Peristiwa di gekbrong telah menyisakan kepenasaran dan kegeraman para pejuang karena belum berhasil mengalahkan pihak sekutu kesempatan untuk menggempur musuh terbuka pada tanggal 2 Desember 1945 di desa Bojongkokosan. Di desa ini terjadi dua kali pertempuran pertama tidak menimbulkan banyak korban tetapi pertempuran kedua, minggu tanggal 9 Desember 1945 merupakan pertempuran yang menggemparkan dunia, pertempuran di Bojongkoksan ini merupakan penghadang tentara sekutu yang dating dari arah Bogor menuju ke Sukabumi dengan kekuatan satu batalayon, adapun maksud konvoi tentara sekutu tersebut adalah sebagai berikut :
* Mengambil interniran (tawanan) Jepang di daerah Sukabumi dan sekitarnya * Memberikan bantuan ke Bandung yang pada saat itu sedang terjadi pergolakan antara pihak pemuda dengan tentara sekutu di Bandung. * Menjagai kelancaran hubungan jalan darat antara Bogor – Sukabumi – Cianjur (Badan Pengelola Monumen Sejarah Peristiwa Bojongkokosan, halp 16)
Desa Bojongkokosan termasuk ke dalam wilayah kecamatan Parungkuda kabupaten sukabumi. Lokasinya merupakan jalan protocol antara sukabumi – bogor, berjarak kuarang lebih 26 Km dari kota Sukabumi arah Bogor.
Ciri khas jalannya adalah berkelok – kelok menyerupai huruf S. jika dilihat dari arah Sukabumi posisinya agak naik dengan kemiringan kira – kira 10%. Di sebelah kanan – kiri jalannya terdapat bukit terjal tingginya kira – kira 15-20 meter dan ditumbuhi tanaman liar mulai dari yang perdu hingga pohon – pohon tinggi. Desa Bojongkokosan pun ditandai juga dengan adanya talang air yang melintas jalan. Talang ini menghubungkan dua bukit yang konon di bangun oleh Belanda jauh sebelum peristiwa Bojongkokosan terjadi.
Tinjauan secara strategis militer kondisi geografis alam demikian memang sangat menunjang dan tepat untuk di jadikan sebagai tempat penghadangan kendaraan yang melintas. Sehubungan dengan itu mudah di mengerti bahwa di daerah tersebut sering terjadi atau sering dilakukan penghadangan – penghadangan tentara musuh. Tercatat beberapa peristiwa penghadangan yang terjadi di Bojongkokosan yaitu :
Pada tanggal 2 Desember 1945 dan 6 Desember 1945 akan tetapi gangguan yang dilakukan oleh barisan rakyat dan TKR hanya berupagangguan kecil yang kurang berarti dan tidak menimbulkan korban jiwa. Dan pada hari minggu tanggal 9 Desember 1945 terjadi peristiwa yang sangat hebat, yaitu penghadangan terhadap konvoi sekutu yang dating dari arah Bogor menuju Sukabumi. Penghadangan ini melibatkan banyak personil baik pihak pejuang maupun pihak sekutu yang melibatkan sekitar satu Batalayon.
Peristiwa Bojongkokosan pada tanggal 9 Desember 1945 adalah awal dari serangan – serangan yang disusun oleh TKR pimpinan Letnan Kolonel Eddie Sukardi. Peristiwa ini kemudian menjadi pemicu awal dalam peristiwa yang kita kenal dengan perang konvoi dan merupakan perang konvoi pertama (The Firs Convoy Battle) tanggal 9 sampai dengan 12 Desember 1945 penghadangan sepanjang 81 Km mulai dari Cigombong (Bogor) sampai Ciranjang (Cianjur) telah mengakibatkan banyak korban dari kedua belah pihak : pihak sekutu : 50 orang meninggal, 100 orang luka berat dan 30 orang menyerah. Koraban di pihak pejuang : 73 orang meninggal sedangkan perang konvoi kedua pada tanggal 10 sampai dengan 14 maret 1946
Peristiwa di gekbrong telah menyisakan kepenasaran dan kegeraman para pejuang karena belum berhasil mengalahkan pihak sekutu kesempatan untuk menggempur musuh terbuka pada tanggal 2 Desember 1945 di desa Bojongkokosan. Di desa ini terjadi dua kali pertempuran pertama tidak menimbulkan banyak korban tetapi pertempuran kedua, minggu tanggal 9 Desember 1945 merupakan pertempuran yang menggemparkan dunia, pertempuran di Bojongkoksan ini merupakan penghadang tentara sekutu yang dating dari arah Bogor menuju ke Sukabumi dengan kekuatan satu batalayon, adapun maksud konvoi tentara sekutu tersebut adalah sebagai berikut :
* Mengambil interniran (tawanan) Jepang di daerah Sukabumi dan sekitarnya
* Memberikan bantuan ke Bandung yang pada saat itu sedang terjadi pergolakan antara pihak pemuda dengan tentara sekutu di Bandung.
* Menjagai kelancaran hubungan jalan darat antara Bogor – Sukabumi – Cianjur (Badan Pengelola Monumen Sejarah Peristiwa Bojongkokosan, halp 16)
Desa Bojongkokosan termasuk ke dalam wilayah kecamatan Parungkuda kabupaten sukabumi. Lokasinya merupakan jalan protocol antara sukabumi – bogor, berjarak kuarang lebih 26 Km dari kota Sukabumi arah Bogor.
Ciri khas jalannya adalah berkelok – kelok menyerupai huruf S. jika dilihat dari arah Sukabumi posisinya agak naik dengan kemiringan kira – kira 10%. Di sebelah kanan – kiri jalannya terdapat bukit terjal tingginya kira – kira 15-20 meter dan ditumbuhi tanaman liar mulai dari yang perdu hingga pohon – pohon tinggi. Desa Bojongkokosan pun ditandai juga dengan adanya talang air yang melintas jalan. Talang ini menghubungkan dua bukit yang konon di bangun oleh Belanda jauh sebelum peristiwa Bojongkokosan terjadi.
Tinjauan secara strategis militer kondisi geografis alam demikian memang sangat menunjang dan tepat untuk di jadikan sebagai tempat penghadangan kendaraan yang melintas. Sehubungan dengan itu mudah di mengerti bahwa di daerah tersebut sering terjadi atau sering dilakukan penghadangan – penghadangan tentara musuh. Tercatat beberapa peristiwa penghadangan yang terjadi di Bojongkokosan yaitu :
Pada tanggal 2 Desember 1945 dan 6 Desember 1945 akan tetapi gangguan yang dilakukan oleh barisan rakyat dan TKR hanya berupagangguan kecil yang kurang berarti dan tidak menimbulkan korban jiwa. Dan pada hari minggu tanggal 9 Desember 1945 terjadi peristiwa yang sangat hebat, yaitu penghadangan terhadap konvoi sekutu yang dating dari arah Bogor menuju Sukabumi. Penghadangan ini melibatkan banyak personil baik pihak pejuang maupun pihak sekutu yang melibatkan sekitar satu Batalayon.
Peristiwa Bojongkokosan pada tanggal 9 Desember 1945 adalah awal dari serangan – serangan yang disusun oleh TKR pimpinan Letnan Kolonel Eddie Sukardi. Peristiwa ini kemudian menjadi pemicu awal dalam peristiwa yang kita kenal dengan perang konvoi dan merupakan perang konvoi pertama (The Firs Convoy Battle) tanggal 9 sampai dengan 12 Desember 1945 penghadangan sepanjang 81 Km mulai dari Cigombong (Bogor) sampai Ciranjang (Cianjur) telah mengakibatkan banyak korban dari kedua belah pihak : pihak sekutu : 50 orang meninggal, 100 orang luka berat dan 30 orang menyerah. Koraban di pihak pejuang : 73 orang meninggal sedangkan perang konvoi kedua pada tanggal 10 sampai dengan 14 maret 1946