Sajak pantun adalah jenis puisi tradisional Indonesia yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Rumus sajak pantun adalah sebagai berikut:
Baris pertama (a): 8-12 suku kata
Baris kedua (b): 8-12 suku kata
Baris ketiga (a): 8-12 suku kata (ulangan dari baris pertama)
Baris keempat (b): 8-12 suku kata (ulangan dari baris kedua)
Dalam sajak pantun, baris pertama dan kedua berfungsi sebagai pengantar atau pembuka, sedangkan baris ketiga dan keempat berfungsi sebagai penutup atau rangkuman dari isi pantun tersebut. Setiap baris pantun harus memiliki persajakan akhir yang sama (aa-bb atau ab-ab).
Sajak pantun merupakan bentuk puisi tradisional Melayu yang biasanya terdiri dari empat baris. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata dan memiliki pola sajak A-B-A-B atau A-A-B-B. Berikut ini adalah contoh rumus sajak pantun dengan pola A-B-A-B:
Baris 1: A
Baris 2: A
Baris 3: B
Baris 4: B
Contoh:
Pergi ke pasar beli kain
Kain beli dijual dengan murah
Kalau sudah ditimbang sama rata
Tak usah diragukan lagi harganya
Pada contoh di atas, baris 1 dan 2 (A) berisi kalimat yang memiliki kesamaan bunyi pada akhirannya, sedangkan baris 3 dan 4 (B) memiliki bunyi yang sama pada akhirannya. Pola sajak pantun ini memungkinkan penulis untuk berimajinasi dan bermain dengan kata-kata untuk menciptakan pesan yang terdapat dalam pantun.
Jawaban:
waalaikumsalam. izin jawab ya
Sajak pantun adalah jenis puisi tradisional Indonesia yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Rumus sajak pantun adalah sebagai berikut:
Baris pertama (a): 8-12 suku kata
Baris kedua (b): 8-12 suku kata
Baris ketiga (a): 8-12 suku kata (ulangan dari baris pertama)
Baris keempat (b): 8-12 suku kata (ulangan dari baris kedua)
Dalam sajak pantun, baris pertama dan kedua berfungsi sebagai pengantar atau pembuka, sedangkan baris ketiga dan keempat berfungsi sebagai penutup atau rangkuman dari isi pantun tersebut. Setiap baris pantun harus memiliki persajakan akhir yang sama (aa-bb atau ab-ab).
semoga bermanfaat
Jawaban:
Sajak pantun merupakan bentuk puisi tradisional Melayu yang biasanya terdiri dari empat baris. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata dan memiliki pola sajak A-B-A-B atau A-A-B-B. Berikut ini adalah contoh rumus sajak pantun dengan pola A-B-A-B:
Baris 1: A
Baris 2: A
Baris 3: B
Baris 4: B
Contoh:
Pergi ke pasar beli kain
Kain beli dijual dengan murah
Kalau sudah ditimbang sama rata
Tak usah diragukan lagi harganya
Pada contoh di atas, baris 1 dan 2 (A) berisi kalimat yang memiliki kesamaan bunyi pada akhirannya, sedangkan baris 3 dan 4 (B) memiliki bunyi yang sama pada akhirannya. Pola sajak pantun ini memungkinkan penulis untuk berimajinasi dan bermain dengan kata-kata untuk menciptakan pesan yang terdapat dalam pantun.