Meningkatnya risiko terjadinya retensio plasenta (sebagian atau semua plasenta tertinggal di dalam rahim).Akibatnya kondisi ini bisa terjadi perdarahan postpartum primer dan sekunder (kehilangan darah dalam waktu 24 jam hingga enam minggu setelah melahirkan).
Oligohidramnion (cairan ketuban terlalu sedikit) bila terjadi pada kehamilan usia muda. Kondisi ini akan memnyebabkan infeksi pada janin bahkan kematian janin.
Solusio plasenta (terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan terjadi). Tali pusat janin putus.
Ketika ketuban pecah, kuman dapat bermigrasi ke dalam kantung ketuban hingga menyebabkan infeksi dalam rahim. Gejalanya termasuk suhu tubuh naik, keputihan yang tidak biasa, vagina berbau yang tidak enak, denyut nadi cepat, nyeri di perut bagian bawah, dan detak jantung bayi menjadi lebih cepat dari biasa
Meningkatnya risiko terjadinya retensio plasenta (sebagian atau semua plasenta tertinggal di dalam rahim).Akibatnya kondisi ini bisa terjadi perdarahan postpartum primer dan sekunder (kehilangan darah dalam waktu 24 jam hingga enam minggu setelah melahirkan).
Oligohidramnion (cairan ketuban terlalu sedikit) bila terjadi pada kehamilan usia muda. Kondisi ini akan memnyebabkan infeksi pada janin bahkan kematian janin.
Solusio plasenta (terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan terjadi).
Tali pusat janin putus.
Ketika ketuban pecah, kuman dapat bermigrasi ke dalam kantung ketuban hingga menyebabkan infeksi dalam rahim. Gejalanya termasuk suhu tubuh naik, keputihan yang tidak biasa, vagina berbau yang tidak enak, denyut nadi cepat, nyeri di perut bagian bawah, dan detak jantung bayi menjadi lebih cepat dari biasa
#cmiiw