Arti penting temuan fosil manusia purba di Jawa adalah....
a. berasal dari segala zaman pleistosen b. diperoleh melalui penggalian sehingga masih berada di tempat aslinya c. ditemukan di permukaan tanah sehingga mudah memperolehnya d. kondisi fosil masih utuh dan lengkap e. penemuan fosil disertai penemuan alat kebudayaannya
Kata kunci: Arti penting, fosil, manusia purba, Jawa
Jawaban:
Arti penting temuan fosil manusia purba di Jawa adalah....
JAWABAN: a. berasal dari segala zaman pleistosen
Pembahasan:
Zaman Pleistosen ialah zaman paling awal dari semua periode prasejarah.Menurut para ahli geologi masa dua juta tahun terakhir sebagai kuaternair yang dibagi menjadi Pleistosen (2 juta–10.000 tahun yang lalu) dan Holosen (10.000 tahun yang lalu hingga sekarang). Pada zaman PLEISTOSEN terjadi beberapa perubahan iklim di seluruh dunia yang dinamakan glasial dan inter-glasial. Selama periode glasial, permukaan laut turun bahkan hingga 100 meter di bawah permukaan laut sekarang.
Perubahan permukaan air laut pada masa glasial berdampak besar terhadap geografi fisik kepulauan Indonesia. Daerah luas Laut Cina Selatan dan Laut Jawa yang dangkal (Dataran Sunda) secara periodik menjadi daratan kering. Iklim (curah hujan dan pola musim) mengalami perubahan hebat selama zaman Kuaternair, begitu pula lingkungan alam (paleogeografi dan vegetasi).
Ketika laut surut, terciptalah jembatan darat antara daratan utama Asia Tenggara dan bagian barat Indonesia. Jembatan-jembatan ini memungkinkan satwa mencapai bagian selatan Nusantara sampai Pulau Jawa. Melalui tahap-tahap zaman Kuaternair pleistosen dan holosen, jenis satwa mamalia di Pulau Jawa. Fosil satwa paling tua, berumur sekitar 1,8 juta tahun, berupa proboskidian (sejenis dengan gajah modern), kuda nil, dan servida (tergolong rusa). Selanjutnya berkembangbiak jenis hewan pemakan tumbuhan dan hewan pemakan daging. Homo Erectus mungkin mencapai Pulau Jawa lebih dari satu juta tahun yang lalu.
Evolusi lingkungan purba dipengaruhi oleh perubahan iklim dan gejala geologis seperti letusan gunung api juga membawa perubahan besar pada bentang darat. Letusan gunung api menyebabkan rusaknya vegetasi yang ada sehingga mengakibatkan terjadinya kolonisasi lereng gunung oleh tanaman perintis. Pada saat yang sama, gempa tektonis yang menyebabkan Pulau Jawa berbentuk seperti sekarang ini juga menimbulkan perubahan besar pada wajah bumi. Akibat surutnya air laut, hutan-hutan bakau dan rawa-rawa luas terbentuk di dataran rendah Jawa, tetapi kemudian hilang diterpa letusan gunung api dan pengikisan.
Pichecanthropus menjadi manusia pertama yang menyeberang ke daerah khatulistiwa menjadi penghuni Pulau Jawa. Evolusi manusia di Jawa berlangsung lebih kurang satu juta tahun. Pichecanthropus menyesuaikan diri terhadap suhu lingkungan yang setiap saat dapat berubah secara drastis.
Daerah Sangiran (JAWA TENGAH) ditetapkan sebagai Cagar Budaya tahun 1977 dan Sangiran dimasukkan UNESCO sebagai warisan dunia pada tahun 1996.
Sangiran merupakan tempat dimana banyak ditemukan fosil purba manusia dan hewankarena posisi Sangiran yang berada di kaki Gunung Lawu, tepatnya di Lereng Barat, menjadi sebuah area transportasi lokal. Kawasan Sangiran dulunya ketika 1,5 juta tahun lalu adalah rawa.
Setelah itu, rawa berganti menjadi hutan terbuka yang terpengaruhi oleh peristiwa letusan gunung berapi. Peristiwa ini diperkirakan terjadi pada 730 ribu tahun lalu. Hutan yang terbentuk kemudian menimbulkan interaksi kehidupan antara manusia dan binatang.(Lt)
Mata pelajaran: IPS Sejarah
Kelas: XI SMA
Kategori: Manusia Purba
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 12.3.4
Kata kunci: Arti penting, fosil, manusia purba, JawaJawaban:
Arti penting temuan fosil manusia purba di Jawa adalah....JAWABAN: a. berasal dari segala zaman pleistosen
Pembahasan:
Zaman Pleistosen ialah zaman paling awal dari semua periode prasejarah.Menurut para ahli geologi masa dua juta tahun terakhir sebagai kuaternair yang dibagi menjadi Pleistosen (2 juta–10.000 tahun yang lalu) dan Holosen (10.000 tahun yang lalu hingga sekarang). Pada zaman PLEISTOSEN terjadi beberapa perubahan iklim di seluruh dunia yang dinamakan glasial dan inter-glasial. Selama periode glasial, permukaan laut turun bahkan hingga 100 meter di bawah permukaan laut sekarang.
Perubahan permukaan air laut pada masa glasial berdampak besar terhadap geografi fisik kepulauan Indonesia. Daerah luas Laut Cina Selatan dan Laut Jawa yang dangkal (Dataran Sunda) secara periodik menjadi daratan kering. Iklim (curah hujan dan pola musim) mengalami perubahan hebat selama zaman Kuaternair, begitu pula lingkungan alam (paleogeografi dan vegetasi).
Ketika laut surut, terciptalah jembatan darat antara daratan utama Asia Tenggara dan bagian barat Indonesia. Jembatan-jembatan ini memungkinkan satwa mencapai bagian selatan Nusantara sampai Pulau Jawa. Melalui tahap-tahap zaman Kuaternair pleistosen dan holosen, jenis satwa mamalia di Pulau Jawa. Fosil satwa paling tua, berumur sekitar 1,8 juta tahun, berupa proboskidian (sejenis dengan gajah modern), kuda nil, dan servida (tergolong rusa). Selanjutnya berkembangbiak jenis hewan pemakan tumbuhan dan hewan pemakan daging. Homo Erectus mungkin mencapai Pulau Jawa lebih dari satu juta tahun yang lalu.
Evolusi lingkungan purba dipengaruhi oleh perubahan iklim dan gejala geologis seperti letusan gunung api juga membawa perubahan besar pada bentang darat. Letusan gunung api menyebabkan rusaknya vegetasi yang ada sehingga mengakibatkan terjadinya kolonisasi lereng gunung oleh
tanaman perintis. Pada saat yang sama, gempa tektonis yang menyebabkan Pulau Jawa berbentuk seperti sekarang ini juga menimbulkan perubahan besar pada wajah bumi. Akibat surutnya air laut, hutan-hutan bakau dan rawa-rawa luas terbentuk di dataran rendah Jawa, tetapi kemudian hilang diterpa letusan gunung api dan pengikisan.
Pichecanthropus menjadi manusia pertama yang menyeberang ke daerah khatulistiwa menjadi penghuni Pulau Jawa. Evolusi manusia di Jawa berlangsung lebih kurang satu juta tahun. Pichecanthropus menyesuaikan diri terhadap suhu lingkungan yang setiap saat dapat berubah secara drastis.
Daerah Sangiran (JAWA TENGAH) ditetapkan sebagai Cagar Budaya tahun 1977 dan Sangiran dimasukkan UNESCO sebagai warisan dunia pada tahun 1996.
Sangiran merupakan tempat dimana banyak ditemukan fosil purba manusia dan hewankarena posisi Sangiran yang berada di kaki Gunung Lawu, tepatnya di Lereng Barat, menjadi sebuah area transportasi lokal. Kawasan Sangiran dulunya ketika 1,5 juta tahun lalu adalah rawa.
Setelah itu, rawa berganti menjadi hutan terbuka yang terpengaruhi oleh peristiwa letusan gunung berapi. Peristiwa ini diperkirakan terjadi pada 730 ribu tahun lalu. Hutan yang terbentuk kemudian menimbulkan interaksi kehidupan antara manusia dan binatang.(Lt)