sebesar ujung ekorku.!’’ Jawabnya sambil tertawa. Mendengar ucapan Gajah, Semut pun merasa kesal. Namun, ia tetap rendah hati. ‘’ Baiklah Gajah, sekarang kau boleh sombong di hadapanku. Namun, kau belum pernah merasakan gigitan ku bukan?’’ jawabnya. Gajah pun mulai marah mendengar yang diucapkan Semut. Ia langsung masuk ke dalam arena pertarungan. ‘’ Majulah hei kau Semut!’’ kata sang Gajah. Dengan gagah berani Semut maju ke dalam arena. Pertempuran terjadi sangat tidak seimbang. Semut diinjak-injak Gajah dengan sangat mudah. Namun, Semut yang cerdik dan berani itu mencari kesempatan. Tanpa Gajah sadari, Semut berhasil naik ke atas punggung Gajah yang besar itu. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh si kecil Semut. Semut tahu kelemahan Gajah terletak pada telinga yang besar dan lebar itu. Perlahan-lahan ia masuk ke lubang telinga Gajah. Semut mulai menggerogoti isi telinga Gajah. Gajah mulai merasa kesakitan. Tubuhnya yang sangat besar itu berguling-guling di atas tanah karena menahan kesakitannya. Gajah berusaha mengeluarkan Semut itu dari telinganya. Namun, usahanya sia-sia. ‘’ Ampun Semut! Aku mengaku bersalah.’’ Teriak Gajah. Hewan besar itu mulai menyerah. Mendengar teriakan Gajah, ia merasa sangat kasihan. Semut keluar dari lubang telinga.
Pertanyaan : 1. Dimanakah latar cerita tersebut? 2. Apa pesan moral yang dapat kita ambil dari cerita tersebut?
No ngasal No copas No ngambil poinnya aja Kalau nggk tau nggk usah dijawab Dijawab dengan baik Thank you
Jawaban:
moral: kita tidak boleh sombong dengan apa yang kita punya
latar cerita:hutan rimba
semoga bermanfaat jadi kan jawaban tercerdas