Arti lagu di bawah ini dan tulis renungan anda dalam bentuk paragraf "Dust In The Wind"
I close my eyes only for a moment, and the moment's gone
All my dreams pass before my eyes, a curiosity
Dust in the wind, all they are is dust in the wind
Same old song, just a drop of water in an endless sea
All we do crumbles to the ground, though we refuse to see
Dust in the wind, all we are is dust in the wind
Now, don't hang on, nothing lasts forever but the earth and sky
It slips away, and all your money won't another minute buy
Dust in the wind, all we are is dust in the wind (all we are is dust in the wind)
Dust in the wind (everything is dust in the wind), everything is dust in the wind (the wind)
Agee
Aku menutup mataku Hanya untuk sesaat dan saat itu telah hilang
Semua mimpi-mimpiku Lewat didepan mataku dengan rasa ingin tahu
Debu dalam angin Kita semua adalah debu dalam angin
Lagu tua yang sama Hanya setetes air di lautan tanpa akhir
Kita semua Remuk menjadi tanah, meski kita menolak untuk melihat
Debu dalam angin Kita semua adalah debu dalam angin
Kini jangan bertahan Tidak ada yang bertahan selamanya kecuali bumi dan langit
Ia akan hilang lenyap Dan semua uangmu tidak akan dapat membeli waktu semenit yang lain
Debu dalam angin Kita semua adalah debu dalam angin (Kita semua adalah debu dalam angin)
Debu dalam angin (Segalanya adalah debu dalam angin) Segalanya adalah debu dalam angin (Dalam angin)
kita hanyalah butiran debu dalam angin..siap diterbangkan kapan saja. Saat mata terpejam , bisa jadi semua kenangan indah, semua mimpi-mimpi indah kita sudah hilang tak kita jumpai lagi, Kalau diibaratkan lautan, bukankah kita tak lebih dari setetes air yang menetes dari ujung jari kita. Bahwa saat kita melakukan banyak hal pun di dunia ini, maka akhirnya semuanya akan tetap sama. Semua dari tanah akan kembali ke tanah, semua berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya Kita ibarat debu, seolah tak bermakna. Seolah tak bermakna karena seandainya kita mengisi seluruh hidup kita dengan kebaikan pun, itu sama sekali belum ada apa-apanya dibandingkan kekuasaanNya yang sungguh tak terbatas. Menjadi "seolah" tak bermakna karena sebenarnya kita punya kesempatan untuk menjadi bermakna. Namun demikian, bisa jadi benar-benar menjadi tanpa makna saat kita tidak mengisi waktu kita di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Setiap detik, setiap menit waktu berlalu... dan semuanya akan kita pertanggung jawabkan nantinya. Untuk setiap menit waktu yang terbuang, bahkan uang kita tak akan mampu membelinya untuk kembali. Semuanya telah berlalu, semuanya telah tercatat di dalam catatanNya Bukankah sangat benar perkataanNya yang mulia, "Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?". Bukankah dengan semua ini seharusnya kita menjadi sadar, bahwa tak ada satupun hal yang ada pada diri kita yang tidak bisa kita syukuri? Mari kita semua saling mendoakan... agar kita semua senantiasa terjaga untuk bersyukur, untuk setiap karunia apapun yang diberikan kepada kita.
0 votes Thanks 1
dwisekar45
e, itu yg renungan buatan kakak / nyari di google? :3
Hanya untuk sesaat dan saat itu telah hilang
Semua mimpi-mimpiku
Lewat didepan mataku dengan rasa ingin tahu
Debu dalam angin
Kita semua adalah debu dalam angin
Lagu tua yang sama
Hanya setetes air di lautan tanpa akhir
Kita semua
Remuk menjadi tanah, meski kita menolak untuk melihat
Debu dalam angin
Kita semua adalah debu dalam angin
Kini jangan bertahan
Tidak ada yang bertahan selamanya kecuali bumi dan langit
Ia akan hilang lenyap
Dan semua uangmu tidak akan dapat membeli waktu semenit yang lain
Debu dalam angin
Kita semua adalah debu dalam angin (Kita semua adalah debu dalam angin)
Debu dalam angin (Segalanya adalah debu dalam angin)
Segalanya adalah debu dalam angin (Dalam angin)
kita hanyalah butiran debu dalam angin..siap diterbangkan kapan saja.
Saat mata terpejam , bisa jadi semua kenangan indah, semua mimpi-mimpi indah kita sudah hilang tak kita jumpai lagi,
Kalau diibaratkan lautan, bukankah kita tak lebih dari setetes air yang menetes dari ujung jari kita. Bahwa saat kita melakukan banyak hal pun di dunia ini, maka akhirnya semuanya akan tetap sama. Semua dari tanah akan kembali ke tanah, semua berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya
Kita ibarat debu, seolah tak bermakna. Seolah tak bermakna karena seandainya kita mengisi seluruh hidup kita dengan kebaikan pun, itu sama sekali belum ada apa-apanya dibandingkan kekuasaanNya yang sungguh tak terbatas. Menjadi "seolah" tak bermakna karena sebenarnya kita punya kesempatan untuk menjadi bermakna. Namun demikian, bisa jadi benar-benar menjadi tanpa makna saat kita tidak mengisi waktu kita di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Setiap detik, setiap menit waktu berlalu... dan semuanya akan kita pertanggung jawabkan nantinya. Untuk setiap menit waktu yang terbuang, bahkan uang kita tak akan mampu membelinya untuk kembali. Semuanya telah berlalu, semuanya telah tercatat di dalam catatanNya
Bukankah sangat benar perkataanNya yang mulia, "Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?". Bukankah dengan semua ini seharusnya kita menjadi sadar, bahwa tak ada satupun hal yang ada pada diri kita yang tidak bisa kita syukuri? Mari kita semua saling mendoakan... agar kita semua senantiasa terjaga untuk bersyukur, untuk setiap karunia apapun yang diberikan kepada kita.