Arin dan mimpinya
Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari Ayah, Ibu dan dengan dua anak perempuan mereka yaitu Arin dan Rati. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dari keluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ayah, ibu, dan adiknya. Tapi sayang ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tingal dan bersekolah dengan bibinya yang tingal sangat jauh dari tempatnya berada. Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orang tuanya supaya setelah lulus SMP ia melanjukan kesekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu di kabulkan oleh ibunya tapi ayahnya sedikit keberatan. “Kenapa kamu pindah Rin ? Apakah ada masalah di sekolahmu sehinga kamu ingin pindah ? “tanya Ayahnya. ”Tidak Yah, Arin igin pindah sekolah karna arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi disekolah lain,”jawab Arin. “lalu bagaimana dengan bibimu, apakah dia setuju dengan keputusan mu itu ?”tanya Ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, aku belum bicara kepada bibi, tapi pasti aku akan mengatakan padanya segera”.
Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk menyekolahkan arin disana. Arin pun bimbang dan ragu. Disatu sisi ia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, disisi lain dia tahu ayahnya tidak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tidak jarang ia menangis. Bibi arin pun menyadari apa yang ari Arin rasakan saat ini.
“Kamu kenapa nak?” tanya bibinya. “saya baik-baik saja bi, saya hanya kelelahan saja ,”jawab Arin. Sebenarnya bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang arin rasakan tetapi dia tak mau menambah beban Arin saat ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, bibi juga akan selalu mendukung apa yang igin kamu lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu,”Nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.
Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di dekat rumah orang tuanya mengadakan lomba pidato dan pemenangnya akan di terima bersekolah disana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato dan akhirnya keluar sebagai pemenangnya. Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan bibinya. Pada awalnya mereka belum menyetujuinya, namun setelah mendapat penjelasan dari Arin, akhirnya permintaanya di perbolehkan oleh orang tua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin karna prestasi-prestasinya. Sekolah tidak mengijinkan Arin pindah ke SMA lain karena ia membawa prestasi cemerlang . Tetapi setelah mendesak kepala pemimpinya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang sekali, ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin berpesan kepada teman-temanya untuk selalu semangat dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakanya.
Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya, Ia berkumpul bersama Ayah,Ibu,dan Adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama
pertanyaan:
1.diparagraf berapa tentang pengenalan situasi cerita dalam cerpen tersebut?
2.diparagraf berapa pengungkapan peristiwa dalam cerpen tersebut?
3.diparagraf berapa menuju konflik dalam cerpen tersebut?
4.diparagraf berapa puncak konflik dalam cerpen tersebut?
mohon dibantu
Cari pedoman ejaan bahasa Indonesia (2015) dan EYD(1972) kemudian bandingkan dengan pedoman ejaan sebelumnya,ejaan lama:ejaan van ophuijsen(1901) ejaan Soewandi/ejaan republik (1946)