Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan bacson, hoa-bihn dan dongson
AlfayedDennitaKEBUDAYAAN BACSON HOABINH Di Lembah Sungai Mekong terdapat dua pusat kebudayaan, yaitu Bacson Hoabinh dan Dongson. Bacson adalah daerah pegunungan, sedangkan Hoabinh adalah daerah dataran rendah. Keduanya terletak tidak jauh dari Teluk Tonkin. Kebudayaan ini oleh Madame Madelene Colani, seorang ahli prasejarah dari Prancis dinamakan kebudayaan Bacson Hoa-Binh. Peradaban mereka pada mulanya adalah peradaban mesolithikum dengan hasil kebudayaannya berupa alat-alat yang baru diasah bagian tajamnya saja. Alat mereka yang terkenal adalah Peble (kapak sumatera), sedangkan manusia pendukungnya dari ras Papua Melanesoide. Baik kebudayaan maupun manusia pendukung kebudayaan ini kemudian berkembang di kepulauan Nusantara. KEBUDAYAAN DONGSON Penelitian terhadap nekara perunggu yang dilakukan oleh F. Heger memperkuat adanya hubungan antara Kepulauan Indonesia dengan peradaban di Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian F. Heger tersebut dapat diklasifikasikan antara nekara tipe lokal dengan nekara tipe yang sama dengan yang terdapat di Asia Tenggara. Adanya kesamaan ini bukan berarti bahwa nekara-nekara itu berasal dari Asia Tenggara, sebab adapula nekara-nekara yang dibuat di Nusantara. Hal ini terbukti dengan ditemukannya beberapa cetakan nekara seperti yang ditemukan di Bali. Penelitian terhadap benda-benda budaya tersebut juga sesuai dengan penelitian bahasa yang dilakukan oleh H.Kern pada tahun 1886.
Di Lembah Sungai Mekong terdapat dua pusat kebudayaan, yaitu Bacson Hoabinh dan Dongson. Bacson adalah daerah pegunungan, sedangkan Hoabinh adalah daerah dataran rendah. Keduanya terletak tidak jauh dari Teluk Tonkin. Kebudayaan ini oleh Madame Madelene Colani, seorang ahli prasejarah dari Prancis dinamakan kebudayaan Bacson Hoa-Binh. Peradaban mereka pada mulanya adalah peradaban mesolithikum dengan hasil kebudayaannya berupa alat-alat yang baru diasah bagian tajamnya saja. Alat mereka yang terkenal adalah Peble (kapak sumatera), sedangkan manusia pendukungnya dari ras Papua Melanesoide. Baik kebudayaan maupun manusia pendukung kebudayaan ini kemudian berkembang di kepulauan Nusantara.
KEBUDAYAAN DONGSON
Penelitian terhadap nekara perunggu yang dilakukan oleh F. Heger memperkuat adanya hubungan antara Kepulauan Indonesia dengan peradaban di Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian F. Heger tersebut dapat diklasifikasikan antara nekara tipe lokal dengan nekara tipe yang sama dengan yang terdapat di Asia Tenggara. Adanya kesamaan ini bukan berarti bahwa nekara-nekara itu berasal dari Asia Tenggara, sebab adapula nekara-nekara yang dibuat di Nusantara. Hal ini terbukti dengan ditemukannya beberapa cetakan nekara seperti yang ditemukan di Bali. Penelitian terhadap benda-benda budaya tersebut juga sesuai dengan penelitian bahasa yang dilakukan oleh H.Kern pada tahun 1886.